Chapter 4

173 29 7
                                    

Chapter 4 Real Akashi

Malam itu angin sangat dingin , tak kusangka tidur ku sangat tak nyenyak malam ini. sepertinya ada aura yang ku kenal tengah datang ke kamar ini. aku terbangun karena hawa dingin yang sangat menusuk. padahal aku yakin sekali jika jendela kamar sudah di tutup sebelumnya.

"Kise-kun ada apa?" aku terbangun melihat kedua orang yang sedang berjaga itu tengah dalam keadaan siaga.

Kise dengan wajah serius malah menyuruhku untuk diam, mengisyaratkan agar aku tak beranjak dari sofa yang ku tempati saat itu. Masamune-kun kulihat tengah bersiaga. Aku yakin sesuatu telah terjadi.

Aku mengendap ke arah Kise dan berbisik apa yang terjadi. "Akashicchi datang-ssu." Ucapnya dengan suara sangat pelan. Kise bilang ia sengaja mematikan lampu saat aura itu sedang mengarah kemari.

Mencoba untuk mendapatkan pencuri atau apapun itu. Akashi-kun adalah iblis yang cukup berbahaya, jika tidak hati-hati dalam menghadapinya kami bisa saja habis dalam semalam tanpa ada orang yang tau. Masamune-kun berjaga di dekat Tetsuna kalau-kalau ada sesuatu yang akan membahayakan Tetsuna.

Dari arah balkon terbukalah pintu dan Akashi-kun, aku yakin dia mengenakan pakaian serba hitam. Sayap nya baru saja di sembunyikan ketika ia memasuki kamar Tetsuna. Kise-kun tiba-tiba menyalakan lampunya. Kami semua menatap Akashi-kun.

"Apa yang ingin kau lakukan terhadap Tetsuna?" Masamune secara spontan teriak ketika lampu dinyalakan. Akashi telah beberapa jengkal dari tempat tidur Tetsuna, terlihat seperti telah siap di tangkap kapan saja. Gayanya santai seakan ia bukan lah pencuri dalam situasi saat ini.

"Tenanglah kalian semua, tidak perlu mengeluarkan aura membunuh seperti itu. Apalagi kau Tetsuya. Tidak cocok sekali dengan karaktermu yang lemah." Cara bicaranya berubah. Aku yakin ini adalah cara bicara Akashi-kun yang dulu. Tapi mengapa? Bukankah ia hilang ingatan dan berubah menjadi Akashi yang lembut?

"Ryota tenanglah aku tak akan menyakiti Tetsuna tersayangmu." Aku yakin Kise-kun juga terkejut atas kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Akashi-kun.

"Dan kau Hiroki. Aku tau kau dari keluarga kerajaan yang terkenal itu kan. Aku mengenal dirimu. Tak perlu menyembunyikannya dariku."

"Ada apa denganmu Akashi-kun?" aku bertanya seperti orang idiot berpura-pura bahwa Akashi-kun masih hilang ingatan.

"Ah Tetsuya maafkan aku. Bisakah kita bicara agak santai?" kata-kata sombongnya berubah menjadi lembut. mimik wajahnya pun berubah.

"Maafkan aku." Akashi-kun terlihat duduk santai di tengah-tengah kami. "Aku tidak akan menyakiti siapapun disini. Ada hal penting yang harus ku bicarakan disini."

Aku masih saja bersiaga berjaga-jaga jika Akashi-kun melakukan sesuatu yang mengerikan secara tiba-tiba. Kami memutuskan untuk bicara di ruang keluarga. Karena Akashi-kun bersikeras mengatakan telah membuat kekkai (pelindung) disekitar Tetsuna agar tak ada yang bisa menyentuhnya selain kami berempat.

"Apa ingatanmu telah kembali?" aku bertanya langsung tanpa basa-basi karena aku tau Akashi-kun tak suka bertele-tele.

"Sejak awal ingatanku tidak hilang. Aku hanya berpura-pura dan aku mempunyai alasan yang kuat untuk melakukan itu." Akashi-kun kembali seperti dirinya yang biasa. Terlihat angkuh dan elegan. Itu semua bisa kami terlihat dari cara bicara dan sikap duduk nya itu.

"Jadi apa maksud kedatanganmu kesini. Masuk secara mengendap-endap seperti pencuri kerumah orang lain." Masamune-kun tidak bisa menahan amarahnya.

"Jaga ucapanmu Hiroki. Karena aku bisa saja menghancurkanmu kapanpun yang aku inginkan. Aku datang kesini bukan untuk mencelakaimu atau siapapun. Tapi aku disini untuk memberitahukan hal penting yang bisa saja membahayakan nyawa adik tersayanngmu itu Tetsuya." Ucapnya panjang lebar.

Last Hope [Book 2]Kde žijí příběhy. Začni objevovat