11| Perhatian Tanpa Sadar Kesekian

Comenzar desde el principio
                                    

Seperti saat ini, mata Aries mulai berkaca-kaca. Gadis itu diam tak membalas lagi. Sejurus kemudian, Aries berlari keluar dari kelasnya. Entah akan pergi kemana.

Jodi masih diam di tempatnya dengan dada yang masih naik turun. Sepertinya laki-lai itu juga masih emosi saat ini.

"Udahlah, Bro. Jangan terlalu berlebihan gitu sama si Ari. Dia lagi PMS aja," ujar Kevin sambil menepuk bahu Jodi pelan. "Lagian, ini salah gue juga, sih. Bercanda gak lihat situasi kondisi dulu."

Jodi hanya mengangguk pelan. Laki-laki itu kemudian mengambil lagi gagang pel yang ia banting tadi dan mengulang pekerjaannya sekali lagi dari awal.

***

Aries sedang duduk di gazebo sendirian sambil mengusap air matanya yang sempat menetes tadi. Ia sama sekali tidak menyalahkan Jodi, karena itu memang tak ada sangkut pautnya dengan Jodi. Gejolak di dadanya memang selalu menggebu-gebu setiap kali ia sedang PMS.

Letak gazebo yang berada di sisi paling pojok sekolah, menyebabkan jarangnya orang-orang untuk berkunjung ke sana. Sendirian di sana, setidaknya membuat suasana hatinya sedikit membaik dengan terpaan angin semilir yang berhembus.

"Lo lagi PMS?" tanya Libra sambil mendudukkan dirinya di sebelah Aries.

Aries menoleh memandang Libra. Laki-laki itu datang membawa dua buah es krim di tangannya.

"Iya," jawabnya singkat.

"Nih." Libra mengulurkan satu es krim rasa cokelat kepada Aries. "Kata adek gue, kalau lagi bete, makan eskrim aja."

Wajahnya tersenyum tipis. Kemudian menerima es krim itu. "Makasih."

Setelah itu keadaan menghening. Libra dan Aries sama-sama tidak berbicara lagi. Keduanya saling diam menikmati es krimnya masing-masing.

Libra yang memandang ke atas menatap langit, tak menyadari bahwa gadis di sampingnya sedang curi-curi pandang ke arahnya. Wajah datar itu nampak terlihat tampan jika dilihat dari samping. Hidung mancung dan bibir tipis. Cukup dengan itu saja, suasana hati Aries setidaknya sedikit membaik.

"Puas lo lihatin wajah gue?" Libra melirik Aries yang sedang memandangnya tiba-tiba. Seperti menangkap basah maling.

Biasanya Libra akan marah jika ada yang berani memandang lekat wajahnya. Seolah tersirami air, api kecil yang baru saja akan tersulut itu kembali padam hanya dengan senyuman manis saja.

"Sekarang Ari udah punya mood booster dong, hihi." Aries cekikikkan sendiri, sementara Libra memandangnya takut. Takut Aries sudah gila.

"Siapa?"

"Libra lah." Senyum manis itu nampak sekali lagi dari wajahnya.

"Idih." Libra mencibir. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa senyum itu benar-benar manis. Libra akui itu.

"Terus, kenapa Libra datang nyusulin Ari sambil ngasih es krim coba?" Pertanyaan Aries yang satu ini berhasil membuat cowok bermata sipit itu bungkam.

Benar juga. Kenapa ia harus menyusul Aries? pakai acara ngasih-ngasih es krim segala lagi. Sialan, semesta. Anggap saja saat ini Libra bertindak seperti itu bukan atas kesadarannya sendiri melainkan ada yang mengendalikannya dari jarak jauh.

Aries tertawa kecil, ada satu hal yang ia baru sadari. Ternyata di balik ketusnya Libra terhadapnya, ia juga bisa bertindak lembut dengan caranya tersendiri.

"Udahlah, ngaku aja kenapa." Sekarang tawa Aries menggelegar nyaring. Ternyata cukup mudah mengembalikan suasana hatinya seperti semula.

"Jangan kepedean!" Libra mendengkus kesal.

"Ih suka malu-malu gitu, deh," goda Aries yang sukses membuat Libra memalingkan wajahnya. Sepertinya agak merubah sedikit sikap ketusnya malah disalahartikan oleh Aries. Memang dasar cewek bego.

"Ayo pulang. Udah sore." Ajakan itu sebenarnya hanya untuk pengalihan topik saja.

"Gak mau, ah, kalau bukan Libra yang nganter." "Gak usah manja jadi cewek!" ketusnya.

Aries mencebik. Belum lama bersikap lembut, sudah kembali lagi menjadi Libra yang sebenarnya. Libra yang ketus, Libra yang selalu mencibirnya, Libra yang selalu menyebutnya bego. Ah. Menyebalkan.

"Anterin atau Ari mogok pulang?" ancam Aries.

Libra menghela napas panjang sambil memejamkan matanya, lalu mulutnya kembali berucap. "Iya-iya."

"Yes. Kan jadinya uang jajan Ari aman. Gak usah bayar angkot. Soalnya ada yang Libra yang bakal ongkosin, hehe" Aries bersorak gembira dengan melompat-lompat kecil sambil memegangi tali tasnya. Tak luput cengiran juga ikut hadir menghiasi.

kitaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora