Wedding Dress

16 3 0
                                    

Entah, sudah yang keberapa kalinya aku keluar masuk dari kamar ganti, mengingat belum satu gaunpun yang pas di tubuhku.
Ingin rasanya aku menyerah pada dua pilihan ku tadi, namun... berkali-kali tante Liza mengatakan bahwa aku tidaklah cocok dengan gaun itu.

"Sesak nafas kalau begini terus."

Aku menggerutu, dan ku harap ini adalah gaun terakhir yang akan menjadi bahan percobaan. aku sudah lelah setelah berjam-jam menghabiskan waktu untuk menemui pemilik jasa WO, membeli Cincin, menyiapkan undangan, dan sekarang? Aku berada di butik Tante Liza utuk Fitthing baju pengantin.

Yang aku rasakan sekarang adalah?
Lelah. sedangkan priaku, dia tengah duduk sembari meng'utak-atik ponselnya sembari sesekali melihat ke arahku.
Aku tengah berdiri sembari menunggu wanita paruh baya itu mengambilkan gaun lagi untuk ku coba.

Hingga dia membawa dua gaun cantik yang satu berwarna Merah maroon, dan satunya berwarna putih bersih dengan hiasan mawar kecil pada bagian dada hingga mata kaki. gaun yang bagus dan tidak terlalu wah. Tante Liza memberikan gaun pertamanya, yaitu gaun merah.

Aku menerimanya dan segera memakaikannya di tubuhku. pas dan sangat nyaman, meski gaun ini tanpa lengan, namun sangat terlihat menawan. entah iya atau tidak, gaun ini benar-benar indah---ditubuhku.
Dengan sedikit mengatur irama detak jantung, aku keluar dari ruang ganti lalu...

"Oh yaTuhan..." seru Tante Liza saat melihat ku di hadapannya. Kemudian Elz menatapku dengan mulut menganga dan mata yang tak biasa. biar ku tebak, dia pasti tengah terkejut. namun entahlah, aku tidak ingin merasa Ge'er.

"Oke ini cocok. nah, ganti dengan yang ini."
Ucap Tante Liza sembari menyodorkan gaun berwarna putih itu padaku. dengan senang hati aku menerimanya dan mulau membawanya menuju ruang ganti.

Dan lagi,
Gaun yang ku pakai ini sangat terlihat unik. meski sedikit berat, namun...
Ini benar-benar indah. aku bersyukur, setelah satu jam lebih aku bolak balik ruang ganti, ternyata... perjuanganku membuahkan hasil. great!

"Dua gaun pengantin yang pas. oke, tinggal menentukan tema yang pas untuk kedua gaun ini." Ucap Tanteku.

"Kita ubah tema dekorasinya?" Tanya Elz pada ku dan tante Liza.

"Yup!"

Aku yang sedikit tidak mengerti pun, hanya mampu menganggukkan kepala meng'iyakan apa yang akan mereka rencanakan. yang pastinya, saat ini otakku sudah lelah, begitupun tubuhku. aku ingin segera kembali kerumah dan segera tidur.
Elz yang semula asik berbincang dengan Tante Liz-pun segera menghampiriku yang sudah mengganti gaunku dengan mini dress yang ku pakai sejak tadi.

"Kamu lelah?" Aku menghela nafas dan mengangguk.

"Kita pulang."

Dia meninggalkan ku dan berpamitan dengan tantenya. ini sangat melelahkan, sangat tidak seperti apa yang ku bayangkan. biasanya, dalam novel yang sering ku baca. menyiapkan perlengkapan pernikahan ternyata tidak seindah yang ada di dalam cerita Fiksi.

"Belanja pesanan untuk adikmu, kita belikan besok saja ya. aku nggak tega lihat kamu kelelahan begitu."

"Iya sayang."

Aku tersenyum untuk membuat dia tidak khawatir yang berlebihan padaku.
Dan hari ini....


Adalah hari yang melelahkan!

😜😜😜😜😜

Siapapun pilihanmu,
Aku hanya mampu berharap,semoga kau bahagia. hari ini, aku tengah mengingat, merindukan. merindukan yang sudah kita lalui saat dulu.
Meskipun pada akhirnya, kau bukanlah jodohku. namun... setidaknya aku pernah merasa bahagia memilikimu.

Salam manis

Irghiawan Listiono.

Apakah ada yang penasaran dengan...
Bagaimana kelanjutan perjalanan kisah cinta Luna, Elz, dan Irghi? Terus ikuti cerita ini ya reads.
Thank you so mouch.
😚😚😚

Dia kekasihku (ELZUNA)Where stories live. Discover now