{2} SELERA YANG SAMA

335 59 24
                                    

Hari ini begitu membosankan, pria yang memiliki tinggi 170 cm dengan kemeja polos hitam dari tadi hanya memandang layar monitor dan menekan-nekan tombol keyboard laptopnya, ditambah lagi diluar sedang hujan.

Galih Dawala pria malang yang baru saja di tinggal pergi oleh pacarnya satu tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan pesawat. Dan hal yang diluar dari kata "biasa" untuk pria ini ialah "pacarnya juga seorang pria."

Dalam diam dan kesendiriannya itu hanya akan membuatnya terus mengingat dan mengenang masa lalunya yang indah bersama pacar prianya itu. Kadang kala tanpa dia sadari, dia sudah meneteskan air mata dalam diamnya dan hal itu hanya akan membuatnya lebih sakit dan stress.

Apalagi di apartment-nya yang besar imi, namun hanya dia seorang yang menempatinya, mungkin hantu bisa menjadi salah satu penghuni disitu. 

Sesekali Galih memesan pelayanan kebersihan ke sini karena terkadang dia sangat sibuk dan tidak sempat membersihkan apartment-nya sendiri.

Sudah 3 hari dia berada di kota Medan ini, niat awalnya hanya untuk menghilangkan penatnya dari kesibukan pekerjaannya di kantor dan membebaskan pikirannya dari kekasihnya yang telah pergi. Dia mengurungkan niatnya untuk pulang ke Bandung besok dan menetap di kota ini selama satu minggu lagi.

Dua hari yang lalu dia tinggal di rumah neneknya, namun pikirannya tetap kacau dan dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada neneknya sehingga ia memutuskan untuk pergi ke apartment-nya dan tinggal disana.

Apartment ini adalah tempat biasa almarhum ibunya beristirahat dan menenangkan diri. Ibunya sudah meninggal ketika dia berumur 17 tahun. Dia jadi ingin menceritakan keluh kesahnya kepada ibunya namun hal itu tidak akan bisa terjadi dan kalaupun ibunya masih hidup tidak mungkin dia berani untuk menceritakan tentang kisah cinta terlarangnya itu, bisa-bisa hal itu menjadi penyebab utama ibunya pergi untuk selamanya. Dulu pernah sekali Galih ingin mengajak kekasihnya ke sini namun belum sempat ia meminta dan hal itu tidak akan pernah terjadi. Untung saja hal itu belum terjadi, kalau sudah, Galih tidak akan mau tinggal di apartment ini karena hanya akan mengingatkannya pada jejak kekasihnya.

Galih pergi ke dapur untuk mengambil minuman cincau yang ada di kulkasnya, dia melihat tak ada satu pun yang tersisa, baik itu minuman yang lain seperti beer dan minuman bersoda yang biasa dia minum. Dia menghela nafas sejenak, dia memejamkan matanya. Namun entah dari mana dia merasa seseorang melingkarkan tangannya di pinggang Galih dari belakang. Galih dengan sigap membuka matanya dan melihat ke bawah tepat pada pinggangnya, tapi dia tidak melihat apapun. Dia mulai berimajinasi kalau yang tadi itu adalah kekasihnya, karena cara memeluk pinggang dan cara menyentuhnya sama seperti yang dilakukan kekasihnya dulu.
Ini memang bukan film Horror namun itulah yang Galih rasakan.

Dia benar-benar frustasi, mungkin karena dia terlalu memikirkan kekasihnya itu. Matanya sudah mulai sedikit berkaca-kaca tetapi segera dia tepis keinginannya untuk menangis dan menggelengkan kepalanya. Dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

"Aku benar-benar merindukanmu." Dia segera memutar otak untuk menghilangkan pikiran galaunya itu dan akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke Mall.

Sesampainya di Mall, dia merasa pikirannya tidak fokus lagi kepada kekasihnya itu, dikarenakan keramaian yang mengalihkan perhatiannya. Dia melihat-lihat produk dilantai bawah tidak ada yang menarik, hanya ada baju, aksesoris, alat rumah tangga dll.

"Mungkin dilantai atas ada minuman kaleng" gumamnya dalam hati.

Dilantai atas ternyata banyak sekali makanan ringan, minuman dan buah-buahan. Setelah selesai mengambil minuman-minuman yang ia suka, Galih mulai menelusuri makanan ringan yang ada dan dia tidak sadar sudah berada di tempat cokelat.

"Hmm aku jadi ingin mencari coklat perancis yang kata rekan-rekan kantorku itu limited edition."

Galih terus mencari hingga mendapati kerumunan beberapa orang yang berebutan mengambil cokelat. Dia memperhatikan kemasan dari cokelat yang dipegang salah satu dari mereka dan ia mengingat bahwa bentuknya sama seperti cokelat yang ditunjukkan oleh rekan kerjanya. Dia sudah merasakan cokelat itu dari temannya sekali dan dia sangat suka rasanya.

Dia seketika mempercepat langkahnya yang sudah sangat dekat. Beberapa orang yang berkerumunan tadi sudah pergi dengan membawa cokelat mereka. Tanpa menunggu dia langsung mengambil dua bungkus cokelat ukuran sedang yang tersisa.

"Cokelat ini benar-benar enak, untung saja masih ada, oke saatnya cari jajanan yang lain." gumam Galih dalam hati sambil berjalan.

Kali ini dia termenung dalam langkahnya. Dia mencoba sekuat tenaga untuk mengosongkan pikirannya. Ketika dia hampir berhasil mengosongkan pikirannya dia terusik oleh suara langkah kaki yang sangat dekat dengannya dan sebesit firasatnya mengatakan ada yang sedang mengikutinya.  

The Sweet Wrong Turn [GOING TO SEASON 2]Where stories live. Discover now