Tiga

34 6 0
                                    

Murid kelas XI IPS-3 heboh saat melihat Rachel. Bagaimana tidak? Paras cantiknya bisa mengalihkan fokus orang, terutama cowok-cowok yang sibuk bersiul seakan Rachel adalah Burung Dara. Gadis itu risih sebenarnya, hanya saja dia gak mau imagenya di hari pertama kedatangannya hancur. Jadi dia memilih pasang ekspresi innocent.

"Pagi semua!", sapa Rachel ceria

"PAGII!!", sahut anak-anak keras.

"Nama saya Rachela Adishree Mahavira, saya pindahan dari SMA JAUVIER Bandung! Saya harap kita bisa berteman, terima kasih"

Suara sumbang yang menggoda Rachel terdengar. Mulai dari yang meminta nomer telepon, FB, Line, Bahkan alamat rumah. Rachel sudah muak begini. Entah kenapa dia merasa anak laki-laki disini norak. Apa mereka belum pernah melihat Kendall Jenner atau Barbara Palvin?.

Cklek.

Fokus sementara teralihkan. Semua mata tertuju ke arah pintu. Rachel yang melihat itu ikut melihat ke arah yang dimaksud. Mata nya melebar sedikit. Ares? Jadi anak itu sekelas dengannya? Astaghfirullah. Benar-benar keberuntungan buatnya. Habis ini dia harus tumpengan kayaknya.

"Siapa?", tiba-tiba Ares bertanya seperti itu padanya.

"Ha?"

Rachel bingung, kenapa laki-laki itu bertanya padanya dengan pertanyaan tidak jelas.

"Ho!"

Tawa anak anak berderai mendengarnya. Rachel menatap Ares agak sebal. Apasih maunya orang satu ini? Ares malah tersenyum padanya. Rachel memilih untuk membuang pandangan ke Bu Ratna, guru Ekonomi yang sedang mengajar.

"Maaf, Bu, apa saya sudah boleh duduk?"

Bu Ratna mengangguk sambil tersenyum ramah pada Rachel.

"Boleh, nak, kamu duduk di baris ketiga shaf ketiga ya? Itu di samping Venus"

Rachel menatap seorang gadis yang melambai sekilas padanya. Disenyumi gadis itu. Kelihatannya baik. Rachel berterima kasih pada gurunya itu lalu menuju tempat duduknya.

Ares melongo karena dicuekin oleh Rachel. Bagaimana bisa dirinya dilalui begitu saja? Ini cewek benar-benar hebat. Ares pantang menyerah, dia mengikuti Rachel. Bahkan saat gadis itu sudah duduk pun Ares masih berdiri di samping Rachel dengan senyum.

Venus yang risih menyenggol-nyenggol lengan Rachel supaya melihat Ares. Tapi Rachel menolak, dia tetap diam. Malas meladeni makhluk jadi-jadian kayak Ares pikirnya.

"Ares Sadewa!"

Ares mendongak, menatap Bu Ratna yang memanggil barusan.

"Ya, bu? Kenapa? Ada apa?"

Beberapa anak terkikik.

"Kamu mau keluar apa enggak?"

Ares nyengir, "Kalau saya jawab enggak, Ibu mau?"

"Apa?"

Ares menghela napas, "kalau saya jawab engga mau keluar,emang Ibu mau keluar gantiin saya?"

"ARES!"

"Ih, Ibu, saya kan cuma jawab pertanyaan Ibu"

Lagi, anak anak terkikik.

"Keluar, Ares! Kamu kan anak IPA, ngapain juga di kelas IPS? Memang kelasmu gak ada gurunya?", tanya Bu Ratna heran.

Ares mengendikkan bahu, "entah, Bu, belom liat ada guru apa enggaknya".

Bu Ratna geleng-geleng kepala melihat Ares. Anak itu memang gak pernah berubah dari dulu. Selalu saja membuat migrain. Dihampirinya Ares. Bu Ratna memandang Ares.

"Sudah sana kamu balik ke kelas, kamu mengganggu konsentrasi teman-teman kamu tau?"

"Saya cuma mau tau nama dia doang kok, Bu, abis itu saya pergi deh! Janji, Bu!"

Bu Ratna menatap Rachel yang juga bingung. Seluruh mata juga menatap Rachel. Rachel menghela napas panjang. Ini cowok kenapa ya? Ganggu Rachel aja dari tadi. Sebel juga lama-lama. Ditatapnya balik Ares yang sudah menatapnya dengan cengiran khas.

"Apa lo bilang tadi?"

"Siapa nama lo?"

Rachel Mendengus pelan.

"Buat apa lo tau? Mending lo balik ke alam lo sana gih"

Anak-anak terkekeh mendengar ucapan sarkas Rachel barusan. Ares masih nyengir.

"Lucu menurut lo?"

"Iya, lo lucu menurut gua".

Rachel Mendengus mendengar gombalan Ares itu.

Set.

Rachel dan semua mata di kelas itu memandang Ares kaget. Ares menggenggam tangan kanan Rachel tiba-tiba. Masih dengan senyum, dia bilang,

"Nama gua, Ares Sadewa"

Rachel diam. Dia berusaha menenangkan diri lalu menatap Ares datar. Dia harus mengatakan namanya kalau tidak mau Cowok ini disini terus.

"Nama gue Rachel, puas? Sana pergi"

Ares nyengir lalu mencium punggung tangan kanan Bu Ratna kemudian pergi dari kelas Rachel. Bu Ratna dan yang lain hanya melongo melihat tingkah aneh cowok itu. Tapi, cowok itu balik lagi untuk memberikan secarik kertas abu-abu pada Rachel.

"Jangan lupa dibaca, oke?"

Rachel mendengus. Disurukkannnya kertas itu ke kolong meja nya. Dia gak peduli.

"Bodo amat, gue gak perduli!".

.
.
.
.
.
.
.

Annyeong, kawan!!! 🙌🙌🙌🙌
Malam ini Aku udah update 3 bab!!!
Senangnya bisa update banyak bab H3H3H3
Oiyaa, jangan lupa buat vomment cerita ini ya? Itu sebuah support berharga bagi setiap penulis 💕
Masih banyak twist dan cheesy yang udah aku siapin buat cerita Ares dan Rachel ini, tenang aja semuaah hehehe

Istri Sehun💖💖💖

FIXEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang