Chapter 8 : Annoying Prince (Pangeran yang rese)

1.7K 129 23
                                    


Jingyu berjalan pelan melewati gerbang sekolah. Dia tak ingin pulang ke rumah. Pasti Ayahnya akan menghukumnya. Dia sangat ketakutan. Semua adalah kesalahannya, dan dia tak bisa membela dirinya di hadapan Ayahnya.

"Jingyu....". Suara itu berasal dari seberang jalan, tapi sepertinya Jingyu tak mendengarnya.
"Jingyu !!!". Jingyu terkejut saat sebuah tangan menepuk pelan pundaknya.
"Huh...? Apa?? Peng???".
"Hi.....", Peng tersenyum lebar pada Jingyu. Tapi Jingyu tidak tertarik sama sekali.
"Hi, ada apa?", tanya Jingyu.
Peng merasakan keengganan Jingyu dan dia tak menyukainya. Tiba - tiba dia berpikir tentang Weizhou. Itu membuatnya sedikit kesal.
"Tidak apa - apa. Hanya ingin bertemu denganmu. Kau baik - baik saja?", tanya Peng.
"Hum...", Jingyu hanya menjawab pendek dan mengangguk.
"Apa kau terluka?", tanya Peng lagi.
"Tidak. Aku baik - baik saja. Jangan khawatir", Jingyu berusaha memberikan senyum palsunya dan Peng mengetahuinya. Peng ingin bertanya lebih jauh tapi takut itu akan membuat Jingyu kesal dan marah. Jadi dia menghentikan pertanyaannya.

"Jingyu, besok aku akan bergabung di klub tinju. Maukah hari ini kau menemaniku membeli barang - barang yang di perlukan?", tanya Peng penuh harap.
Jingyu sedang tidak mood untuk melakukan apapun hari ini. "Dimana Fang? Kenapa kau tak memintanya menemanimu?", tanya Jingyu.
Peng sangat ingin Jingyu menemaninya walaupun Jingyu tak menginginkannya, jadi Peng memutuskan untuk berbohong pada Jingyu.
"Fang sedang berkumpul dengan anak band nya. Tolonglah Jingyu, aku tidak punya teman yang lain", rayu Peng.
Jingyu benar - benar tidak ingin pergi. "Peng, maaf tapi aku benar - benar tidak bisa menemanimu".
Peng sedikit terluka dan marah. "Kenapa?", tanyanya.
"Aku tidak punya alasan. Aku hanya tidak ingin pergi. Itu saja". Jingyu meninggalkan Peng.

Peng benar - benar tidak bisa menerima ini. Kemarin Weizhou mengacaukan harinya dan sekarang Jingyu tak ingin menemaninya. "Jingyu !!!!", Peng berteriak hingga Jingyu berbalik.
"Apa?".
"Aku akan ikut denganmu!!".
"Ikut? Kemana?", tanya Jingyu kebingungan.
"Kemanapun kau akan pergi. Kau terlihat kesepian. Fang cerita padaku kalau kau sering di bully teman sekelasmu. Jadi ,bolehkah aku pergi denganmu?", pinta Peng.
"Ah, tidak perlu. Itu bukan kesalahan mereka kalau aku di bully. Itu karena....aku bukan anak yang baik. Tolong tinggalkan aku, Peng". Jingyu berbalik dan melangkah meninggalkan Peng. Lalu Peng berlari ke arahnya, menarik lengan Jingyu dan memeluknya. Itu sangat mengejutkan Jingyu.

