Bab 2

1.7K 66 15
                                    

Gerbang terbuka, sebuah Mobil masuk kehalaman rumah nan megah dengan pengawal yang berjaga. Mobil itu parkir dan keluar 1 pengawal dari Mobil dan menahan pintu.

Nasya pun keluar dengan muka masam, melangkah menuju pintu dan dan masuk menghentak-hentakan kakinya kesel. Terdengar langkah sepatu dari tangga dan tepukan tangan, " sampai kapan kamu akan bersikap seperti ini? Dan sampai itu pun mama akan menjemput paksa seperti ini. Merngerti? " terdengar suara tegas dari NY.windy.

Nasya terus melenggang menuju ruang makan tanpa peduli ucapan NY.windy. disana dy memencet sebuah Bel dan menekannya "aku lapar, siapin aku makan siang dan jangan lupa omelet nya" tutur nasya dan duduk disalah 1 kursi.
NY. Windy duduk disebelahnya memandang dengan saksama. "Pertama, kamu tak Ada kabar dan tiba-tiba kamu pergi kebandung. Kedua, kamu bahkan tak bilang kapan ujian terakhirmu, klw bukan dari orang kepercayaan mama, maka sampai putri mama wisuda pun mama tak tahu menahu" jelas NY. Windy sabar mengukur reaksi nasya.

" pertama, mamaku habisin banyak uang tuk mengintai putrinya. Kedua, aku wisuda 2 pekan lagi" ringkas nasya tanpa ekspresi.

NY. Windy terus melihat nasya tapi nasya tak bergeming.
" aku tahu mama mengamatiku" bathin nasya.

Ny. Windy pun menggeserkan kursi dan melangkah meninggalkan nasya agar dy bisa akan dengan tenang saat pelayan selesai menyiapakan makan siang tuk putrinya.

Mengikuti mamanya, nasya meraih tangan nya, " maafin Nasya, Nasya sayang mama dan tolong jangan kuatirin nasya Karna aku janji, aku akan baik-baik saja tuk mama, ka ammar dan opa" sambil tersenyum manis menatap wajah ny.windy, dan dibalas pelukan hangat.
" well, dimana opa?" Lanjut nya.
" mama akan kasih tau jika kamu sudah habisin makan siang mu, dan ini HP mu. Hubungi Raya, beritahu dy mampir jika dy belum sampai di apartment, OK!" Ny. Windy pun meninggalkan Nasya menuju ruang kerja.

*****

" terima kasih traktirannya" ucap Raya.
" sama-sama" balas cemal. " oh ya, sejak kapan kamu mengenal nasya? " tambah cemal.

" hampir 4tahun" sambil meneguk orenge juice nya.

"Apakah kau tau jika 4 orang yang bicarakan Stefan itu, orang suruhan IBU TIRI nya? " tutur cemal menekan kata itu sehingga terpancar raut jengkel diwajah Raya.

" aku mengenal keluarga nasya lebih dari yang orang ketahui " ujar Raya tegas.

" 11 tahun aku mengenal keluarganya jadi ibu tirinya hanya mencintai uang" beber cemal.

" 11 tahun tak membuat cucu wijaya mengenal sosokmu, itu sebabnya 11 tahun kamu tak mengenal keluarga wijaya apalagi pewaris Wijaya Group. " jelas raya. " sekali lagi terima kasih, aku pamit. " lanjut Raya meninggalkan Cemal.

***

Menyelesaikan makan siang, Nasya menuju ruang kerja Ny. Windy.
Mengetuk pintu dan masuk dy duduk tepat didepan meja kerja ny. Windy sambil mengetuk meja dengan jemari nya menunggu reaksi sang mama.
" opamu Ada urusan dikantor jadi dy harus kekantor tangani semuanya, " tutur Windy. Meninggalkan ruangan dan menoleh sekali, nasya kembali mencium pipi mama nya" I love you " bisiknya.
Dengan tersenyum lebar. " kita bakal makan malam menunggu opa mu dan membahas tentang Cucu Wijaya Group " jelas Windy.
Dengan cemberut " terserah, malam hari aku mungkin tak lapar " nasya pun berlari ketangga tuk kekamarnya. Ny. Windy hanya bisa menggeleng2 " bagaimana mungkin dy bisa berkata seperti itu, jika nanti dy tak lapar " gumam Windy.

Sebuah RasaМесто, где живут истории. Откройте их для себя