1. Please! Dont Go

8.9K 1K 63
                                        

Klik tanda bintang dipojok bawah...

Air mata Jungkook terjatuh tak tertahan manakala ia melihat gelang itu terputus tepat didepan matanya. Tubuhnya membeku, ingin sekali dia meraih tangan Jihyo dan menghentikan aksi gadis itu. Tapi sekujur tubuhnya mematung. Dia menyadari ini juga kesalahannya. Dia yang lebih dulu memutuskan ikatan takdir yang mereka miliki.

Suara pantulan manik mutiara yang bersautan membuat telinganya sakit. Bagai sebuah alunan lagu sedih. Decitan suara itu terdengar menyayat hati. Jungkook melihat perlahan gadis itu melangkah menjauhi dirinya.

Jihyo berjalan membuat jarak pemisah diantara keduanya. Semakin lama semakin jauh. Tubuhnya terlihat makin mengecil dari jangkauan pandangan Jungkook. Bagai terkena sebuah pukulan keras, Jungkook tersadar dari kebekuannya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, dia berlari kearah Jihyo dan memeluk gadis itu dengan erat.

Air matanya mengalir membasahi pundak terbuka Jihyo. Jungkook menyadari, jika gadis ini juga terluka. Terluka dengan semua permasalahan pelik ini.

Jihyo terisak kuat. Mencoba melepas rangkulan tangan Jungkook yang memeluknya erat. Tapi percuma saja. Pemuda itu dengan mudah menahan tubuh mungilnya.

"Ku mohon, jangan pergi."

Bagai sebuah palu yang menghamtam hulu atinya, Jihyo meringis mendengar permintaan Jungkook. Dia sudah mencoba melepaskan pemuda itu, tapi kenapa justru dia yang kini berusaha menahannya. Tidakkah dia sadari jika saat ini Jihyo sangat terluka akan sikap Jungkook?

"Hentikan, ku mohon hentikan Jungkook. Kita sudah selesai, semuanya telah berakhir. Cukup sampai disini. Jangan ada lagi ikatan diantara kita. Itu akan melukai orang yang saat ini berada disampingmu."

Tubuh Jungkook melemas, dia sadar saat ini ada hati lain yang harus dia jaga. Ada hati lain yang menampung benih cinta yang sedang ia pupuk. Hati seorang gadis yang telah menemani harinya saat Jihyo tidak ada. Hati gadis yang kini menjadi kekasihnya. Jungkook berada dalam palung dilema. Antara melepaskan atau memperjuangkan. Ini sungguh menyakitkan.

Jihyo yang menyadari rangkulan Jungkook mengendur memilih untuk berbalik menghadap pemuda itu. Dia menangkupkan kedua telapak tangannya di pipi basah Jungkook. Sambil berlinang air mata gadis itu mencoba menjelaskan keadaan yang terjadi saat ini.

"Jungkook dengarkan aku, sekarang kau sudah tidak sendiri lagi. Keadaannya sudah berbeda. Kau sudah memiliki Tzuyu yang saat ini sangat mencintaimu. Jagalah dia. Jangan pernah kau menyakiti hatinya. Lupakan aku. Aku hanya bagian dari masalalumu."

"Dan membiarkanmu terluka lagi karena aku? Begitu Jihyo?" Jungkook menggeleng pelan. "Tidak, aku tidak ingin itu terjadi."

"Aku sudah terbiasa terluka. Tapi tidak dengan Tzuyu. Gadis itu tidak bersalah dalam hal ini. Jangan kau libatkan dia. Ku mohon Jungkook. Jangan kau buat aku merasa bersalah untuk kedua kalinya."

Gadis itu meremas kuat tuxedo yang dikenakan Jungkook. Dia tidak tahan. Sakit dadanya terasa kembali. Menghantam kuat bagai sebuah bom yang siap meledak. Dia benci kenyataan bahwa dia selalu membuat orang lain terluka. Hatinya terasa di iris. Tidakkah ada kesempatan bagi dirinya untuk membuat hati orang lain tersenyum?

"Ku mohon mengerti aku Jungkook. Jangan buat posisiku menjadi serba salah." Jihyo memukul pelan dada bidang Jungkook. Isakannya makin kuat. Membuat Jungkook merasa teriris mendengarnya.

"Maaf, maafkan aku Jihyo. Maafkan aku yang tak bisa menunggumu lebih lama. Maafkan aku yang mengambil keputusan begitu cepat. Maaf atas...."

Ucapan Jungkook terhenti saat dia merasakan tubuh Jihyo merosot jatuh kebawah. Jungkook segera menahan tubuh mungil itu agar tidak terjatuh.

Spaces Between Us - ENDWhere stories live. Discover now