Another Destiny - Only If [Fin.]

1.1K 116 14
                                    

Hanya jika seandainya semua baik-baik sejak awal. Jika seandainya takdir berbaik hati kepada Yoojung. Semua cerita akan bermula dari kebahagiaan.

---

Matahari bersinar hangat di atas sana. Musim semi telah tiba setelah musim dingin panjang yang membekukan tulang. Bunga-bunga mulai bermekaran menyambut matahari. Anak-anak kecil berlarian ringan menenteng tas mereka di bawah sinar hangat. Orang-orang dewasa berjalan tegap memulai hari.

Waktu bergulir dan semua orang tetap sibuk akan kehidupan mereka sendiri. Sesekali orang dewasa mungkin mencampuri kehidupan orang lain di sekitaranya. Namun begitulah kehidupan. Kau tak akan hidup tanpa campur tangan orang lain dalam kehidupanmu.

Sebuah rumah mewah dengan halaman rumah yang ditata rapi sedemikian rupa. Meja panjang dengan berbagai makanan terhidang. Tujuh kursi diletakkan mengelilingi meja makan.

Dua orang wanita dewasa mengenakan celemek saling senggol tertawa menata hidangan di atas meja. Satu gadis datang setelahnya dan duduk di kursi.

"Han Yoojung!" panggil satu wanita dengan rambut yang disanggul. "Bukankah mama sudah bilang untuk membantu?"

"Biarkan saja dia, sayang. Ia terlalu gugup karena seseorang akan bergabung dengan kita." Bela Yoosung, ayah Yoojung. Putrinya itu tersenyum menyambut kedatangan ayahnya bersama Paman Kim.

"Kakak dimana?" tanya Yoojung. Paman Kim duduk di kursi seberang dan tersenyum menatap Yoojung.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Yoojung. "Kau merindukanku, jelek?" Dongha datang dan mengacak rambut Yoojung. Gadis itu memberengut kesal sementara Dongha berjalan dan duduk di samping ayahnya, Kim Kyunjoon.

"Tidak! Ini ulang tahunku yang ke 20. Aku hanya menunggu hadiah spesialku. Kakak membelikanku barang mahal, kan?"

Mendengar omongan Yoojung, semua orang tertawa. Han Yoosung menjawil pipi putrinya sebelum membantu istrinya memanggang daging. "Biar pria yang melakukan tugas ini, sayang."

Gelas-gelas mulai di tata. Beberapa botol anggur disiapkan. Ini adalah tahun dimana Yoojung akhirnya bisa meminum alkohol. Gadis itu berkata ia ingin merayakan ulang tahunnya dengan meminum alkohol pertamanya bersama keluarganya.

"Selamat pagi semuanya!" seseorang datang bergabung dan menyapa. Yoojung memutar kepalanya dan sejurus kemudian senyum lebar terkembang. Ia melambai pada pria bertubuh jangkung itu menyuruhnya duduk di sampingnya.

"Oh, kau datang juga, nak! Yoojung menunggumu dari tadi." Yoosung tersenyum menatap kedatangan Taehyung, Tangannya masih sibuk memanggang daging.

Dongha menumpu dagu dan menatap Taehyung yang telah duduk di samping Yoojung. Ia tersenyum tipis dan mendecakkan lidah. "Ah, sedihnya melihat ini. Bisa-bisanya kau mendahuluiku, Yoo."

"Salahmu sendiri memacari dokumen-dokumen kantormu. Kau harus meluangkan waktu untuk berkencan, kak. Iya kan, Tae?" Yoojung menyenggol lengan Taehyung. Taehyung tertawa lebar dan merangkul gadisnya. Lantas dengan sengaja mencium pipi Yoojung membuat Dongha mendesis jijik.

"Kau benar, sayang. Bisa-bisa dia jadi perjaka tua dan kita menikah mendahuluinya."

"Apakah kau berencana menikahiku?!" Yoojung membulatkan matanya.

"Kau mau?"

"Hei, hei! Bisa-bisanya kalian membicarakan pernikahan disaat umur kalian saja masih 20 tahun." Dongha melempar daun selada ke arah Yoojung merasa jijik melihat sikap romantis pasangan di depannya. Sedang Yoojung menjulurkan lidahnya dan Taehyung tertawa.

"Sudah-sudah! Ayo kita mulai pestanya. Yoosung-a! kau sudah selesai?!" teriak Mirae, ibu Dongha. Yoosung mengacungkan jempol sambil membawa piring berisi daging panggang. Mirae duduk di sebelah Dongha sementara ibu Yoojung duduk di samping Taehyung sedang Yoosung duduk di sebelah istrinya itu.

"Nah, ayo kita mulai pestanya!" teriak Yejin, ibu Yoojung sambil mengangkat segelas anggur. Semua orang mengikutinya. "Untuk putri cantik kita yang berumur 20 tahun!"

"Untuk putriku yang telah dewasa!" tambah ayah Yoojung, Han Yoosung.

"Untuk kekasihku yang cantik!" Taehyung menambahkan sambil menatap Yoojung yang tersipu malu.

Lantas ketujuh gelas bersulang menimbulkan bunyi 'ting' meriah. Meja panjang begitu ramai dan menyenangkan. Semua orang mulai tertawa, bercanda dan saling menggoda. Matahari di atas menyinari hangat seolah ikut memberikan kebahagiaan dengan pancaran hangatnya.

Taehyung menyuapi Yoojung daging yang telah dibungkus daun selada. Dongha mendesis cemburu menatapnya. Sementara itu Han Yejin dan Kim Mirae memulai obrolan gosip mereka. Kim Kyunjoon dan Han Yoosung saling tatap dan memutuskan berdiri untuk memanggang daging yang mulai habis di meja.

"Bukankah mereka sangat berisik?" guman Yoosung pada sahabatnya, Kim Kyunjoon. Iris mereka bersamaan melihat istri masing-masing yang tertawa.

"Aku heran mengapa wanita itu senang bergosip." Ujar Kyunjoon sambil menaruh lembaran daging ke atas pemanggang.

Yoojung meminum air putih. Selepas itu menatap Taehyung.

"Hei, Tae. Apakah kau sudah dengar kalau Sohyun dan Minjae akan menikah?"

Taehyung membelalakkan mata dan tersedak. "Serius?!"

"Maka dari itu Tae. Mari kita berpacaran dengan hati-hati. Aku tak akan melakukannya sebelum kita menikah nanti. Aku takut bernasib seperti mereka."

Taehyung mengelap mulutnya dengan serbet. "Apa maksudmu?"

Lantas Yoojung memberinya jawaban dengan isyarat tangan membentuk gundukan di perutnya.

Hamil.

"Wahh... Si gila itu. Aku akan mendatangi Minjae dan membunuhnya."




FIN.

Rui's note :

Sudah ending chingudeul....

See you di next story sebelah yaa..

Makasih untuk vomentnya..

Love u all.

Love u all

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Crystal Snow ✔ Where stories live. Discover now