Prolog : Menjadi Berbeda Adalah Kutukan

14.3K 355 22
                                    

Menjadi gay tak ubahnya seperti menjadi iblis yang terkutuk. Kau tak boleh menampilkan diri atau orang-orang akan akan mengutukmu. Ketika kaum heteroseksual bebas mengobrolkan pasangan ideal bagi mereka sambil cekakak-cekikik di muka umum, aku sebagai kaum homoseksual harus memendam dalam-dalam keinginan semacam itu. Hidup sangat sulit bagiku. Masyarakat umum tak memberi tempat untuk kesenangan-kesenanganku dan diriku yang sejati. Aku harus terus menyembunyikan diri hingga suatu saat Tuhan memberiku kesempatan.

Aku yakin Tuhan maha penyayang. Thoh, Dia juga yang menciptakanku seperti ini. Aku tidak pernah merencanakan diri menjadi gay ketika aku kecil. Tahu-tahu saat  dewasa, aku sadar bahwa diriku menyalahi agama yang  kuanut dan orang-orang menganggapku sebagai pendosa.

Memang di antara kaum homoseksual ada yang sangat berani memilih hidup terbuka. Namun beberapa lainnya hanya mampu menutup diri dari dunia luar sambil berpura-pura normal. Aku harus melupakan cita-citaku untuk memiliki pasangan ideal sesuai keinginanku. Aku harus melakukannya agar bisa berbaur bersama masyarakat, tanpa dicurigai, tanpa dipandang sebelah mata dan dijauhi.

Aku pernah menyukai teman satu kosan dan memendamnya dalam-dalam karena menyadari kenyataan bahwa dia seorang hetero. Sejujurnya aku malah belum pernah menemukan satu pun orang yang bernasib sama denganku sejak aku lahir. Hal ini membuatku merasa aku bagai satu-satunya orang yang salah di dunia ini. Aku tahu jumlah kaum homoseksual memang lumayan banyak di beberapa tempat. Tapi aku hanya tahu mereka dari media massa, cerita-cerita orang dan di facebook. Mereka semua bukan orang yang kukenali atau hidup di tempat sekitarku. Mungkin mereka memang ada, tetapi mereka juga bersembunyi, sama sepertiku.

Ngomong-ngomong mengenai teman satu kosan yang kusukai itu, dia sekarang bekerja di Malaysia. Usianya empat tahun lebih muda dariku. Wajahnya bulat kearab-araban dengan jambang rajin tumbuh memenuhi dagu dan pipinya. Dia tipikal anak yang periang. Hampir setiap hari selalu tersenyum dan ramah pada semua orang. Sikapnya tersebut membuatnya disukai banyak orang. Aku kadang kerap Ge-eR ketika dia mendekatiku untuk berbincang-bincang. Dia cukup sering menanyakan berbagai hal mengenai internet dan teknologi. Dan dia selalu mengandalkanku ketika membutuhkan referensi atau memiliki masalah dengan teknologi.

Dia, Ferdinan namanya, memiliki bulu-bulu di tangan dan dadanya. Dan tubuhnya yang atletis, membuatnya kelihatan lebih dewasa dari usia  sebenarnya. Tapi sejujurnya, dia menganggapku seperti seorang kakak. Aku bisa merasakannya dari caranya memperlakukanku. Sementara aku sendiri merasa memiliki role sebagai bottom, sosok yang selalu ingin dimanja dan diperhatikan dan membutuhkan sosok yang lebih dewasa. Hal ini kerap membuatku berpikir bahwa, aku dan Ferdinan tidak akan bisa bersama, karena merasa sama-sama butuh sandaran.

Aku bahkan merasa bahwa Ferdinan tidak akan jatuh cinta kepadaku. Aku tidak bisa membuatnya begitu. Dia seorang muslim yang rajin beribadah dan mengaji. Homoseksual di matanya sudah pasti dia anggap sebagai dosa. Kendati dia tak menaruh curiga, tetapi kupikir dia punya firasat karena aku kerap nervouze bila menjumpainya tak mengenakan baju.

Aku pernah membayangkan bila suatu saat Ferdinan bisa jatuh cinta kepadaku, sebagian dirinya yang lain pasti akan menolak karena iman yang dia pegang. Bahkan bila akhirnya dia bisa dan mau bersamaku, maka adiknya yang perempuan itu tidak akan setuju. Setiap manusia terikat dengan kehidupan pribadinya. Bila kau menyukai seseorang, maka kau harus diterima oleh keluarga dan masyarakat di mana dia hidup.

Bayangkan ini, kau berhasil membuat pria normal jatuh cinta kepadamu. Kau masih harus menghadapi saudara dan keluarganya agar bisa menerima kebersamaan kalian. Jika keluarganya bisa menerima, kau masih harus menghadapi teman-teman dan tetangganya. Bila teman-teman dan tetangganya bisa menerima kebersamaanmu dengannya, kau masih harus menghadapi dunia dan hukum-hukum yang menolaknya. Masalah akan terus muncul bila kau tetap bersamanya. Hal semacam inilah yang membuatku urung dan berusaha melupakan mimpiku untuk memiliki pasangan ideal sesuai keinginanku.

Faustian DateWhere stories live. Discover now