Chapter 7 ✨

9 0 0
                                    

Ica melompat-lompat didepan sebuah pagar bercat putih, ia sudah sampai ditempat seperti yang kemal berikan padanya rumah ini mungkin rumah yang cukup besar melihat dari pagarnya yang tinggi sepertinya maling akan mengurungkan niatnya jika melihat pagar rumah ini. Tak ada pilihan lain dia tidak bisa melompat menjangkau atas pagar tingginya saja semampai sampai monyet lahiran anak manusia pun dia tidak bisa akhirnya dia mencari kontak kemal lalu menelfonnya

"Hello kemal aku udah diluar, pegel nih!"

"Oke tunggu bentar ya bos!" Sambungan telfon langsung terputus bertepatan dengan terbukannya gerbang rumah itu, melihat rumah didepannya membuat dia melongo, dia pikir rumah yang berpagar menjulang itu adalah rumah yang megah namun kenyataannya rumah ini seperti rumah proyek gagal dan sudah banyak rumput liar yang tumbuh di tembok2 bangunan setengah jadi ini

"Masuk gih, anak2 udah pada nungguin katanya pengen kenalan secara langsung" ica masih bengong menatap sekeliling rumah yang 15 menit yang lalu dia anggap sebagai rumah megah dengan pagar yang menjulang itu.

"Ca, janggan bengong kelamaan disini banyak penunggunya entar lo kesurupan lagi" ica tersentak langsung menolehkan matanya kearah kemal, kemal memberikan senyumnya ah dia masih ingat ketika laki2 itu memberikan senyumnya 9 tahun yang lalu laki2 yang malang namun tetap tampan seperti sekarang ini.

"Ca apapun yang kamu mau lakukan seperti sekarang ini entah misi apa yang kamu jalani abang kobar ini selalu ada cara buat ada disamping kamu" ucap kemal sembari berjalan menuju kedalam rumah atau lebih tepatnya gedung kosong itu , ica langsung tersenyum hangat kemal memang selalu setia menemaninya dalam setiap rencana yang dia laksanakan atau dalam sebuah keputusan yang dia buat sendiri.

"Kemal saviero kobar, seorang anak jalanan yang masa kecilnya harus luntang lantung dijalan hidup penuh perjuangan demi mendapat makanan ini masih mengingat seorang gadis yang membawanya bersama walaupun harus mendapat cambukan 50 kali" kemal membungkuk kearah ica membuat ica langsung mengangkat wajah kemal, ica mengelus rambut kemal dia merasa terharu dengan ucapan kemal dia menganggap kemal adalah adiknya walaupun sebenarnya kemal kemal 5 bulan lebih besar darinya.

"Bar udahlah yang penting sekarang lo dapet hidup yang lebih baik, oh ya gimana kabar om rendrick? Gue harus ngucapin trimakasih sama dia berkat dia gue bisa lepas dari rumah yang menyerupai kandang itu" ica membayangkan perjuangannya untuk keluar dari rumah yang menahannya itu " dan gue cukup kaget waktu liat lo juga ada disekolah, gimana caranya lo bisa kabur juga? Seinget gue lo dapet misi lagi"

"Gue ngak tau gimana kabar om rendrick lagi setelah gue cabut dari sana hemm kalau masaah gue kabur itu ceritanya panjang mungkin bakal gue ceritain lain kali sekarang kita nemuin anak2 dulu mungkin mereka udah nungguin kita" ica menganguk lalu melanjutkan perjalanannya menuju ruangan berkumpulnya anak2 yang dimaksud kemal

" akhirnya lo pake gue-lo" ica cengegesan seharusnya dia memakai aku-kamu tapi yasudahlah dia tidak bisa mengubur masa lalunya toh lo-gue itu bahasa gaul jaman sekarang.

"Woi kemal lama amat bawa si ica kesini" jamal melingkarkan lengannya dibahu ica, ica langsung menepis tangan jamal sembari tersenyum sinis , jamal dengan perlahan- lahan berjalan mundur firasatnya sudah tidak enak

" banyak gaya lo ya sini gue kasi jurus ketekan langsung metong lo" seketika jamal langsung berlari ica langsung mengejarnya, dan jadilah adengan kejar2 an ala-ala ica dan jamal
(Metong= mati)

✨✨✨

"Nama gue alvaro panggil al aja " ica mengamguk sembari melepaskan tautan tangannya dengan cowok yang bernama al aja itu

Sepotong kisah abu-abuWhere stories live. Discover now