10. Whatever You Do!

1.4K 172 2
                                    

"Sudah cukup membuatku sengsara seperti ini, sekarang dengan tega kau ingin membuatku melepaskan pria yang bahkan mustahil aku miliki"

🌳🌳🌳

Sekuat tenaga Nayeon berlari dengan tangisnya yang masih tersisa. Ia berlari tanpa melihat jalan yang dilaluinya, yang terpenting bagi Nayeon adalah segera pergi dari hadapan Jinyoung, namja yang ia kagumi sekaligus namja yang sudah membuatnya menangis seperti ini.

Larinya bertambah kencang. Nafas yeoja itu juga mulai terengah tapi dia tetap memaksakan diri.

Tanpa sadar kaki Nayeon terantuk batu hingga membuatnya tersungkur kejalanan. Lutut mulusnya tergores kasar pada aspal.

Hal itu membuat darah segar keluar dan Nayeon hanya bisa menangis menahan perih. Perih yang diakibatkan oleh luka itu dan juga perih yang ada dalam dihatinya.

"Neo gwencanha?" tanya seorang namja yang suaranya tampak asing ditelinga Nayeon.

Yeoja itu kemudian mendongak dan mendapati Mark dihadapannya.

"Markeu?" Nayeon terperanjat.

Mark berjongkok berhadapan dengan Nayeon, "Kakimu berdarah"

Tak ada yang Nayeon ucapkan, ia hanya bungkam. Mark adalah salah satu teman gang Jinyoung, sudah pasti jika Nayeon mengenalnya. Mark juga tidak kalah populer disekolahnya dulu.

Karena tak mendapat jawaban apapun dari Nayeon akhirnya namja berkulit putih itu merogoh sesuatu dari dalam saku celananya.

Sebuah plaster berwarna biru dengan motif polkadot kini sudah berada di tangan Mark. Ia menempelkan plaster itu keatas luka Nayeon.

"Gomawo" ucap Nayeon singkat.

Mark bangkit berdiri, "Lain kali berhati-hatilah"

Tak ada jawaban, hanya sebuah anggukan kecil dari yeoja yang sedang bersimpuh diaspal itu.

••••

Siang ini Jisoo telah berada di teras rumah Jinyoung. Sebenarnya ahjumma yang bekerja dirumah Jinyoung sudah mempersilahkan untuk Jisoo masuk dan menunggu didalam tapi yeoja itu memilih menunggu diberanda depan.

Alasannya cukup klise. Ia ingin menyambut kekasihnya.

Tak lama menunggu akhirnya Jisoo tersenyum lebar. Orang yang ia tunggu telah tiba dengan mobil ferrari putihnya.

"Jinyoungie" panggil Jisoo.

Merasa nama lahirnya dipanggil seseorang Jinyoung mendongak, "Ahh neo wasseo, waegure?"

"Opsoyo. Tidak ada"

"Keojitmal. Jangan berbohong, aku tahu kau ingin mengatakan sesuatu"

"Aniyo. Geunyang bogosippeoseo, aku merindukanmu Jinyoung-ah"

"Cheongmal? Kya kita baru saja bertemu semalam, dan kau sudah merindukanku?" jawab Jinyoung dengan nada tak mengenakkan.

Jisoo sedikit bergidik, "Waegure Jinyoung-ah? Kenapa kau seperti ini? Apa aku melakukan kesalahan?"

"Aniyo"

"Geuraeseo? Lalu? Semalam kau meninggalkanku dipesta, dan sekarang kau bersikap acuh padaku. Katakan saja apa salahku dan aku akan perbaiki itu. Aku tidak ingin kau seperti ini Jinyoung-ah. Gaseumi apha neo ara? Apa kau tahu hatiku sakit?"

NEVER EVER ✔ [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang