Chapter 51 : Prince Without Sin (Pangeran Tanpa Dosa)

1K 80 27
                                    

Jingyu membelalakkan matanya melihat tubuh Shin yang tergeletak tak berdaya di atas tubuhnya. darah terus mengalir dari kepalanya, membasahi kaos Jingyu yang sudah basah dengan darahnya sendiri. Menciptakan bau yang menyengat. Jingyu mengangkat kepalanya ke arah Weizhou yang masih gemetar ketakutan. Tubuh Weizhou gemetar dengan airmata yang terus mengalir membasahi wajahnya. Ada sedikit darah yang masih menetes dari lehernya. Tapi itu bukan alasannya menangis. Jingyu melemparkan pandangannya ke arah batu besar yang beberapa menit lalu menghantam kepala Shin.

"Jingyu...".

Weizhou memanggil namanya dengan suara bergetar. Jingyu dapat merasakan rasa takut dalam suara Weizhou. Jingyu sangat ingin berdiri dan memeluk erat kekasihnya, menenangkannya dan menghentikan tangisnya. Tapi sekarang, tubuhnya di penuhi darah. Darah dari mayat yang masih tergeletak di atas dadanya.

"Aaaa!! Aaaaaaaa!!!! Aaaaaaa!!!!

Suara jeritan keras seakan membangunkan mereka dari kematian. Jingyu memutar kepalanya dan melihat wanita tua yang berteriak sambil berlari seperti ayam bingung. Weizhou berdiri dan matanya berputar – putar panik. Jingyu dapat melihat kalau Weizhou mulai panik. Weizhou mulai bernapas dengan cepat dan keringat dingin membasahi keningnya.

"Ryan!!!! Bawa dia pergi!!!!".

Jingyu berteriak ke arah Ryan yang juga terlihat kebingungan. Ryan memutar kepalanya ke arah Jingyu tapi lalu dia mulai berjalan dan menarik lengan Weizhou.

Weizhou sedang berjuang untuk mendapatkan udara saat tiba – tiba Ryan menarik tangannya dan mulai menarik tubuhnya menjauh dari tempat itu. Tempat dimana kekasihnya masih terduduk di tanah dengan tubuh Shin yang tergeletak di atasnya. Weizhou menggeleng – gelengkan kepalanya saat Pao juga datang dan menarik lengannya.

"Tidak!!! Jinghhh....yyyuuuu.... Tidak!!!!!".

Oksigen masih belum memenuhi paru – parunya. Jantungnya berdetak lebih cepat, memberikan rasa sakit pada tulang – tulangnya. Sementara matanya tak dapat lagi melihat wajah Jingyu. Matanya penuh dengan air mata. Airmata yang perlahan menyembunyikan Jingyu-nya.

"TIDAK!!!!!".

Weizhou menjerit dan berteriak untuk menggapai Jingyu. Tapi tidak, Jingyu tetap duduk di sana dan membiarkannya untuk pergi, sendiri. Menuju kegelapan yang perlahan merayap naik dan memaksa matanya untuk terpejam. Meninggalkan cahaya yang memegang Jingyu dalam kesakitan.

🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳

Weizhou membuka matanya perlahan. Cahaya terang menyakiti matanya sesaat setelah dia membuka kelopak matanya. Dadanya tak lagi merasa sakit. Dia bisa bernapas dengan mudah. Tapi ada sebuah lubang di hatinya yang masih menyentakkan pikirannya dan membiarkan airmatanya terjatuh.

"Zhouzhou.....".

Mama Xu memegang telapak tangan Weizhou yang dingin, seraya terus memanggil – manggil nama anaknya. Ryan memberitahu bahwa Weizhou baru saja berkelahi dengan seorang pencopet saat mereka baru saja keluar dari toko musik. Tapi semua itu bohong.

Weizhou memutar – mutar kepalanya ke kanan dan kiri dengan kebingungan. Mencari seseorang yang memberikannya lubang di dalam hatinya.

"Jingyu.... Jingyu.... Jingyu....".

Mama Xu memijat – mijat kepalanya, "Zhouzhou.... ini aku... mamamu, sayang. Mama di sini...".

Tapi Weizhou tidak ingin mendengar suara mamanya. Dia tidak ingin dia berada di sisinya. Yang dia butuhkan adalah Jingyu, kekasihnya. Kesayangannya.

"Jingyu... dimana Jingyu-ku....".

Weizhou melemparkan masker oksigen dari wajahnya. Menarik jarum infus di tangannya sambil terus memanggil nama Jingyu.

The Prince & His Knight (Trans Indo) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang