2: An Unknown Guy

5.1K 336 16
                                    

Kakiku dengan sepatu hak tinggi bodoh ini berlari menerjangi tumpukan salju dan kencangnya angin yang bertiup melawan arahku. Seperti biasa, kalau sedang kesal seperti ini, aku akan pergi ke rumah sahabatku.

Namanya Bartholomew, si kakek tua pembuat kayu. Sifatnya sangatlah sabar, berbanding balik denganku, dan hanya dia satu-satunya di muka bumi ini yang mengerti dan mendukung apa keinginanku.

Aku pun tiba di tempat kecil itu. Aku menggedor pintunya dan sudah tidak sabar ingin memasuki rumah kecil itu. Pertama, karena udara yang dingin dan kedua, aku sudah tidak sabar untuk melampiaskan emosiku.

Akhirnya, pintu pun terbuka. Bartholomew mengangkat kedua alisnya melihat diriku, seperti sudah terbiasa dengan kehadiranku. Dan aku yakin kalau dia tahu aku sedang marah. Dia pun mempersilakan aku masuk. Dia tidak membungkuk seperti orang-orang biasa yang bertemu denganku. Dulu dia begitu, namun aku melarangnya untuk melakukannya.

Aku berjalan sambil menghentak-hentakan kaki untuk melampiaskan emosiku. Aku duduk di bangku kayu yang biasa aku duduki. Aku meletakan kedua kakiku di bangku lain, lalu bersender, dan melipat tangan. Aku tahu ini sangat tidak sopan, tapi aku tidak peduli dan Bartholomew juga mengerti akan diriku. Kapan lagi aku bisa berlaku seenak yang aku mau kalau bukan di rumah Bartholomew? Kalau di istana, bertemu dengan tamu-tamu terhormat, aku harus duduk tegak dengan korset yang sangat membuatku sesak.

"Aku benar-benar tidak mengerti dengan dunia ini!" ujarku kesal. "Aku diperlakukan seakan aku ini pendosa karena melakukan hal-hal yang tidak seharusnya seorang princess lakukan. Belum lagi perjodohan itu sudah dekat dan hari ini mereka akan datang! Apa tidak ada tempat di  dunia yang lebih kejam lagi dari ini untukku?"

Bartholomew tersenyum. "Bersyukurlah apa yang sudah Tuhan berikan padamu."

"Apakah ini sebuah dosa jika aku tidak berlaku sesuai yang diharapkan?" semprotku, tidak mengizinkan Bartholomew untuk menyalahkanku. "Apakah aku melawan aturan Tuhan jika aku tidak suka menggunakan pakaian bodoh ini?" tanyaku sambil mengacak-acak rok gaunku yang menyebalkan. Aku membuka sepatu hak tinggi yang kukenakan yang selalu membuat kakiku sakit. "Dan benda idiot ini, aku tidak ingin mengenakannya!"

Aku melempar sepatu hak tinggiku ke arah pintu utama dengan sekuat tenaga. Namun sepatu itu tidak mengenai pintu, melainkan mengenai seseorang yang baru saja membuka pintu tersebut dari luar.

Mulutku menganga. Detik berikutnya aku menelan saliva. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti orang itu, apalagi menyangka kalau akan ada orang yang masuk ke dalam rumah Bartholomew tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Dia seorang lelaki gagah dengan pedang di pinggangnya dan sepatu boot di kakinya. Lelaki itu pun mengambil sepatu hak tinggiku yang kini sudah tergeletak di lantai.

Ia menatapku dengan mata hijaunya yang jernih. Ia pun tersenyum miring dengan tawa kecil sambil menatapku. Aku menurunkan kakiku yang ditopang di atas kursi, lalu seketika duduk tegak layaknya seorang putri.

"Your Highness," sapa lelaki itu lalu membungkukan badannya sedikit. Aku mengangguk kecil sambil sedikit kaku. Dia berjalan mendekatiku, memberikan sepatu milikku. "Punyamu."

"Terima kasih." Aku menerima sepatu itu sambil berdeham. Hei, mengapa aku jadi kaku dan salah tingkah seperti ini?

Lelaki itu tampak menatap Bartholomew dengan penuh tanya dan tidak paham. Tentu saja lelaki itu tidak mengerti bagaimana aku, seorang putri, bisa berada di rumah kakek tua itu. Aku pun sendiri juga heran akan siapa laki-laki ini. Aku sering sekali singgah ke rumah Bartholomew dan tidak pernah melihat siapapun di rumah ini, kecuali kucing gembulnya itu. Kalaupun ada orang yang mampir, pasti mereka akan mengetuk pintu terlebih dulu, dan Bartholomew tidak akan menerima mereka masuk. Aku yang memintanya, aku tidak ingin orang-orang tahu kedekatanku dengan Bartholomew. Bukannya aku malu, hanya saja kalau orang-orang tahu, mereka akan tahu ke mana mencariku kalau aku menghilang.

The Sword PrincessМесто, где живут истории. Откройте их для себя