a

904 171 19
                                    





Late at night, your voice sounded like a drunk
Maybe something sad has happened to you.









"Eh curut tumben malem-malem nelfon?"

Mingyu tertawa pelan karena Yeri— sahabat karibnya tiba-tiba menelfon tepat jam 11 malam.

"Mingyu"

"Lo kenapa?" Mingyu segera mengubah nada bicaranya menjadi serius karena mendengar suara Yeri seperti orang mabuk alias serak.

"Gak papa gue cuma pengen nelfon lo aja hehe"

"Lagi sedih?"

"Apa sih lo"

"Bilang ke gua lo kenapa?" Tanya Mingyu lembut namun ada nada membentak disana dan membuat Yeri yang disebrang sana terdiam karenanya.

"Gak papa elah haha"

Mingyu menghela nafas, lagi-lagi Yeri menyembunyikan sesuatu darinya. Mungkin sesuatu yang menyedihkan sedang menimpa Yeri sekarang dan itu sukses membuat Mingyu khawatir.

"Ya udah. Kalo telfonnya gak mau di matiin sampe pagi, gak papa kok. Gue temenin"

"Goals banget ya lo jadi sahabat dih"

Sahabat, ya?

"Udah tugas gue kali, Yer. Lo sama Taeyong gimana? Hari ini lo ngedate sama dia kan?" Mingyu tersenyum miring menanyakannya. Sedangkan Yeri di sebrang sana mulai menangis dan isakannya terdengar oleh Mingyu.

Oke. Mingyu sudah bisa menyimpulkan apa yang sedang terjadi dengan Yeri saat ini. Dan hatinya cukup sakit melihat Yeri seperti ini.

"I told you to not to cry. Gue ke rumah lo sekarang nih"

"Gak usah! Gue gak papa kok, mending lo ke rumah gebetan lo tuh, si Chaeyeon kan? Hehehe"

"Gue gak punya gebetan, Yer." Lirih Mingyu

"Jones banget sih-- oh ya ming, gue gak papa kan nangis lagi? Mungkin lo bakalan bosen, kalo bosen mute aja, oke?"

"Nangis sepuas lo. Tapi janji, besok di sekolah gua gak mau liat lo nangis lagi"

Yeri meng-iyakan dan mulai menangis. Mingyu yang tadinya memainkan PSP nya buru-buru mempause dan mendengarkan semua umpatan kasar Yeri.











Dengan sabar, Mingyu menemani Yeri hingga Yeri tertidur dan tidak ada suara dari sambungan telfon mereka.

Bestfriend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang