"Sebentar lagi, aku ingin tau apakah mereka menyambut beberapa barang yang ku kirim kemari atau mereka mengabaikannya? Jika mereka tetap tidak bergeming, aku akan mengerahkan seluruh pasukan Blank Space ku kemari, akan ku hancurkan lembah ini tak tersisa." Kata Demian dengan datar tapi cukup membuat bulu kuduk merinding. Sosoknya yang sekarang ini sangat berbanding terbalik dengan Demian yang suka mencibir, ia terlihat lebih menyeramkan.

Genio mendesah, mengacak rambutnya frustasi dan Mina terus menangis dalam diam. Memandangi saudarinya yang semakin memucat dan sosok Xeno yang juga hampir sama dengan Sinb.

"Sinb...." Suara itu, mereka segera menoleh dan mendapati Jennie berjalan masuk dengan terengah.

"Kau baik-baik saja?" Mina berlari memeluk Jennie dan gadis itu mengangguk.

"Ini..." Jennie menyodorkan botol yang Axel berikan tadi. Demian mengkirutkan keningnya merasa bingung. Genio segera meraihnya dan meneliti botol tersebut.

"Apa ini Putri Lexia?" Genio bertanya.

"Penawar yang Axel berikan." Jawab Jennie.

"Apa syarat yang ia berikan?" Demian yang selalu menduga dengan cepat.

Jennie mendesah sebelum menjawabnya. "Menjadi kekasihnya."

Jawaban Jennie jelas membuat semuannya tercengang. Jika saja Sinb tidak pingsan, mungkin ia akan mengomeli Jennie atau mengumpati Axel yang terkesan tak masuk akal itu.

"Brengsek! Jadi ia membuat nyawa orang lain sebagai taruhan hanya untuk sebuah lelucon seperti ini?" Demian marah, ia tidak menyangka selain licik, Axel juga kejam.

"Bagaimana kita memasukkan penawar ini?" Tanya Genio, yang melihat keduanya saling memejamkan mata.

Demian segera menarik botol itu dari Genio, meminum sedikit dan ia bergegas mendekati wajah Sinb.

"Hei, apa yang kau lakukan?" Protes Jennie, Mina dan Genio hanya memandanganginya dengan binung. Demian hanya menatap Jennie tajam sebelum melanjutkan aksinya lagi. Ia memegangi wajah Sinb dan membukanya sedikit kemudian menempelkan bibirnya, memberikan cairan penawar itu lewat mulutnya. Semua menganga tak percaya tapi nyatanya cari seperti itulah yang paling efektif.

Demian segera menarik dirinya saat ia merasa cairan itu sudah masuk sepenuhnya pada mulut Sinb, Demian merasakan bergerakan tubuh Sinb. Nampak menggeliat dan mulai membuka matanya berlahan.

"Sinb..." Panggil Jennie yang segera memeluk tubuh lemah itu. Mina terlihat senang melihat Sinb kembali sadar dan Genio masih shock dengan aksi Demian yang entah mengapa, membuat dirinya kesal. Demian memandangi Sinb dengan pandangan yang sulit untuk dimengerti.

"Lalu siapa yang akan melakukan itu kepada Xeno?" Jennie tiba-tiba teringat pada lelaki itu dan memandangi tubuh Xeno yang masih tak sadarkan diri. Sinb yang masih lemas, membaringkan tubuhnya kembali dibantu oleh Demian sementara Jennie dan Mina memandangi Genio.

"Kau bisa melakukannya Genio?" Tanya Mina dan Genio tersenyum sambil menggeleng.

"Aku tidak bisa." Jawabnya dan harapan terakhir adalah Demian. Merasa diperhatikan? Demian segera memandangi mereka.

"Kau saja putri Sieera." Jelas ketiga gadis itu terkejut.

"Kenapa kau memberikan perintah tidak masuk akal seperti itu?" Protes Sinb yang masih lemah.

"Eh, perlu kau tau! Cara tidak masuk akal itu telah menyelamatkanmu." Kesal Demian yang menimbulkan semburat merah di kedua pipi Sinb. Ia memang merasakan bibir Demian yang lembut menempel pada bibirnya.

"Aku tau itu pertolongan tapi selama ini aku tidak pernah membiarkan siapapun untuk menyentuh bibirku!" Kesal Sinb yang membuat Demian tertawa.

"Ah, jadi aku yang pertama?" Goda Demian dengan senyum menyebalkannya dan Sinb terdiam.

THE WAR GALAXYWhere stories live. Discover now