Tujuh

43 7 3
                                    

Ares menatap langit-langit kamarnya. Dia memikirkan ucapan Jo tadi di sekolah tentang fakta bahwa beberapa bulan terakhir ini dia 'mendekati' Rachel. Bahkan Jo sampai bertanya ada apa dengannya. Dia memang merasakan ada perubahan semenjak Rachel datang dalam kehidupannya.

Dia hanya merasa Rachel pernah ada di hidupnya. Maksudnya Ares merasa pernah mengenal Rachel sebelumnya. Hanya saja dia tidak yakin, dia harus memastikan lagi. Ares meraih ponsel di nakas samping ranjang. Dia mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Chela 🐥

MALEM, CHELA 😊

Ares menatap ponselnya. Lama juga Rachel membalas pesannya. Sudah setengah jam berlalu, tapi belum ada notifikasi dari gadis itu. Ares tersenyum. Baik. Kalau Rachel tidak mau membalasnya, maka Ares akan membuat gadis itu mau tidak mau membalasnya. Meskipun hanya untuk mengomelinya hehehe.

Chela🐥

RACHELA

ADISHREE

MAHAVIRA

NYAUT, MBA

RACHEL

CHELA

OKE, GUA BOOM CHAT

SIAP-SIAP

H3H3H3

Sakit jiwa

EH DIBALES

SENENGNYA HATI ARES

H3H3H3

Y

YA AMPUN, CHELA

IRIT BANGET NAPASNYA

EH

BALESNYA

Rachel menatap ponselnya. Ini cowok pasti udah sakit jiwa. Dan Rachel lebih sakit jiwa karena meladeni orang gila. Bodo ah, pikirnya. Baru saja mau dia matikan ponselnya, tiba-tiba bergetar. Rachel langsung swipe layar ponselnya untuk menjawab panggilan itu.

"Halo?"

"Malam, Chela"

Mata Rachel membulat. Dia sampai bangun dari posisi tidurnya. Ini Ares gila apa gimana? Buru-buru dia matikan panggilan Ares saat cowok itu tiba-tiba berteriak.

"JANGAN DIMATIIN DULU, PLIS!"

Rachel sampai berjengkit kaget dibuatnya. Kurang ajar dasar Ares.

"Apa?"

"Denger cerita gua dulu ya?"

"Gak, gue matiin sekarang"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 12, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FIXEDWhere stories live. Discover now