"Kau ingin kemana Lalisa ? Kau belum menghabiskan makanan mu " ujar Jisoo.

Lalu lelaki yang duduk disebelah Lalisa menggenggam tangan Lalisa dan menyuruhnya untuk duduk.

"Hallo my baby.... " sapa perempuan yang kemarin telah membuat acara makan Lalisa, Rose, Janne, dan Jisoo terganggu dan mereka datang lagi ?

"Siapa yang kau sebut My Baby "?? Tanya Laki-laki disamping Janne.

"Tentu saja, dia ... My Baby ku" ujarnya centil.

"Oh ... aku ? Apa kau tak salah orang "?? Tanya lak-laki disamping Lalisa.

'Bantu aku' Bisik Laki-laki itu pada Lalisa. Lalisa yang mendengar suara laki-laki disampingnyapun menoleh, mereka bertatapan beberapa saat sampai Lalisa sendiri yang memutuskan untuk berpaling.

"Tentu aku tidak salah orang sayang .... kau itu my Baby ku " ujarnya lagi.

"my Baby ? Dasar tak tahu malu " ejek Lalisa.

"Siapa yang sebut tak tahu malu ? Kau mengejek diri sendiri "?? Ujar Cewek itu tak ingin kalah.

Brak...!!!

Lalisa menggebrak meja dan berdiri menghadap cewek itu, rasa Lalisa ingin sekali memasukan salah satu pelurunya pada mulut perempuan didepannya.

Entah kenapa Lalisa sangat kesal dan marah pada perempuan ini, dia menatap tajam perempuan itu seakan dari tatapan Lalisa mengatakan bahwa 'ternyata kau berani padaku '

Kenapa dia mejadi seperti ini ? Ini seperti Lalisa yang sesungguhnya, bukan Lalisa yang membalas ejekan perempuan didepannya dengan kata-kata yang malah membuat perempuan ini menjadi kesal.

Apa cairan yang ia minum tidak bekerja ? Atau kakeknya salah mengambil cairan itu ?

"Pergi dari hadapanku. Sekarang juga " ujar Lalisa penuh penekanan.

"Kenapa ? Kau sudah merasa kalah ? Atau kau tak mempunyai nyali yang cukup untuk bertengkar dengan ku ? oh ... jangan - jangan kau sudah tahu siapa aku, dan kau takut pada....." sebelum Aurora selesai mengucapkan kata-kata nya Lalisa bekata.

"KAU ....." !!! Teriak Lalisa. Sekarang Lalisa sudah menjadi tontonan siswa-siswi di kantin ini.

Lalisa sudah menggenggam garpu yang ia gunakan untuk memakan spageti, dan saat dia ingin mengangkat untuk mengancam perempuan didepanya ini. Sebuah tangan kekar sudah mencekalnya dan membawanya pergi dari kantin.

Semua pandangan orang-orang tertuju pada Lalisa yang keluar dari kantin, dia terus diseret oleh seorang yang tadi mencekal tangannya.

Lalisa terus berjalan sedikit cepat agar dia tak tertinggal oleh orang didepannya, dia melewati lapangan sekolah, melewati beberapa kelas, lorong-lorong, dan terakhir dia menaiki gangga yang cukup panjang dan sampai lah diatap sekolah ini.

Belum selesai, setelah dia sampai diatap sekolah, laki-laki itu menekan tombol seperti saklar yang tertempel didinding. Setelah menekan tombol itu, tiba-tiba sofa panjang yang terletak diatap sekolah tergeser dengan sendirinya menampilkan sebuah pintu kayu.

Laki-laki itu kembali mencekal dan menyeret Lalisa untuk mengikutinya. Mereka sampai didepan pintu kayu itu, Lelaki itu membuka pintu dan masuk kedalam diikuti dengan Lalisa.

Seketika Lalisa terpaku dengan ruangan ini, ruangan yang seperti bascamp ini sangat menarik dan bagus. Dengan tv, Ac, sofa, tempat tidur, dan beberapa alat komputer yang ia yakin bukan alat komputer pada umumnya.

Tangan laki-laki itu langsung dihentakan olehnya guna membuang garpu yang sedari tadi dipegang oleh Lalisa.

"Aku hanya menyuruhmu untuk mengsir perempuan itu, bukan untuk membunuhnya " ujar Laki-laki itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu "?? Tanya Laki-laki itu. Dan Lalisa belum menjawab atau menyaut ucapan Lelaki didepannya.

"Entahlah ... aku tak tahu " ujar Lalisa lusuh, dia seperti tak bersemangat hari ini. Mood nya tiba-tiba saja hancur.

Dan dengan sekalu hentakan, Lalisa sudah berada didekapan laki-laki itu. Awalnya Lalisa memberontak, namun lama-kelamaan dia juga menikmati dekapan lelaki ini. Hangat dan nyaman.

Entah apa yang terjadi pada Lalisa sekarang, diapun membalas pelukan Lelaki ini. Tiba-tiba saja rasa amarah dan kekesalannya hilang begitu saja. Dia sungguh tak mengerti dengan suasana hatinya yang cepat berubah-ubah.

Mereka masih dalam keadaan sama. Masih berpelukan, sepertinya ini akan berlangsung sedikit lama, karena baik Lalisa ataupun Lelaki ini sama-sama enggan untuk melepaskan melukannya.

"Kau sudah tenang "?? Tanya Lelaki itu. Lalisapun melepaskan dekapannya terlebih dulu dari lelaki ini.

"Siapa kau sebenarnya "?? Tanya Lalisa langsung. Dia sungguh tak bisa menahan penasarannya tentang Lelaki dihadapannya ini.
"Kenapa kau tak mencari tahu " ujar Lelaki it, dia tersenyum misterius.

"Tentu kau tahu, aku sudah mencarinya dan hasilnya nihil " jujur Lalisa. Sepertinya percuma berbicara bohong pada Lelaki ini.

"Aku akan memberitahumu, tapi tentu itu tak gratis "

"Apa maumu "??

Lelaki itu mulai mendekat kearah Lalisa, langkahnya sungguh sangat membuat takut siapapun orang yang mendengarnya, degupan jantung Lalisa semakin berdetak begitu kencang.

Dengan Refleks dia mundur satu langkah setiap Lelaki di hadapannya maju. Sampai Lalisa tak bisa mundur lagi akibat punggungnya sudah bertemu dengan dinding dibelakannya.

Jarak antara Lelaki itu dengan Lalisa begitu dekat sampai-sampai Lalisa bisa mendnegar hembusan nafas Laki-laki depannya.

Wajanya yang tampan bak dewa-dewa yunani ini semakin mendekati wajah cantik Lalisa.
Karean Lalisa gugup dia menutup kedua matanya yang indah rapat-rapat.

'Apa dia berfikir aku akan mencium nya '?? 'Atau dia sedang menggodaku '?? 'Oh ... sayang, kau sungguh membuat ku gila ' pikir Laki-laki didepan Lalisa.

"I want you babe .... " Secara perlahan-lahan Lalisa membuka kedua matanya. Dan langsung melihat pemandangan kedua mata yang indah milik Laki-laki dihadapannya ini. Sebelum Lalisa ingin menanyakan maksud ucapan Lelaki itu,namun  dia kembali berkata lagi.

"I want kiss you, Lalisa Bloosom. Oh no !! Lalisa Jhonson, BlackPink. I know you " ujar Lelaki itu. Seketika tubuh Lalisa menegang, dia tak pernah tahu bahwa ada orang yang mengenali dirinya dan  mengetahui nama aslinya.

_________P____I____N____K_________

TBC.

BLACK PINK Onde histórias criam vida. Descubra agora