Bab 21

331 7 0
                                    

"Dah, yuk turun. Udah sampee," Giva membuka sabuk pengamannya

"Aku udah kenyang." Muka gue masih kesel

"Ih? Tadi katanya laper?"

"Ngga jadi."

"Ngga maksa deh.."

Kami berdua turun dan pas gue liat nama restorannya adalah, Restoran Tegal. Ini sejenis warteg, tapi namanya aja lebih moderen. Gue terguir ngeliat menunya dari luar, kayaknya beneran enak deh.

"Oi? Ayo masuk, kok bengong?" Giva mendorong bahu gue

"Iya iyaa," gue masuk mengikuti Giva

Giva mencari tempat duduk diluar, dimana dia bisa ngeliat pemandangan indah tapi bukan buat ngerokok karena dia anti banget sama yang namanya rokok. Awalnya dia emang sempet kecanduan rokok pas awal pacaran sama gue, tapi lama-lama dia berenti karena dia sadar yang namanya kesehatan itu nomor 1.

"Saya pesen nasi sama rendang sama sayur sopnya ya mba, minumnya es teh manis gulanya jangan banyak-banyak," Giva memesan makanannya

"Mbanya pesen apaa?" kata pelayan sambil senyum

"Saya ngga mba, minum aja deh. Es jeruk ada kan?"

"Ada mba. Oke, tunggu sekitar 5-7 menit ya, terimakasih," pelayan pergi sambil membawa menu

"Kamu yakin ngga makan?" Giva meledek

"Ngga,"

"Kamu kenapa sih?"

"Bete."

"Irit banget ngomongnya, udah jatuh tempo ya? Belom bayar token listrik?" Giva melemparkan candaan

Gue diem tapi gue nahan ketawa

"Ketawa aja ketawa, ah" Giva mencolek pipi gue

"Apesi, ngga lucu loo," gue melet

"Eh," Giva melipat kedua tangannya

"Ah eh aja lo, nama gue nama," gue menyinyir

"Lupa, hehehe. Nonton yuk besok?" Giva ngajak gue

"Tapi,,," gue memberi syarat

"Bayarin. Iye tenang, aku bayarin. Mau apa aja aku bayarin, ambil semua yang kamu mau besok, aku yang bayar, hahaha." Giva kesenengan sendiri

Lagi asik ngobrol, makanannya Giva lengkap dengan es teh manis dan es jeruk gue tertera di meja, seger banget siang-siang minum es jeruk. Asem manis. Giva tumben makan ngga nawarin, biasanya nawarin gue dulu.

Gue ngeliatin dia kayaknya makan enak banget, ya ampun,, ngiler banget gue. Tapi gue gengsi buat minta makanannnya... duh. Dia lagi makan aja keren, kalo lo lagi sama dia sekarang, dia makan tuh kayak anak kecil, belepotan sama sana sini, tapi keren aja gitu liatnya.

"Apaan?" Giva menyadarkan kebengongan gue

"Apanya apaan?"

"Kamu ngeliatin aku terus, suka?"

"Iya," senyum "Sama makanannya,bukan sama kamu."

"Nih, buat kamu. Aku kenyang." Ngasih piringnya ke depan muka gue

"Serius?" tangan gue udah mau ngambil piring

"Yakali, pesen aja sana," piringnya ditarik kembali, dan dia melanjutkan makan sambil senyum-senyum setan

"Giva... untung cowo lo. Kalo cewe gue cium!"

Giva senyum-senyum aja daritadi, tapi ngga ngasih makannya.

HipotermiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang