Debaran Kesebelas.

461 45 0
                                    

Tanpa pikir panjang, Aldi dan (Namakamu) melangkahkan kaki nya cepat menuju ruang televisi. Sesampai nya diruang tv, mereka tidak menemukan dimana Iqbaal berada. Kemana pria itu? Mengapa menghilang?

"Iqbaal!" (Namakamu) berteriak memanggil Iqbaal berharap pria itu membalas sahutan nya.

Kedua mata (Namakamu) ia edarkan keseluruh penjuru arah berharap menemukan pria itu. Tapi hasil nya? Nihil. Bulir-bulir keringat mulai bermunculan dipelipis (Namakamu). Rasa takut nya akan keadaan Iqbaal mulai bermunculan.

"(Namakamu)!" telinga (Namakamu) mendengar ada yang memanggil nama nya. (Namakamu) menoleh dan mencoba mencari siapa sosok yang memanggil nama nya. Aldi? Tentu bukan. Pria itu juga kini tengah sibuk mencari dimana suara itu berasal.

"(Namakamu)!!" kali ini terdengar lebih keras dan terkesan memaksa(?) (Namakamu) menarik-narik tangan Aldi.

"Ald, itu suara Iqbaal." suara (Namakamu) terdengar memaksa. Menyuruh Aldi untuk segera mencari pria itu.

"Okay-okay. Kita cari. Kuping gue, sih denger nya suara nya dari belakang. Lo tetep disamping gue. Jangan kemana-mana," ujar Aldi yang menenangkan (Namakamu) yang tengah ketakutan. Aldi mengerti bagaimana perasaan (Namakamu) kini. (Namakamu) pasti tidak ingin kehilangan Iqbaal. karena dirinya sudah cukup kehilangan kakak kesayangan nya, Ali.

Semakin lama melangkah, suara itu semakin terdengar jelas. Banyak pertanyaan yang kini bermunculan dibenak aldi dan (Namakamu). Dimana iqbaal? apa yang terjadi dengan Iqbaal? apa Iqbaal baik-baik saja? Dan yang lain sebagai nya.

Sebelah tangan Aldi bergerak untuk memutar kunci pintu yang akan membawa mereka ke halaman belakang.

'Clek'

"Iqbaal!" (Namakamu) langsung menjerit histeris dan menghampiri Iqbaal yang sedang meringis kesakitan dipinggir kolam renang. Sementara Aldi? Pria itu berdiri terpaku diambang pintu melihat keadaan Iqbaal saat ini.

"Iqbaal. Ya Tuhan! L-lo kenapa?" tanya (Namakamu) khawatir dan memperhatikan tubuh Iqbaal saat ini.

Air kolam yang tadi nya berwarna bening saat ini bercorak merah-merah seperti darah. (Namakamu) juga melihat dipinggiran kolam ini ada beberapa tetes darah.

"Ssh...tolongin gue kek!" ucap Iqbaal sedikit kesal menahan sakit karena (Namakamu) hanya melihat sekeliling nya tanpa membantu dirinya yang tengah kesakitan.

(Namakamu) menoleh dan melihat baju yang dipakai Iqbaal ada warna merah darah, pandangan (Namakamu) menurun ke tangan kiri Iqbaal yang mengeluarkan banyak sekali darah.

"Aldi!"

*

"Lo istirahat aja, Baal. Tidur disini." (Namakamu) menyelimuti tubuh Iqbaal yang tengah berbaring dikasur kamar nya.

"Kenapa gak dikamar Ali?"

"Lo emang mau tidur disana? Mendingan disini aja. Gue gak mau lo kenapa-napa kayak tadi lagi." (Namakamu) duduk dipinggiran kasur. Menatap kedua mata Iqbaal yang saat ini juga tengah menatap nya lembut.

Luka Iqbaal sudah diobati. Yg luka dari tubuh Iqbaal hanya luka ditelapak tangan kiri nya, goresan panjang di kaki sebelah kanan nya serta luka gores dibagian leher nya. Walaupun hanya sedikit, tapi darah yang dikeluarkan begitu banyak.

"Gimana cara nya lo bisa dikolam sih, Baal? Perasaan tadi nya lo ada di ruang tv," tanya Aldi yang membuat (Namakamu) tersadar dari aktivitas nya menatap Iqbaal._.

Iqbaal mencoba melihat Aldi yang terududuk di sofa kamar nya. Tak lama kemudian ia mengalihkan pandangan nya kelangit-langit kamar dan menghirup nafas panjang.

NO NA ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang