Chapter 6

259 29 24
                                    


notes : untuk chapter ini ceritanya ga terlalu berat karena saya butuh pemanasan untuk masuk ke topik utama --, oke deh langsung aja semoga menikmati. Enjoy akakuro for this chapter

Ch 6 Tetsuya

Tetsuya Pov

Cuaca hari ini sungguh panas. Hari ini hari minggu dan Tetsuna pergi ke luar kota untuk menemui paman masamune-kun. Akashi-kun mengijinkannya karena menurut kabar paman masamune-kun juga iblis yang kuat jadi kita tak perlu khawatir menitipkannya disana. Dan yang ku dengar lagi Mayuzumi-kun tidak mungkin mengikutinya kesana karena Akashi-kun akan memastikan dia akan tetap berada di Tokyo sampai Tetsuna kembali.

Disini sangat sepi, dan aku tak memiliki rencana apapun akhir pekan. "Ah..." yang ku lakukan hanya menghela nafas panjang dari tadi. Mau main game bosan, mau jalan-jalan tak punya teman, mau tidur pun masih siang. Ah harusnya aku buru-buru punya pasangan agar ada yang bisa kulakukan dengannya. Atau setidaknya ketika bosan begini aku bisa menidurinya. TUK! Bodoh, apa-apaan kau Tetsuya, pikiranmu sungguh kotor di siang hari, beginilah makanya kau tidak akan pernah dapat pasangan. Aku tak habis pikir dari mana pikiran itu berasal.

"Apa yang di lakukan Akashi-kun ya sekarang?" ah lagi-lagi tentang dia. Lagi-lagi aku memikirkannya. Aku masih merebahkan tubuhku di kasur sambil membuka sosial media yang mungkin aku bisa menarik sedikit info dari dunia digital itu. "Kise-kun pasti sedang banyak jadwal kerja kalau hari libur begini." Aku meracau tak jelas dari tadi.

"Tetsuya, hidupmu sungguh membosankan ya. Sudah jam 1 siang pun kau masih saja di tempat tidur." Tak terasa angin kencang masuk, tamu tak diundang sudah duduk di pinggir ranjang. "Akashi-kun?" ah ini dia. Hal yang ku tak suka dari rambut merah penjarah kamar orang, selalu masuk sembarangan tanpa ketuk jendela terlebih dahulu.

"Kau tak punya rencana hari ini Tetsuya?" aku memandangnya sejenak pakaiannya terlalu kasual, kode ingin diajak ke taman bermain sepertinya. "Hei, kau membuat ku berpikir ini adalah cerita romansa remaja. Bukankah ini keadaan genting saat Tetsuna ingin melahirkan, seharusnya kita jaga-jaga." Tetsuya yang sudah bangun dari tidur menghempaskan tubuhnya kembali ke kasur malas silau matahari yang buatnya jengkel.

"Hei Tetsuya, bukankah lebih baik kita keluar rumah untuk melihat cahaya matahari tak baik di hari libur begini malah di kasur seharian. Atau sebenarnya kau mau aku bermain di kasur bersamamu seharian Tetsuya?" aku gemetar. Apa maksud kata-katanya. Akashi-kun terlihat makin mendekatiku bahkan ku yakin sepatunya tak ia lepas saat naik ke tempat tidur. Merangkak mencoba menindih tubuh ku sampai-sampai ponsel yang ku pegang jatuh dari tanganku.

TUK!

-0-

Aku terbangun dengan kepala hampir terbentur pinggiran lemari. Ponselku benar-benar jatuh. Kulihat layarnya. Tepat 13.00, rupanya aku tertidur sepuluh menit lalu dan mimpi siang bolong yang tidak berfaedah. Bukan hanya suka menjarah kamar orang ternyata Akashi-kun juga suka menjarah mimpi orang. Menyeramkan.

Aku benar-benar harus menemukan pasangan. Aku menmutuskan untuk ganti baju dan mencari udara segar di luar setidaknya taman baik untuk kinerja otak.

Tak mau terlalu ribet, walaupun umurku saat ini 24 tahun tapi parasku masih terlihat 5 tahun lebih muda. Jadi aku hanya memilih pakaian simple seperti celana pendek dan kaos garis-garis biru dengan sepatu kets.

"Apa aku harus mampir ke minimarket dulu ya?" langkahku tertuju ke mini market untuk membeli beberapa cemilan untuk menemaniku melamun di taman nanti.

Aku mengambil tempat di sudut taman yang tak bisa di lihat banyak orang tapi masih banyak pohon yang bisa ku lihat. "Ah akhir-akhir ini banyak hal yang terjadi."

Last Hope [Book 2]Where stories live. Discover now