"Ooo, Kim Sohyun! Kau perhatian sekali denganku!" Yoojung mencibir.

Tiba-tiba handphonenya bergetar pertanda pesan masuk. Yoojung meraihnya dalam saku bajunya dan melihat layar ponselnya. Taehyung mengiriminya pesan. Matanya berbinar memandangnya.

| Yoojung malam nanti temui aku di alamat ini. Geumcheon-gu, Doksan-dong 12, Han Yoosung. Jam 7. Jangan telat!|

Kening Yoojung berkerut. Mau apa Taehyung mengajaknya bertemu disana? Bukankah alamat itu adalah alamat rumah lamanya? Rumah tempat tinggalnya bersama ibu kandung dan ayah tirinya terakhir kali. Rumah yang menyimpan banyak kenangan manis dan pahit.

Yoojung menghela nafas panjang. Sohyun memperhatikannya dan lantas memukul dahi Yoojung.

"Akh!"

"Ekspresi itu lagi?! Singkirkan itu! Aku tak suka melihatnya."

"Maaf."

Sohyun menggelengkan kepala sambil berdecak. "Memangnya siapa yang menghubungimu?"

"Eoh?! Tidak. bukan siapa-siapa."

Bohong. Yoojung tak ingin mengatakannya pada Sohyun. Jika gadis itu tahu bahwa Taehyung menghubunginya pasti Sohyun akan histeris. Kemudian sifat penasaran berlebihnya muncul. Tentu saja begitu karena Sohyun adalah penggemar berat Taehyung.

Sohyun mendesih sebal lantas menyeruput kopinya dengan kesal.

***

Yoojung tiba di rumah dan mendapati rumahnya sepi. Di kulkas tertempel sticky note dari Dongha. Kakaknya berpesan bahwa ia sedang keluar kota karena suatu urusan dan akan kembali besok pagi. Jadi, Dongha meninggalkan uang saku di atas meja makan kepada Yoojung.

Rumahnya kembali sepi.

Gadis itu mendesah pelan dan berjalan gontai menuju kamar. Mengingat ajakan Taehyung yang mengajaknya bertemu malam ini. Ia melirik jam dinding. Jam menunjukkan pukul 5 sore mendekati jam 6. Lebih baik ia bersegera mambersihkan diri dan langsung menuju ke rumah lamanya.

Yoojung melempar tasnya ke ranjang dan menjatuhkan bokongnya disana. Ia menghela nafas untuk sekian kalinya.

Dia akan pergi ke rumah lamanya. Itu membuat pikirannya berkelana di masa lalu. Jika saja Yoojung sudah bernostalgia bahkan ketika belum kesana, bagaimana nanti ketika ia telah disana? Entahlah.

Yoojung tak menghabiskan waktu lama untuk mandi dan sedikit mengisi perut dengan buah pisang. Akhir-akhir ini ia makan sangat sedikit. Nafsu makannya hilang semenjak kejadian gila kakaknya di bawah tanah. bagaimana bisa ia makan dengan santai seolah tak ada yang terjadi setelah dosa yang ia lakukan terhadap wanita itu.

Yoojung memang hanya berdiri di sudut ruangan memperhatikan. Semua pembunuhan itu kakaknyalah yang melakukan. Ia hanya berdiri gemetar di sudut ruangan.

Tanpa sadar Yoojung mengepalkan tangannya ketika ia memegang gelas berisi air putih. Namun sejurus kemudian ia membuang pikirannya. Sebentar lagi jam 7 malam. Butuh waktu 20 menit menaiki bis untuk kesana.

Perjalanan terasa begitu singkat karena Yoojung melamun. Ia seolah berdiri di atas udara. Lupa akan segala hal. Pikirannya terasa kosong dan entah mengapa semakin kakinya berjalan mendekati rumah lamanya, sesuatu seperti memberatkan langkahnya.

Rumah itu tampak usang dan tak terawatt. Sepertinya selepas kepergian keluarganya akibat kecelakaan itu, tak ada yang membelinya.

Yoojung telah mencapai pintu pagar besi hitam yang nampak mulai berkarat dengan tumbuhan liar yang menjalar. Tangannya hendak mendorong pagar agar terbuka. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. Suasana hening jalanan terlebih lagi hatinya yang tegang karena hendak memasuki rumah lama itu membuat suara dering ponselnya menjadi sangat mengejutkannya.

Sedikit merutuki ponselnya ia mengangkat telponnya tanpa melhat siapa yang menelpon. Namun yang terdengar adalah suara seorang pria asing.

"Maaf, anda siapa?" tanya Yoojung sopan.

"Ah, maafkan aku menelponmu tiba-tiba. Aku Park Jimin."

"Park Jimin? siapa?"

"Ah, aku temannya Taehyung. Kim Taehyung."

"Ah begitu. Ada apa?"

Terdengar helaan nafas panjang di seberang. "Kami tak dapat menghubungi Taehyung semenjak dua hari yang lalu. Tidak ada yang tahu kemana dia. Bahkan kedua orang tuanya pun tak tahu dia dimana. Taehyung menghilang. Apakah kau tahu dimana dia?"

Yoojung mengerutkan keningnya bingung. Apa maksudnya?

"Taehyung menghilang?!"

"Ya. Tolong bantu kami. Perusahaan sedang panik sekarang. Kim Yoojung-ssi, kutahu bahwa kau dekat dengan Taehyung. Apakah kau tahu dimana dia?"

Yoojung menelan salivanya berat. Tangannya yang memegang ponsel perlahan turun ke dada sedang kepalanya menoleh menatap rumah lamanya yang terlihat suran dan gelap di dalamnya.

Jika Taehyung menghilang, kemudian Taehyung bahkan hari ini mengajaknya bertemu disini, lantas apa yang dilakukan Taehyung di dalam sana? Buat apa mereka bertemu di rumah tua itu? Dan mengapa Taehyung menghilang?




To be continued.

Crystal Snow ✔ Where stories live. Discover now