Scene 3

53 7 17
                                    

"Kembalilah Hyera, eomma mohon"

"Eomma ini baru beberapa bulan"

"Tapi kau tak pernah datang kesini sama sekali"

"Bukankah appa yang melarangku?"

"Maka dari itu sudahi saja semua ini. Jika kau ingin study disana kami perbolehkan. Tapi tinggallah bersama kami lagi"

"Aku ingin mandiri eomma"

"Kau sudah mandiri daripada Seunggi"

"Eomma jangan begitu. Oppa sangat hebat di mataku. Dia yang selalu memperhatikanku lebih daripada yang lain"

"Eomma juga memperhatikanmu Hyera"

"Eomma mian, aku juga rindu padamu tapi aku harus kuliah setelah ini. Nanti kita sambung lagi"

"Kamu selalu saja seperti itu. Awas jika nanti tidak diangkat lagi"

"Nde eomma, saranghae"

Tak habis pikir dengan eomma. Selalu saja cerewet jika telpon. Aku segera menuju kampus untuk jam kuliah hari ini. Dan yang menjadi kewajibanku sekarang adalah bagaimana caranya aku menghindari 'Jeon Jungkook'. Sangat sulit untuk tak terlihat olehnya. Karena dia sudah tau tempat-tempat yang sering kutuju. Kali ini aku harus ekstra hati-hati,

Kelas diakhiri dengan sebuah tugas kembali dari Park ssaem. Aku menghembuskan nafas kasar. Aku takut jika aku ke perpustakaan maka aku akan bertemu dengan Jungkook. Tapi mengapa aku harus takut? Harusnya aku biasa saja. Memangnya dia siapa? Baiklah, aku akan bersikap seperti awal bertemu. Ya, menganggapnya tak ada adalah hal yang terbaik.

Kaki yang harusnya menuju perpustakaan terhenti karena kehebohan dalam kampus. Aku yang tak kuat dengan rasa penasaran mendekat untuk mengetahui hiruk pikuk disana. Semua yeoja berkata bahwa ada namja yang tampan di kampus. Mahasiswa baru kah? Aku juga tidak tahu. Kurasa itu bukan hal penting. Lebih baik aku pergi.

"Hyeeraaaa..."

Aku kaget ada seseorang yang memanggil namaku.

"Op..pa?", bukankah itu oppa? Mengapa dia disini? Astaga pantas saja ramai. Kuakui oppa memang tampan. Bahkan kenalan appa banyak yang ingin dijodohkan dengannya. Senyum selalu menghiasi wajahnya. Dia menghampiriku. Alhasil, banyak mata memandangku. Sungguh aku benci situasi ini. Risih.

"Apa kau terkejut?", tanya oppa.

"Apa yang oppa lakukan disini?", jawabku dengan wajah masam.

"Jangan marah, eomma cerewet tentangmu"

"Lalu?", tanyaku.

"Aku disuruh eomma menjadi dosen disini. Untuk mengamatimu. Bahkan aku senang karena seluruh pekerjaanku diambil alih oleh orang suruhan appa"

"Appa setuju?"

"Iyaa, tenang saja aku tidak akan bilang jika kita bersaudara", jawab oppa sambil memperlihatkan smirk nya.

"Tapi perbuatanmu ini malah membuat banyak pertanyaan bagi para yeoja. Pergi lah", kusingkirkan tangannya di bahuku.

Aku pergi darisana. Kudengar oppa tertawa cekikikan. Hal yang menyebalkan mulai datang. Kini orang-orang menyapaku dengan senyuman. Kenapa setiap orang seperti ini. Melakukan suatu tindakan karena ada kemauan terselubung. Oppa benar-benar merusak ketenanganku.

-When I Can be Happy- {FF Jungkook}Where stories live. Discover now