"Eh, Peng. Apa...?", belum selesai kalimat Jingyu, Peng memotongnya. "Tolong Jingyu, jadilah temanku. Fang selalu sibuk dengan band nya dan aku.... Aku tak punya teman. Orang - orang selalu meremehkanku karena aku lemah dan bodoh. Jika kau juga meninggalkanku, aku akan benar - benar tak punya siapapun...", hiba Peng. (*icon muntah*)
"Tapi, kau punya Weizhou. Dia temanmu kan?,", tanya Jingyu.
"Iya, tapi dia juga selalu meremehkanku. Dia hanya bersikap baik di depanku, tapi selalu menjelekkanku di belakangku".
"Masa? Apa dia sejahat itu?", tanya Jingyu tak percaya.
"Ya, dia yang paling jahat", Peng menarik tubuhnya menjauh dari Jingyu dan melanjutkan ceritanya.
"Jingyu, dia juga bilang kalau kau orang paling dingin dan terjahat yang pernah dia temui. Dia membencimu", Peng terus menghasut Jingyu.
"Benarkah? Tapi dia membantuku kemarin".
"Begitulah dia. Dia hanya ingin semua orang melihat sisi baik dari dirinya", lanjut Peng.
"Benarkah?? Tssk.... ku pikir dia anak yang baik".
"Jingyu, jangan bicara tentangnya lagi. Aku tak ingin kita berdua jadi seperti dia".
"Oh... baiklah".
"Jadi, bolehkah aku pergi denganmu".
"Uumm... aku benar - benar sedang tidak ingin pergi dengan siapapun. Aku hanya ingin sendirian", jawab Jingyu.
"Ada apa, Jingyu? Kau ada masalah? Maukah kau berbagi denganku?", tanya Peng.
"Tidak apa - apa. Aku hanya ingin sendirian, Peng. Tolong mengertilah", pinta Jingyu.
Jingyu meninggalkan Peng sekali lagi, tapi kali ini Peng tidak menahannya. Karena dia yakin, Jingyu tidak akan mendekati Weizhou

~~~~~~

Jingyu duduk di tepi sungai. Dia berpikir banyak tentang hidup yang di laluinya selama ini. Dia bukan anak orang kaya. Dia bahkan harus menabung untuk barang sepele seperti gantungan kunci. Ayahnya hanyalah seorang supir dan ibunya seorang akuntan, dan mereka harus menanggung hidup kakek dan neneknya. Dia anak yang bodoh, dia tak pernah mendapatkan nilai yang bagus sejak SD. Sekolah dan belajar bukan lah keahliannya. Dia hanya ingin mengumpulkan uang sebanyak mungkin agar orang tua nya bisa beristirahat di rumah.
Tapi itu tak mungkin karena ayahnya tak mengijinkannya untuk bekerja. Ayahnya sangat ingin melihatnya menjadi orang dewasa yang baik, bekerja di kantor perusahaan besar dengan gaji yang besar dan menikahi gadis kaya raya. Jadi dia tak perlu pusing memikirkan soal uang lagi.

"Hhhhh.... Ayah, aku harus bagaimana?". Jingyu benar - benar bingung sekarang. Sejujurnya dia senang bisa keluar dari sekolah, tapi juga takut hal ini akan membuat Ayahnya lebih marah dan sakit.
"Sialan!!!!! Aku harus bagaimana??!!!". Jingyu melemparkan kerikil di dekatnya ke sungai di depannya.

"JINGYU !!!!".

Jingyu menoleh untuk melihat siapa yang berteriak memanggil nama nya. Ternyata itu adalah Weizhou dengan sepedanya, melambaikan tangannya dengan semangat ke arah Jingyu. Tapi Jingyu mengacuhkannya dan beranjak pergi. Dan itu membuat Weizhou kebingungan.

"Eehhh.... dia kenapa?", Weizhou bergumam kebingungan. Ryan menyusul dan menghampiri Weizhou dengan sepedanya.
"Ada apa, Zhou!", tanya Ryan.
"Tidak.... tidak apa - apa. Aku tadi melihat temanku dan memanggilnya, tapi dia mengacuhkanku", jawabnya.
"Mungkin dia tidak mendengarmu".
"Benarkah? Tapi tadi dia melihatku".
"Begitu? Ehmm, mungkin dia sedang terburu - buru".
"Aku akan menyusulnya. Kau duluan saja, Ryan", jawab Weizhou sambil berlari mengejar Jingyu dan meninggalkan sepedanya.

"Hey...Jingyu...berhenti... tunggu... Jingyu !!!", Weizhou tak henti memanggil Jingyu sambil terus berlari. Jingyu tetap mengacuhkannya dan terus berjalan menjauhi Weizhou. Weizhou berlari lebih kencang dan menarik seragam Jingyu sampai Jingyu menghentikan langkahnya.

"Jingyu, kau benar - benar harus mengecek telingamu", Weizhou berkata dengan napas terengah - engah.
Jingyu hanya diam. Dia benar - benar tidak ingin berbicara dengan Weizhou.
"Hey...Jingyu", Weizhou berdiri berhadapan dengan Jingyu dan melambaikan tangannya di depan wajah Jingyu. Tapi Jingyu menepis wajah Weizhou menjauh dari wajahnya. Dan kebingungan Weizhou jadi bertambah.

"Apa? Kenapa....?", tanya Weizhou.
"Tinggalkan aku sendiri", teriak Jingyu di depan wajah Weizhou sambil terus berlalu.
Tapi Weizhou menangkap lengan Jingyu.
"Jangan pergi!!!! Kau ini kenapa?", Weizhou mengencangkan pegangan tangannya tapi Jingyu menepisnya.
"Jangan dekat - dekat denganku lagi!!!".
Mata Weizhou berkedip kebingungan karena dia tidak tahu apa yang terjadi pada Jingyu, tapi terlihat Jingyu marah padanya.
"Jingyu...".
Jingyu melangkah pergi meningalkan Weizhou, sendiri.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Fffiiiuuuhhhh... 2 hari apdet 2 chapters. Anggep aja bayar utang apdetan ya. Please jangan nanya kapan apdet selanjutnya ya.
Ane akan apdet saat kelar nge translate.
Sorry kl ada typo(s). Once again, cm ngetik di hp

The Prince & His Knight (Trans Indo) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang