spin off 2: hola, baby!

11.5K 751 32
                                    

Sebetulnya sejak mendapat gaji pertama, Jimin sudah menyimpan uangnya di bank, tiap bulan dia rajin menabung. Sampai menjelang dua tahun pernikahannya ini, Jimin sudah punya cukup uang untuk membeli rumah. Dia pikir dia butuh suasana baru dan rumah yang lebih luas dari yang ditinggalinya dan Yoongi saat ini. Jadi dia betanya pada kawan-kawannya di kantor, konsultasi, di mana kiranya ada hunian yang bagus untuk dia tempati. Tapi jelas, dia melakukan itu tanpa sepengetahuan Yoongi. Niatnya, dia akan mendapatkan rumah sebelum ulangtahun pernikahannya, dan menjadikan rumah baru tersebut sebagai kejutan untuk istrinya. Oh, terdengar romantis bukan? Sebab Jimin sadar, selama ini keromantisan yang dia buat bisa dihitung jari—malah kadang gagal karena ia tak berbakat. Mungkin kali ini dia akan membuat Yoongi senang bukan kepalang.

Amini saja.

"Sudah, survei rumahnya?"

Seorang kawan baru pindahan dari kantor cabang itu bertanya. Hoseok namanya. Orangnya easy going dan sejak hari pertama dia satu tim dengan Jimin, sudah cukup akrab bicaranya.

"Bahkan sudah deal..."

"Hebat, kau. Istrimu pasti bangga ya!"

"Oh, tentu."

Hoseok sudah tahu kalau Jimin pria beristri. Sementara lelaki itu masih bujang katanya. Datang selalu paling pagi dan pulang selalu paling terlambat karena tidak ada yang menyuruhnya kembali ke rumah cepat-cepat. Sedih memang, tapi ya begitulah Hoseok.

"Sebentar, istriku telepon."

Jimin menempelkan ponselnya ke telinga. Hoseok menopang dagu, sedikit merasa iri bisa ditelepon istri. Enak ya, orang yang sudah menikah itu...

"Apa? Aku sedang kerja."

Anehnya Jimin tak ramah, padahal istrinya yang menelepon. Hoseok heran.

"Kau tanya aku kapan aku pulang? Tentu saja nanti malam. Ini masih jam sepuluh, tahu. Ngapain kau tanya begitu? Baru dua jam lalu aku berangkat dari rumah."

Nah, kan. Apa Jimin sedang bertengkar dengan istrinya?

"Tidur lagi sana! Dasar pemalas!"

Hoseok sempat terkejut ketika Jimin membentak.

"Iya, iya. Nanti kubelikan sepulang kerja, Yang Mulia Baginda Ratu Yoongi." Jimin mengangguk dan Hoseok ikut-ikutan. Padahal dia tak paham apa yang sebetulnya sedang Jimin bicarakan dengan istrinya itu.

Kemudian Jimin mengetuk layar ponselnya untuk memutus sambungan telepon. Hoseok masih saja heran kenapa lelaki itu malah cemberut habis ditelepon istrinya. Tapi, selain itu, ada satu hal yang membuatnya teringat akan seseorang ketika Jimin menyebutkan nama istrinya tadi.

"Ngomong-ngomong nama istrimu mirip dengan nama mantan pacarku waktu SMA, lho."

"Ha? Mantan pacarmu? Siapa namanya?"

"Min Yoongi," ucap Hoseok. Jimin membola.

"Astaga. Dia juga mantan pacarku," Jimin menunjuk lockscreen ponselnya yang menampilkan foto Yoongi. "yang sekarang jadi istriku."

Jimin berkedip-kedip takjub sementara Hoseok hampir kena serangan jantung.

...Hola, baby!...

Jimin pulang dengan membawa bubur kacang merah. Tadi siang, Yoongi menelepon hanya untuk memintanya membelikan makanan itu. Enak betul memang jadi Yoongi, seperti ratu. Dia tidak bekerja dan dia bisa seenaknya meminta Jimin membelikannya ini-itu. Kalau diprotes, dia akan membalikkan fakta bahwa dia adalah istri Jimin, punya hak untuk memonopoli. Kejam memang, kadang Jimin merasa diperbudak. Statusnya sebagai suami yang harusnya jadi pemimpin keluarga malah kalah oleh istrinya yang suka asal main perintah itu.

Welcome Baby [minyoon ff]Where stories live. Discover now