Kaciatore Corp.

85 4 5
                                    


Nampak seorang pemuda sedang tertelungkup ditanah dengan beberapa luka lebam di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nampak seorang pemuda sedang tertelungkup ditanah dengan beberapa luka lebam di wajahnya. Rambut merahnya menyala merah seperti bara api. Matanya membuka perlahan , dan ia berusaha untuk segera bangkit. Ia tidak bisa mendengar apapun , semua terasa sangat hening, tapi ia tahu persis apa yang sedang terjadi. Pria itu berusaha untuk bangun dan meraih pedangnya. Ia berhasil bangun dengan perlahan dan meraih pedangnya. Seketika pedangnya ditutupi dengan bara api merah oranye yang terlihat sangat cantik.

" Layne! Menyingkir dari sana!" suara teriakan dari earphone di telinganya membuatnya berpindah dengan refleks. Layne berteleport dan muncul diudara , sangat tinggi.

" ah menyebalkan sekali! Seharusnya aku sudah mengambil cuti!" keluhnya.

Cho Layne , Seorang agent dari Kaciatore Corp yang berjalan di bidang keamanan saat ini sedang sibuk mengurus 'klien'-nya yang terlalu besar untuk dihadapinya sendiri. Monster sebesar 50 kaki dengan bentuk mutasi seekor kalajengking itu sedang mengamuk dihadapannya sekarang. Layne mendarat dengan sempurna diatas tubuh monster itu. Dibantu dengan rekan satu timnya , Dree. Mereka memiliki tugas untuk menyelesaikan monster ini dalam waktu 12 jam. 6 jam sudah berlalu semenjak mereka membawanya menjauh dari perkotaan. Layne menusuk bagian pungung monster itu dengan pedang apinya. Ia mengalirkan semua energinya kedalam pedang itu, dan membakarnya habis.

Layne berterleport kembali ke sisi yang berjauhan dengan Monster itu. Nafasnya masih terengah-engah, ia dengan perlahan mengatur nafasnya dan mengembalikan pedang itu kesarung yang ada di punggungnya. Monster itu telah lenyap menjadi abu tanpa menyisakan setitik debu pun sekarang.

" Aku rasa aku harus kembali tidur" Dree berteleport di sebelahnya. Bicara dengan nada datar adalah keahliannya. Sedetik kemudian tubuhnya menghilang pecah menjadi triliunan atom yang sangat kecil dan berpindah ke tempat yang lain.

Layne berteleport kembali ke markasnya. Membersihkan dirinya dibawah guyuran Shower yang menenangkan. Ia suka mendengarkan musik, itu seperti penenang baginya. Layne menatap wajahnya di cermin. Rambut basahnya yang meneteskan air ke wajahnya membuatnya terlihat cukup tampan untuk seorang agen pemburu monster. Layne berpikir mengapa ini tidak pernah berakhir, ia sudah sangat lama melakukan ini, tapi ia bahkan tidak bisa ingat bagaimana hidupnya sebelum menjadi seorang agen. Ia selalu mendengar suara tembakan di mimpinya. Melihat ada banyak kupu-kupu terbang dan seorang gadis yang sedang berlari di padang rumput ilalang.

Layne mulai frustasi dengan mimpi yang mengganggunya itu. Ia bahkan ingin mengambil cuti untuk hibernasi selama beberapa bulan. Tapi Tuan Kim terlalu mengandalkannya dalam hal apapun. Ditambah lagi akhir-akhir ini ada banyak hal yang menakutkan terjadi sehingga membuat banyak Vorthen bermunculan. Layne mengacak rambutnya kasar dan pergi keluar setelah menyelesaikan mandinya. Ia duduk santai diatas sofa dengan handuk yang melingkar di lehernya. Ia baru saja akan meminum coklat panasnya ketika ponselnya berdering keras.

" aish! Yang benar saja! " ia mendengus kesal setelah melihat panggilan masuk di ponselnya. Tertera nama Tuan Kim di ponselnya . " tidak bisakan dia membiarkan ku menikmati hidup sebentar saja? " ia meraih ponselnya dan menjawabnya dengan kasar.

"Apa ?! kenapa kau senang sekali menggangguku! Aish!" Layne mendengus sambil berkacak pinggang.

Terdengar suara tawa santai di ujung sana. " Maafkan Aku. Aku hanya iri ada yang bisa menikmati hidup dengan baik selain aku." Ia masih tertawa di telepon.

"Langsung saja katakan apa maumu" jawab Layne Ketus.

" Aku menemukan sesuatu yang mungkin bisa membantumu mengingat masa lalu mu sebelum bergabung dengan Kaciatore Corp. " Tuan kim mulai serius dengan pembicaraannya.

Layne diam terpaku. " Katakan padaku apa itu"

" Dengan senang hati, aku menunggumu disini" Suara panggilan pun terputus begitu saja.

Layne berdecak kesal. Ia langsung bangkit mengambil jaketnya dan bergegas pergi keluar menuju kemana Tuan Kim berada. Ia akan sangat sensitif jika berhubungan dengan ingatannya. Karena ia merasa ada yang ganjal dengan dirinya saat ini. Seperti ada lubang dihatinya yang tidak bisa dijelaskan dengan kata. Ia mempertanyakan kehidupan normalnya. Layne akan selalu begitu sampai ia tahu apa yang sebenarnya yang membawanya menjadi seorang agen. 


***

Hallo. Salam Kenal. Gue aploters baru disini. cerita gue masih absurd, gajelas, banyak ke-typo-an yang hadir disana. dari segi penggambaran suasana dan karakternya juga mungkin masih belum dapet. jadi mohon maaf sebelumnya ya. gue udah punya akun ini udah lama, tapi baru sekarang berani aplod. semoga cerita ini bisa berlanjut. walaupun gue gak tau ini bakal ada yang baca atau enggak. btw, maaf itu gambarnya baru di sketch aja. sengaja biar temen-temen bisa kebayang gimana visualisasi Chanyeol sebagai Layne yang sedang bertugas sebagai Agent. 

Makasih. Semoga ada yang Baca. wkwk 

Vorthen - PCY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang