Bab 1

3.4K 97 10
                                    

Seminggu kemudian

***

" akhirnya hari yang Ku nanti tiba juga " ketus Raya sambil meraih jaket Dan kunci Mobil.

"

kamu sangat bersemangat" seru nasya, dengan meneguk segelas air putih.
"Pastinya dong, Karna ini  pertama Kali aku bertemu cemal, pria yang Ku ketahui hanya lewat medsos mu. " jawab Raya dengan raut muka yang penasaran. 
"Ayo berangkat" ajak nasya setelah selesai minum vitamin.

Sebuah Mobil melaju dijalan tol menuju bandung, tempat pameran di adakan,  bakal Ada beberapa pengusaha yang ikut turut ambil bagian.  Raya berpakaian rapi tapi tidak dengan nasya yang hanya mengenakan baju kemeja bermotif Dan celana jeans hitam dengan rambut dikuncir.

" Ada baiknya kmu menyetir dengan Cara yang benar, ray. " ucap nasya Tanpa melihat Raya.
" tenang, aku tak akan membunuh kita berdua dengan cara mengemudiku " jawab raya dengan senyum nakalnya.
" terserah loe, yang pasti kurangin kecepatan Mobil ini Karna aku tidak mau sampai ditilang. Mengerti" ketus nasya jengkel.
" oh gadis baik,  kalau ditilang aku yang kena sangsi" jawab raya sambil tertawa.
" sepertinya kau lupa ini Mobil siapa? " ucap nasya tanpa senyum.

****
" gadis ini benar buat frustasi" terdengar Nada bicara yang tinggi diruang tamu,
Sebuah rumah megah dengan penjagaan ketat.
" windy,  putri mu bukan anak kecil. Dan ini baru 10 hari dy tak menelpon" ucap seorang kakek dengan berpakaian rapi dari jas dasi Dan sepatu.  Dy adalah kakek nasya,  ayah dari alm. Ayahnya.
" seperti nya aku harus, menyuruh orang melacak keberadaannya dan menyeret dia kesini" ucap windy dan meninggalkan mertuanya.
Windy adalah ibu tiri nasya sejak usianya 5thn,  dy menikah dengan alm. Ayah nasya dan membawa seorang putra bernama Ammar (9) saat itu.
Diruangkan kerja,  kesabaran windy habis Karna mengetahui dari orang kepercayaan nya jika Nasya kebandung menghadiri pameran sahabatnya.
" sampai kapan anak itu harus bersikap seperti ini " ketus windy sambil melempar HP.

Telpon rumah berdering, windy langsung menjawab.
" windy wijaya" jawab nya

" oh ammar,  akhirnya kmu menelpon mama"

" mama kesel dengan tingkah adikmu yang semenah2 itu  "

"Oh tidak sayang"

"APA?  Seminggu lalu di menelpon mu dan kmu tak menjawab?  Bagaimana bisa kmu mengabaikan tlp adik mu sayang?  "

"OK. Mama ga akan kasih tau dy kalau 3 hari lagi kamu bakal pulang...  I love u kaka. "

Windy menutup tlpn. Wajahnya mulai terlihat tenang.

" aku harus mengirim 4 bodyguard tuk jemput paksa anak ini dibandung" ucap windy.

###*

Nasya dan Raya pun sampai disebuah gedung,  nasya merasa dirinya salah kostum Karna yang datang rata-rata orang penting dengan berpakaian rapi. Tapi dengan polos dan cueknya dy mencoba menyesuaikan diri.
Setelah mengisi daftar tamu, Nasya dan raya pun melihat beberapa hasil karya Cemal.

" itu dy sudah datang" ucap cemal berjalan menuju kearah Nasya.

" hai Nay,  senang melihatmu" ucap cemal tersenyum dan menarik nasya kepelukannya.
" Aku juga" jawab nasya membalas pelukan cemal. "karyamu sungguh indah" tambah nasya melepas pelukan dan senyum yang setengah terpaksa.
" oya cemal,  ini raya dan raya ini orang yang buat kamu begitu antusias kesini" jelas nasya memperkenalkan keduanya dengan Nada menggoda.
" senang bertemu denganmu" ucap cemal sembari menjabat tangan Raya.
" Aku pun senang,  akhirnya bertemu kmu" sahut Raya membalas jabat tangan cemal.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang