Lima

5.7K 473 7
                                    

"Jadi.... Kakak tidak mau hal lebih dariku?"

"E-Eh? Apa maksudmu, Jungkook? Aku akan selalu memberimu pelukan yang hangat dan ciuman pipi saat kau akan tidur"

"Bukan itu, maksudku.... Seperti sentuhan yang lebih seksual—" Jungkook terdiam, ia tidak memiliki keberanian untuk melanjutkan kata – kata yang memalukan itu.

"—Aha, kau masih dibawah umur, Jungkook, kita tidak mungkin melakukan itu kan—"

"Jadi kita akan akan melakukan itu kalau aku sudah berumur legal?" Tanya Jungkook tiba – tiba, dan kini mereka beradu pandang, terlihat kilatan semangat di manik coklat milik Jungkook.

"Eh—Ah, umm.." Jimin kebingungan menjawab Jungkook, terlihat ekspresi kecewa dari mata Jungkook ketika sang kakak tidak memberi jawaban pasti.

---------------












"Oh... Kakak menganggapku anak kecil ya, jadi tidak mau melakukan hal lebih..." Gumamnya, tapi terdengar jelas ditelinga Jimin.

"Bukan!" Kedua tangan Jimin mencengkram lengan Jungkook secara reflek, lalu ia buru – buru melepaskan.

"M-Maksudku...Ehem!.....Aku bukan tidak ingin melakukannya, aku hanya..." Dipandangi terus – terusan oleh mata yang membulat itu membuatnya nervous, ia melirik kearah lain.

"Aku tidak bisa melakukannya karena kau adikku Jungkook..."

Jungkook memiringkan kepalanya, ia tarik nafas lalu keluarkan, tangannya mengusap lembut wajahnya Jimin.

"Aku tau kak, maaf kalau aku selalu memaksamu selama ini, tapi aku benar-benar tak bisa menahannya. Aku mencintaimu kak, kau tau itu. Anggap aku orang lain, jangan memandangku sebagai adikmu Jimin. Bisakah?"

"Jungkook —Hmph!"

Bibir Jungkook sudah menempel di bibir Jimin, Jungkook melepaskan ciumannya sebentar. "Maaf, tapi aku tak bisa menahan ini kak" lalu kembali menciuminya lagi.

Jimin tak bisa menahan dirinya lagi, kedua tangannya ia rangkul di leher Jungkook, ia membalas ciumannya dengan menghisap bibir bawah Jungkook dan membuka mulutnya, membiarkan lidah itu bermain.

"Hmngghh..."

Jungkook cukup pandai bermain lidah, entah bakat alami atau belajar sendiri, ia sendiri tidak tau dari mana keahlian ini ia dapatkan, gerakan lidahnya yang meliuk begitu cepat, ia menghisap lidah kecil kakaknya dan mulai menginvasi mulutnya Jimin.

"Hnnghh...J-Jungk-Ahhgh," Suara Jimin terinterupsi dengan lidahnya Jungkook yang menurutnya agak besar, mereka saling bertukar saliva sampai terbentuk benang saliva diantara mereka, ketika tangan Jungkook mulai bermain di bagian bawah Jimin, anak remaja itu merasakan sesuatu yang ganjal pada kakaknya.

"Hmn! Handukku!" Jimin menghentikan make out sessionnya dan berlari mengambil handuk putih yang mengambang jauh.

Jungkook tertawa kecil melihat tingkah kakaknya, lalu matanya auto fokus melihat pantat bulat yang bergoyang diatas permukaan air, Oh, Jungkook tak bisa menahan tangan nakalnya untuk tidak menyentuh.

"Eeekh!!" Jimin terperanjat ketika lengan kekar adiknya menariknya, Jungkook membenamkan wajahnya di tengkuk leher Jimin.

"Diam sebentar saja..." Bisiknya, detak jantung Jimin berpacu cepat, ia bisa merasakan Jungkook yang selama ini menahan sisi buasnya kini mulai lepas tak terkontrol. Tangan kanannya mulai mengelus bongkahan daging yang kenyal dan licin itu, Jimin pun mendesir ketika merasakan cubitan maupun remasan dari adiknya.

"M—Mesum!" Hujatnya, Jungkook langsung menarik Jimin ke dalam pangkuannya.

"Mesum?" Suara berat Jungkook yang berbeda dari biasanya menandakan Jimin berada di dalam zona bahaya.

BROTHERΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα