Mr.Troublemaker - #21

Start from the beginning
                                    

Sekarang. Detik ini juga. Rasanya hatiku terbakar. Amarahku mendidih.

Aku bangkit.

Aku melangkah terburu-buru menuju taman.

Kalau Romeo marah hanya karena tahu aku suka dengan Edward. Aku juga bisa marah dengannya. Kali ini lebih parah dari sekedar suka. Pacarku disentuh oleh wanita lain.

Cerita diriku yang menjadi Cinderella telah usai. Aku kini wonderwoman. Aku akan mengklaim kepemilikanku. Romeo milikku. Hanya punyaku.

"Ehem!" Aku berdehem. Tepat di samping wanita genit itu.

Semuanya menatap ke arahku. Aku tidak menunduk. Aku mengangkat tinggi-tinggi kepalaku. Melihat wanita itu dengan tatapan tidak suka.

Romeo kemudian beralih. Memposisikan dirinya di sampingku. Mengacak-acaki rambutku sebentar sebelum membuang puntung rokok ke dalam tempat sampah. "Ada apa, Princess?" Aku melihat Romeo seakan paham dengan niat kedatanganku.

Wanita genit itu kali ini memegang lengan Romeo. Ia sepertinya tidak ingin perhatian Romeo beralih padaku. Halo, aku ini pacarnya. Kamu siapa, huh?

"Bagaimana Romeo? Malam ini?" tanya si genit itu. Sumpah, dia memang genit. Gayanya saja terlalu di buat-buat. Yeak, aku mual.

Romeo melihatku. "Aku tanyakan pada pacarku dulu."

Aku tahu, aku tidak paham dengan apa yang sedang mereka bicarakan. Tapi perhatianku terfokus pada tangan si genit yang masih saja menempel pada lengan Romeo.

"Princess, apa malam ini kamu ingin ikut ke acara ulangtahun Monika?"

Oh, namanya Monika ternyata.

Dan tangannya masih saja di sana. Di lengan pacarku.

Oke cukup.

Aku melangkah ke samping lain Romeo. Yang pasti, tangan Monika itu terlepas karena terhalang dengan tubuhku. Aku dengan senyum termanisku. Memandang pacar tampanku itu, dengan tanganku yang merangkul mesra tangannya.

Romeo sempat melipat kening. Mungkin dia aneh melihat kelakuanku ini. Aku menoleh pada Monika. "Sorry, kita belum saling kenal sepertinya?"

Monika sangat terlihat tidak bersahabat. Wajahnya berubah menahan emosi. Kalau aku bisa bilang, tadi dia sempat berdecih pelan. Hell yeah, genit!

"Aku Monika. Dari fakultas politik."

Dia hanya berkata seperti itu, tanpa memberikan tangannya untuk bersalaman. Tidak apa. Tidak masalah. Tanganku pun sedang sibuk merangkul erat lengan pacarku.

"Oh!"

Sudah itu saja tanggapanku. Malas. Aku yang akan lebih dulu mengibarkan bendera perangan dengannya.

Percayalah, selama adegan barusan, ternyata semua orang yang berada di sana memperhatikan kami berdua. Termasuk Romeo. Aku beralih padanya yang sedang menggaruk kepala. "Jadi, bagaimana?"

"Apanya?" tanyaku bingung.

"Kamu ingin ke party malam ini denganku?"

"Oke. Asal denganmu, aku tidak masalah." Aku lantas mengalihkan pandanganku pada Monika. Tersenyum penuh kemenangan. "Sudah acara bincang-bincangnya? Kita ke kelas lagi."

Tanpa menunggu jawaban dari Romeo. Aku tarik saja lengannya. Menjauh dari wanita jenis predator genit seperti Monika.

Romeo mengikik geli. Aku mendongak. "Kamu kenapa?" Kami berhenti di samping loker. Aku bersandar pada dinding. Dan kedua lengan Romeo sudah memenjarakan tubuhku.

"Kamu kalau seperti tadi. Membuatku tidak tahan untuk ...." Bola mata Romeo beralih pada bibirku. Ia sempat menggigit bibirnya. Membuat bibirnya terlihat basah. Aduh, ini di kampus. "Kamu cemburu?"

"Hah?" pertanyaannya membuyarkan pikiranku yang juga terfokus pada bibirnya.

"Sering-seringlah cemburu. Aku suka!"

"Siapa ... Siapa yang cemburu!" Aku memajukan bibir dan bersedekap dengan membuang pandangan ke samping.

Romeo kembali terkikik. "Jangan malu untuk mengakui kalau kamu cemburu. Itu tandanya kamu sayang padaku."

Aku kembali menatapnya. "Aku memang sayang denganmu."

"Aku juga sayang denganmu."

Aku langsung diam.

Kami saling diam.

Romeo tersenyum. Ia mendekatkan wajahnya pada telinga kananku.

"Aku ingin menciummu, tapi banyak orang di sini. Jadi, sentuh bibirku dengan jemari mungilmu. Anggap kita sedang berciuman."

Aku tertawa. Memukul dadanya.

Idenya itu ada-ada saja.

"Please!" Dan Romeo merengek meminta aku melakukannya.

Aku memutar kedua mata. Hell yeah, pacarku ini.

Tentu saja aku mengabulkan permintaannya. Satu jariku, menyentuh lembut permukaan bibirnya yang terasa lembab.

Bibir tersebut lalu melengkung, membuat sebuah senyuman. Senyum yang hanya untukku. Aku yang akan menjadi egois, hanya untuk memilikimu.

 Aku yang akan menjadi egois, hanya untuk memilikimu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



❤️❤️❤️❤️❤️

AN :

Anjayyyy gue kangen masa-masa pacaran 😭 bapake pacaran ulang yuuuukkk...

Sorry gue update sehari tiga kali kaya minum obat. Pingin cepet ngabisin part gula behahahahaha #bikinKZL 😛

Salam Kutang 🤘🏻

[Terbit] My Sexy Bra And Mr. TroublemakerWhere stories live. Discover now