Part. 39

654 23 0
                                    

Happy reading ^_^

---------------------------

Author's POV

Valesca tersenyum kikuk saat mendengarkan kata-kata Jack.

'Apa maksudnya dengan 'Kecantikanku yang takkan pernah terkalahkan oleh indahnya matahari'? Apa maksudnya itu? Dasar lelaki konyol!!' batin Valesca.

Valesca menepis tangan Jack yang ada di pipinya dan mendecih "Hei, Jack!! Apa kau sedang demam? Oh, ya. Apa kau bilang tadi!!?? Cantikku tak terkalahkan oleh matahari itu? Jangan gila!! Kau tak bisa bedakan, ya. Manusia dan matahari tuh jauh beda. Paling cuma sama di huruf inisialnya aja. M. Aku dan matahari berbeda. Tentu aku lebih cantik dan molek. Dasar gila!!" ucap Valesca sambil menempelkan telapak tangannya di kening Jack, lalu menyentilnya dengan kuat sebanyak 3 kali.

"Hei, Kau!! Jangan menyentilku seperti itu! Dasar!! Sini Kau!! Hei!! Sini" Jack membalas perbuatan keji Valesca dengan menggelitikinya.

Valesca yang tak mau digelitik pun berlari dan menghindari Jack. Jack mengejarnya dengan tawanya yang terbahak-bahak. "Val, Jangan kabur!!!!" teriak Jack.

Mereka terus berkejaran tanpa memperdulikan beberapa orang di pantai itu yang menatap ke arah mereka dan berbisik-bisik. Aa yang berbisik tentang hal negatif dan ada yang berbisik tentang hal yang positif, namun Jack dan Valesca sama sekali tak menghiraukan mereka. Mereka tetap berkejaran seperti Tom & Jerry.

Valesca menghentikan langkahnya dan merogoh sakunya saat Ia merasakan ada yang bergetar di dalam sana. Dia tersenyum tipis melihat nama yang ada di sana. "Sean??"

Valesca langsung menggeser tombol hijau yang ada di layarnya dan menempelkan handphonenya itu ke telinganya.

"Halo, Sean."

Jack yang telah berada di sampingnya dan ingin menggelitikinya pun menghentikan aksinya dan memanggil nama lelaki yang tidak dia sukai. Jack pun mendekatkan telinganya ke handphone milik Valesca.

"Val, apa kau tidak merindukanku? Aku sangat merindukanmu, Val. Sangat merindukanmu. Aku ingin sekali pulang kesana dan memelukmu. Sangat ingin."

"Jangan gila, Sean. Kamu ada pekerjaan penting, bukan? Untuk apa kamu pulang dan meninggalkan perkerjaanmu di sana?"

"Kau tahu, kan? Kalau aku rindu sekali denganmu. Sangat rindu. Aku akan meninggalkan apa saja demimu, Val. Apa saja?"

Valesca tertawa, namun tawanya tak bertahan lama saat Ia merasakan adanya seseorang di belakangnya. Dia tahu siapa itu. Dia pun menyikut perut seseorang itu hingga orang itu menjerit.

"Auhhhh.. Val!! Kau ini!!" jerit Jack.

"Kamu ini! Jangan menguping!! Dasar!!" ucap Valesca pada Jack.

Dari seberang sana Sean dapat mendengar jeritan Jack dan Valesca. "Val, itu siapa? Itu Jack?"

"Iya, Sean. Dia baru saja menguping pembicaraan kita, Sean." adu Valesca pada Sean.

"Lelaki itu. Daar!! Tenang saja. Ketika aku pulang, aku pasti akan menghajarnya. Lihat saja."

Valesca tertawa mendengar perkataan Sean. Dia memandang ke arah Jack dan mengejeknya. Jack pun menatapnya kesal.

"Pak, anda sudah ditunggu di ruang rapat." samar-samar Valesca dapat mendengar seseorang berbicara di seberang sana, namun itu bukan Sean melainkan asisten pribadinya.

"Sayang, aku sudah ditunggu di ruang rapat. Aku pergi dulu. Bye.."

"Iya, Kau pasti punya rapat penting. Aku tutup teleponnya. Bye."

Unrequited Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang