"Jungkook-a, sepertinya aku akan menjadi anak baik hari ini."

Jungkook mengangkat satu alisnya. "Apa maksudmu, hyung?"

"Karena aku dalam kondisi hati yang baik, aku akan menjadi sangat baik hati hari ini." Ujarnya lagi kali ini dengan senyum yang lebar dengan pikiran yang melayang mengingat ingatannya bersama Yoojung. Terlebih lagi, ciuman itu.

Jungkook menatap ngeri ekspresi Taehyung yang mendadak seperti ekspresi om-om mabuk yang mesum. Tersenyum seperti layaknya orang gila. Bahkan ia melihat Taehyung mengerucutkan bibirnya seperti hendak mencium seseorang.

Lantas dengan sekali pukulan keras di kepala Taehyung, Jungkook menyadarkan pemuda itu dari fantasi liarnya. "Dasar gila!" umpat Jungkook.

"HEI!" Taehyung menoleh dan berseru marah. Bisa-bisanya anggota termuda memukul kepalanya dengan sangat tidak sopan dan bahkan mengumpatnya.

"Apa?! Katanya kau akan berbaik hati hari ini? Harusnya jika kupukul seperti itu kau tak akan marah padaku."

Lantas ekspresi Taehyung berubah seketika dan menjadi layaknya orang idiot. "Ah, kau benar! Tentu aku akan berbaik hati hari ini."

Taehyung kembali memikirkan Yoojung. Lantas karena terus memikirkan dan merindukan gadis itu, Taehyung meraih ponselnya. Ia berpikir mungkin Yoojung sudah pulang dari kuliahnya. Awalnya ia berpikir untuk mengirim pesan saja, namun mendadak ia merasa ingin mendengar suara gadis itu.

Lantas Taehyung berdiri dari duduknya mengabaikan pertanyaan Jungkook yang menanyainya hendak kemana. Ia keluar dari studio latihan dan hendak enuju atap gedung agensinya. Lebih baik menelpon Yoojung di tempat yang sepi. Lantas ketika ia telah sampai di atas atap, sembari menatap gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi mengalahkan gedung agensinya, Taehyung menekan nomor Yoojung dan menelpon gadis itu.

 Lantas ketika ia telah sampai di atas atap, sembari menatap gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi mengalahkan gedung agensinya, Taehyung menekan nomor Yoojung dan menelpon gadis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Masuklah." Ucap Dongha begitu Yoojung menghentikan langkahnya. Dengan sedikit perasaan takut dan cemas ia masuk. Ia melihat Dongha masih membolak-balikkan dokume tersebut. Lantas begitu Yoojung telah masuk ke dalam kamar Dongha dan berdiri di samping kakaknya, Dongha menutup dokumen itu dan melemparkannya ke atas ranjang.

Pria berambut hitam pekat itu membalikkan badan dan tersenyum menatap Yoojung. Kemudian berjalan satu langkah mendekati adiknya dengan tangan terjulur dan mengusap lembut rambut Yoojung.

"Kenapa kakak pulang cepat?"

"Yaah, hanya rindu padamu." Jawab Dongha jujur. Tangan kekar Dogha turuh dan memegang erat lengan Yoojung. Satu tangannya yang lain pun ikut memegang lengan Yoojung lainnya. "Yoojung-a.."

Yoojung menatap lurus Dongha. Ia menaikkan kedua alisnya.

"Kau, sudah masuk ke dalam kamar kakak, kan?"

Jantung Yoojung berpacu. Ia berpikir haruskah ia menjawab jujur atau bohong. Namun mengingat bahwa kakaknya pasti akan menyadari bahwa ia berbohong dan bertambah marah kepadanya, lebih baik ia menjawab jujur. Jadi, dengan takut Yoojung menganggukkan kepala perlahan.

Crystal Snow ✔ Where stories live. Discover now