Am I dreamt?

Mulai dari awal
                                    

"Taehyung,"

"Iya, ada apa? Jangan membuatku takut,"

"Jangan pernah meninggalkanku,"

Taehyung seketika diam, sekon berikutnya mengernyit dalam. Dia menatap Jimin dengan tatapan sulit dimengerti, tapi setelahnya tersenyum.

"Kau ini. Sangat mencintaiku, ya? Hey, ingat, aku normal." Taehyung duduk di sebelah brankar, merapihkan sebentar selimut Jimin.

"Aku bermimpi aneh, Tae."

"Mimpi apa?"

"Aku mimpi... aku-aku tidak tahu, tapi rasanya begitu nyata," Jimin menatap Taehyung dengan lelehan air mata, "aku melihatmu, sudah tak bernyawa."

"Ck, ada yang mengatakan, itu tandanya aku panjang umur. Ah, sudahlah. Kau banyak meracau setelah bangun. Sana, tidur lagi,"

"Tidak mau. Aku baru saja sadar, malah menyuruhku kembali tidur,"

Taehyung mengambil kursi dan menyeretnya dekat brankar.

"Kau bilang tidak mau membuang waktu. Tapi kau malah tertidur cukup lama," dia bersuara pelan, mendengar tone rendahnya membuat Jimin heran. Dia merasa... Taehyung berbeda dari biasanya. Terlihat agak... pendiam?

"Aku belum menghubungi Jihyun. Dia pasti khawatir sekali."

"Aku sudah. Dia akan kemari besok, setelah mempersiapkan diri. Ibu dan ayahku juga datang."

"Apa? Bagaimana kau meng—"

"Maaf Jim, aku menggunakan handphonemu. Punyaku kan bersama mereka," Taehyung mengeluarkan handphone Jimin, sang pemilik hanya menghela napas.

"Kenapa kau memberitahu Jihyun?"

"Lalu, menurutmu aku akan membiarkan Jihyun khawatir setengah mati sampai rasanya hampir gila gara-gara menonton berita kita di TV. Begitu?"

"Dia pasti akan membunuh kita, Tae,"

"Haha. Tidak terimakasih. Kau saja,"

Jimin menjulurkan tangannya, "sini, biar kutelepon dia."

"Silahkan. Aku tidak mau mendengar tangismu." Taehyung bangkit seraya menyerahkan handphone Jimin, kemudian berjalan keluar kamar sebelum Jimin sempat menyampaikan protesnya.


Blam.


Jimin menatap layar handphonenya. Mencari kontak Jihyun dan kembali terdiam. Hatinya bergemuruh, dia merasa bersalah pada adiknya. Pastilah perempuan itu mengkhawatirkannya. Sangat mengkhawatirkannya.

Nada sambungan terdengar.

"Oppa?"

Jimin membekap mulutnya sendiri. Suara adiknya terdengar serak, kentara menghabiskannya untuk menangis. Ia tidak sampai hati hingga tanpa sadar air matanya ikut menggenang.

"Hai, Jihyunnie,"

"Oppa... oppa..."

"Ssh... oppa baik-baik saja... tidak apa... maaf, oppa tidak segera menghubungimu... maaf,"

Dan Taehyung benar. Jimin menangis.


><><><


"Taehyung, aku bosan,"

"Lalu?"

"Huh, dasar tidak peka."

SO FAR AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang