[20.5]

4.7K 676 154
                                    

Part ini sangat unfaedah, ooc, bahasa gawl, receh, dan gajelas. Aing lagi males nulis serius, wks.

•••
What if, they play basket together?

"Baik! Waktu sudah habis! Segera persiapkan diri untuk memulai mini gamenya!"

Decakan kesal terdengar keluar dari bibir. Kenapa lima belas menit terasa cepat sekali? Baru sempat Bokuto hendak bertanya, kau lebih dulu menoleh lalu berjalan menghampiri kakakmu karena Kise yang berteriak sambil melambaikan tangannya. "Gomen, senpai. Aku duluan," katamu lalu berlalu. Rambut yang terikat ikut bergoyang sesuai gerakan kepala.

Aura suram kembali menyelimuti, baru saja Bokuto sembuh dari mood swingnya dan ia sudah mulai menyendu lagi. Akaashi, ia sangat dibutuhkan saat ini. Manik Kuroo bergerak mencari keberadaan Akaashi, sial, sudah tidak ada waktu lagi. Jadi yang bisa Kuroo lakukan sekarang hanya menepuk bahu Bokuto pelan. "Tak ada waktu untuk bersedih." Bokuto menoleh dengan pandangan menyedihkannya, menatap Kuroo yang memberikan cengiran.

"Hee, baiklah," katanya masih tertunduk lesu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hee, baiklah," katanya masih tertunduk lesu. Dengan langkah gontai, Bokuto berjalan mengekori Kuroo menuju kembali ke lapangan. Dari ujung lapangan, kau berlari kecil menghampiri Bokuto. "Bokuto-senpai, kau tadi mau bicara apa? Ah iya, ini. Kubagi camilanku padamu," katamu sambil mengulurkan sebungkus maibou yang tadi juga kau bagi pada Murasakibara, tentunya.

Wajah Bokuto mencerah, Kuroo mendecih lalu menggembungkan pipi melihat pemandangan di hadapannya.

"Baiklah, cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah, cepat. Game sudah mau dimulai," ujarnya tanpa menoleh. Kau mengernyitkan dahi heran sementara Bokuto terlalu sibuk dengan sebungkus maibou barunya.

'Ah, dia pasti kesal,' pikir tim voli Nekoma yang melihat kelakuan Kuroo, yang sangat tidak biasa.

Aomine mengeluarkan bola basket yang dibawanya, bola itu masih terlihat baru. Ia melakukan pemanasan kecil dengan Kise sebagai lawan tanding. Dengan gesit, Aomine melewati Kise, Kise tampaknya tak ingin kalah dari Aomine. Ia menyusul Aomine cepat, namun sayang hal itu tak menghentikan bola yang mulus memasuki ring dari arah belakang. "Kau masih payah, Kise," kata Aomine memasang seringai remehnya.

HIDE AND SEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang