Ratu Balqis

1.6K 38 0
                                    

Ratu balqis adalah seorang ratu negri Saba’, atau Balqis Binti Syurahil. sebuah kerajaan yang besar dan mewah. Tahtanya megah dan berkilauan permata dan berlian. Ratu Balqis ialah ratu pada zaman Nabi Sulaiman A.S. Ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.

Negeri Saba’ aman dan makmur (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur) di masa pemerintahan ratu Balqis. Kerajaan Saba’ berdiri pada abad VIII SM, pengaruh kekuasaannya mencakup Ethiopia dan salah satu negeri yang sangat terkenal ketika itu yaitu Ma’rib dengan bendungan yang sangat besar.
      
Ratu Balqis memiliki keterbukaan pemikiran dan sikap untuk menerima sesuatu yang baru, yang diyakini kebenarannya. Ini merupakan salah satu indikator sebagai pemimpin yang dinamis. Dia juga memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang ideal, seperti berwibawah, jujur, bijaksana, melindungi rakyat, berani dan mampu mengatasi kesulitan, bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, berjiwa besar dan dinamis.

Pengalaman Ratu Balqis menemukan kepercayaan tauhid setelah berdialog dengan realitas yang menunjukkan kemahakuasaan Allah, memantapkan langkahnya untuk mengajak rakyat Saba’ kepada akidah yang benar. Maka, di bawah kepemimpinan ratu Balqis negara Saba’ menjadi negeri yang sangat makmur dan rakyatnya mendapat kesejahteraan lahir batin.

Kisah tentang Ratu Balqis dalam al-Qur’an terkait dengan kisah kerasulan nabi Sulaiman AS putra  nabi Daud. Informasi tentang ratu Balqis yang berkuasa di negeri Saba’ ini diterima nabi Sulaiman, secara tidak diduga sebelumnya dari burung Hudhud. Burung Hudhud ini merupakan bagian dari bala tentara kerajaan nabi Sulaiman. Dikisahkan dalam suatu perjalanan nabi Sulaiman dengan bala tentaranya dan setibanya di tempat tujuan ia mengadakan inspeksi terhadap pasukannya. Ketika memeriksa barisan burung-burung, ia tidak mendapati burung Hudhud. Hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam al-Qur’an:
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata,” Mengapa aku tidak melihat Hudhud, apakah ia termasuk yang tidak hadir? Sesungguhnya aku benar-benar akan menyiksanya dengan siksa yang pedih atau aku benr-benar akan menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan bukti yang terang. QS an-Naml/27: 21

Dalam ayat di atas dinyatakan bahwa setelah memeriksa barisan bala tentaranya namun nabi Sulaiman tidak menemukan burung Hudhud. Lalu ia bertitah,” Sesungguhnya aku benar-benar akan menyiksanya dengan siksa yang pedih atau aku benar-benar akan menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan bukti yang terang”,yakni alasan yang jelas yang dapat diterima. Lalu tak lama berselang datanglah si burung Hudhud. Ia membawa berita yang belum diketahui oleh nabi Sulaiman sebelumnya. Yaitu tentang negeri Saba’ yang diperintah oleh seorang wanita, yang konon bernama Balqis binti Syurahil. Sang ratu dianugerahi segala sesuatunya yang dapat menjadikan kekuasaannya langgeng, kuat dan besar. Misalnya tanah yang subur, penduduk yang taat, kekuatan bersenjata yang tangguh serta pemerintahan yang stabil. Serta ia mempunyai singgasana yang besar sebagai cerminan kehebatan kerajaannya, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah:
Maka tidak lama kemudian lalu(burung Hudhud)berkata, ”Aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari Saba’ suatu berita yang meyakinkan. Sesungguhnya aku menjumpai seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.” QS an-Naml/27: 22-23

Lalu burung Hudhud melanjutkan ceritanya; setelah menjelaskan keunggulan kerajaan Saba’ tersebut secara material, ia kemudian menguraikan kelemahannya secara spritual. Bahwa sang ratu dan kaumnya beribadah dengan menyembah matahari—menyembah selain Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana dalam firman Allah selanjutnya:

“Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah: dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Allah, sehingga mereka tidak mendapat petunjuk. Agar mereka tidak menyembah Allah. Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai arasy yang besar.” QS an-Naml/27: 24-26

Wanita Penghuni SyurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang