Dua

50 5 2
                                    

Rachel menatap bangunan di hadapannya malas. Ya tuhan, kenapa gak sekalian home schooling aja sih? Daripada harus sekolah di tempat kaya gini. Terima kasih Rachel ucapkan pada Om Wono, rekan bisnis Ayah yang dengan hebatnya menipu Ayah. Apa dia gak mikir kalau Ayahnya punya keluarga yang harus dinafkahi? Pengen mutilasi orangnya aja Rachel.

"Maafin, Ibu ya, nak, Ibu tahu ini bukan kamu banget! Tapi Ibu harap kamu bisa adaptasi sama keadaan kita sekarang"

Rachel menatap Ibunya penuh sayang. Ini Ibunya. Akshita Wardhani. Bukan Ibu kandung Rachel, sama halnya dengan Ayah nya. Tuan Mahavira. Rachel anak angkat keluarga Mahavira sejak 10 tahun lalu, tepat di usianya yang ke 5 tahun. Memang gak semua anggota keluarganya menyukai dia. Itu hal yang wajar bukan? Apa lo bakal diam aja kalau rumah lo kedatangan orang asing yang kemudian jadi keluarga lo tanpa sepengetahuan lo?.

"It's okay, bu, ini gak jelek-jelek amat kok"

Jujur, Rachel memang amat sangat tidak menyukai SMA ini. SMA Langit. Jauh sekali kalau dibandingkan dengan SMA Rachel dulu di Bandung. Gak ada AC di kelasnya, kantin macam kantin pasar, parkiran yang minimalis (re: sempit pake banget), gak ada ruang ganti khusus, dsb. Tapi Rachel tau diri, dia gak mungkin minta aneh-aneh ke orangtua nya. Dia harus tetap jadi Rachela Adishree Mahavira yang manis dan baik bagi mereka.

"Makasih ya, nak, Ibu bangga sekali sama kamu, Chela"

"Apa deh, bu! Biasa aja kelles hehehe"

Sekali lagi, ditatapnya SMA ini. Dia harus mampu bertahan di tempat ini selama 2 tahun ke depan. Kalau perlu 1 tahun! Semoga aja dia dapat program akselerasi kayak di SMP dan SD nya dulu.

"Tuhan, semoga Rachel kuat di sarang penyamun ini..", batinnya.

🐭🐹🐭🐹

"Ck, sial amat sih! UDAH ditutup aja gerbangnya! Herman gua".

Perkenalkan. Cowok yang barusan ngedumel adalah Ares. Sesuai nama, dewa perang Yunani, dia memang doyan banget yang namanya keributan. Semacam tawuran, berantem, track-trackan, dan sebangsanya. Sekarang, dia menjalani prioritasnya hampir di setiap pagi.

TELAT!

Ares melempar tasnya tinggi-tinggi.

Buk!

Bagus, tas nya mendarat dengan sempurnya. Kini tinggal si empunya. Diambil ancang-ancang cukup lama untuk kemudian melompati tembok.

Brugh!

Ares menepuk-nepuk seragamnya lalu berbalik. Jantungnya hampir loncat begitu melihat seorang lelaki paruh baya di belakangnya yang sudah siap dengan penggaris kayu tebal di tangannya. Kumis melintang dan kaca mata melorot menambah kesan horor padanya. Ares mengutuki dirinya
Sendiri. Bisa-bisanya dia ketangkep setengah basah sama Pak Sung.

"Pak, ada cicak tuh!", Ares berusaha menipu.

Pak Sung malah tambah horor menatapnya. Merasa gagal, Ares hanya cengar-cengir. Besok-besok Ares harus cari cara buat mengalihkan fokus orang ini. Nasibnya gak semujur biasanya, kayaknya bakal ada kejadian aneh.

"Sekarang, kamu ikut bapak ke ruang BP! Biar tau rasa kamu, Ares!"

"Aduduh, sakit nih, pak! Pelan aja jewernya ya? Bisa luntur kegantengannya saya kalo kuping saya panjang sebelah gara-gara bapak jewer begini!"

"Kamu tuh ya? Jalan buruan!"

Cklek.

Rachel menoleh. Matanya beradu dengan Ares. Rachel memasang wajah datar, Ares menatapnya bingung. Bu Fatma geleng-geleng kepala melihat anak didiknya satu ini. Ares malah cengar-cengir ke Bu Fatma.

"Assalamu'alaikum, met pagi, Bu Fat!", sapa Ares manis.

"Ares Sadewa, kamu gak punya alarm ya? Heran Ibu sama kamu! Telat terus datang nya!"

"Iih, Ibu, kalo orang salam itu wajib hukumnya buat jawab! Ya kan, cantik?"

Rachel diam. Ini cowok sok deket banget sama dia. Ares malah tersenyum padanya. Ares yakin cewek ini anak baru. Pasalnya Ares belum pernah melihat gadis ini. Bu Fat memukul lengan Ares dengan buku yang cukup tebal, membuat Ares meringis kaget.

"Ih,Ibu! Boro-boro salam saya di jawab, malah digeprek sayanya, emang saya ayam apa?"

"Lakuin hukuman biasa kalo kamu gak mau ibu lapor!"

"Lapor? Ke siapa, bu?"

"ARES SADEWA!"

🐭🐹🐭🐹

Rachel tak sengaja melihat Ares saat dia berjalan bersama Bu Fat menuju kelasnya. Cowok itu tengah berlari dengan kaus abu-abu yang sudah basah setengahnya oleh keringat.

"Kenapa, Rachel?"

Rachel agak tersadar.

"Ah, enggak apa kok, bu! Saya gak sengaja liat si gares hehehe"

Bu Fat tertawa mendengarnya, membuat Ares menoleh sejenak. Ada gadis cantik tadi yang dia temui di ruang BP. Ares memasang telinga, mencoba mendengar percakapan dua orang itu.

"Namanya Ares, Rachel, bukan gares hahaha"

Ares mendengus. Sialan. Ternyata cewek cantik itu bolot. Masa nama Ares disangka gares? Emang dia rakus apa?.

"Sial amat itu cewek! Untung cantik"

Mata Ares masih mengikuti kedua orang itu. Sepertinya Ares tahu kemana perginya. Senyum muncul di bibirnya. Bukan senyum yang baik pastinya.

"Mari kita kenalan~"

Ares mengambil barang-barang nya yang tergeletak di pinggir lapangan lalu menyusul Bu Fat dan Rachel secara perlahan supaya tidak ketauan.

.
.
.
.
.
.

Hula semuaaa 🙌🙌🙌!!!
Hari ini lagi mood update banyak part H3H3H3. Mumpung udah di draft jadi tinggal di edit-edit terus publish deh!
Gimana?? Sudah ada twistnya? Ini jauh lebih seru buat ditulis secara pribadi menurut aku dibanding "KAPAN?".
Selamat menikmati cerita Ares dan Rachel!! 💓💓💓

Istri Sehun💋

FIXEDWhere stories live. Discover now