Surat Cinta

1.8K 83 1
                                    

Matamu indah, bahkan melihatmu membuatku tidak bosan.
Aku selalu membayangkan cantiknya wajahmu dibalik cadar.
Aku sangat ingin mengenalmu lebih dekat, tapi kesucianmu membentengiku. Hanya bisa melihatmu dari kejauhan, dan memberikan ungkapan isi hatiku.
Fariza, ku harap dirimulah cinta pertama dan terakhir ku

Surat yang baru saja ia temukan diloker kampusnya, surat tersebut membuat hatinya berdegub kencang. Ia mulai menoleh dan mencari siap sebenarnya orang yang mengirim surat tersebut.

Tiba-tiba ada yang merangkul pundaknya dari belakang "Astagfirullah" ucapnya terkejut.
Ternyata Irma sahabatnya yang tiba-tiba membuatnya terkejut.
"Hehe maaf Za, sedang apa Za kok melamun didepan kertas?" Tanya Irma.
"Ga ad, hanya membaca surat ini." Jelas Fariza.
"Surat apa, jangan-jangan surat cinta" ucap Irma sambil merampas surat yang Fariza pegang.
Irma sontak terkujut lalu memandang Fariza dengan rasa penasaran "siapa yang mengirim surat ini Za" Fariza menggeleng tanda tidak tau.

"Ya sudah, aku ada kelas nanti lagi membahas surat cinta mu itu" Irma yang meninggalkan Fariza.
Fariza mengangguk dan beranjak untuk pulang.

Sesampainya dirumah Fariza merebahkan tubuhnya disofa ruang tamu sambil memandang surat yang hingga sekarang masih ia pegang.

"Za, ada apa kok melamun memandang surat itu" mamanya yang tiba-tiba mengambil surat yang Fariza pegang.
"Ehem, mama lihat ada yang mulai jatuh cinta nih!" Goda mamanya.
"Apa sih ma, Iza saja tidak tahu siapa yang mengirim surat terasebut." Sahut Fariza dengan suara lembut
"Dengar ya sayang, mama tidak melarang kamu untuk mencintai seseorang, tapi cintailah seseorang karena Allah, menjaga jarah, menjaga pandangan, hingga kalian benar-benar halal" jelas mamanya sambil tersenyum.
"Ya sudah siap-siap untuk pergi ke masjid, kamukan diutus untuk membaca Al-Qur'an" sontak membuat Fariza bergegas cepat untuk bersiap-siap.

Sesampainya dimasjid, Fariza telah disambut hangat oleh tamu-tamu yang sudah menunggunya untuk membaca Al-Qur'an. Fariza pun memulainya dengan mengucap Basmalah dan satu persatu ayat-ayat suci keluar, lantunan yang berirama, suara yang sangat merdu membuat para undangan menikmatinya.
Tidak lama, acara pengajian yang dilaksanakan tidak jauh dari rumahnya pun berakhir dangan sukses, panitia berterima kasih pada Fariza yang dengan sanang hati menerima tawaran dari panitia pelaksana.

Saat Fariza ingin pulang, ia tidak sengaja berpapasan dengan pemuda tampan yang tidak lain adalah dosennya.
"Hmm, Fariza ya?" Tanya sang dosen. Fariza hanya mengangguk.
"Saya sering melihat kamu dikampus, oiya besok kamu ada kelaskan, kalau begitu sampai jumpa besok ya" Fariza hanya mengangguk dan pergi sambil mengucapkan salam, ia melihat kembali sang dosen yang masih melihatnya sambil tersenyum manis.
Hati Fariza berdebar, disaat melihat sang dosen yang tersenyum manis, ia tidak menyangka dapat bertemu dosen favoritnya, ia dari dulu sudah menyukai dosennya tersebut.
Syadi Haryaka Hafizh itulah nama dosenya, ia suka pada dosennya saat acara penyambutan mahasiswa baru dikampusnya, pak Haryaka menjadi pembaca ayat suci Al-Qur'an. Suaranya sangat merdu, itulah yang membuat Fariza menyukainya.

Keesokan harinya Fariza menemukan surat di lokernya lagi, yang benar-benar tidak tahu siapa pengirimnya.

Sungguh indah suara yang dirimu lantunkan, aku mendengarnya saat pengajian. Aku menikmati ayat demi ayat, tak sedikitpun yang meleset dari ayat tersebut. Aku sungguh sangat berharap bisa mendengarnya kembali.

Farisa terkejut saat membacanya, ternyata sang pengirim juga menghadiri pengajian. Ia sungguh sangat penasaran, siapakan sosok sang penulis surat.

ADA CINTA DIBALIK CADARWhere stories live. Discover now