Chapter 44 : Be Brave part 1 ( Beranilah bagian 1)

Start from the beginning
                                    

"Iibbbuuuu....".

Tiba – tiba tubuh Weizhou merosot, Ibu Jingyu berlari ke arahnya dan memeluk tubuhnya yang gemetaran dengan erat.

"Ibu.... Jingyu....".

"Sstt... dia akan baik – baik saja. Dia hanya tidur. Dia akan bangun nanti".

Air mata membanjiri wajah Weizhou. Dia bisa merasakan kehangatan Ibu Jingyu. Dia sangat baik. Dia memeluk Weizhou dengan erat, bahkan mengusap – usap punggung Weizhou untuk menenangkannya.

Betapa aku sangat berharap mendapat kehangatan seperti ini dari Mamaku

"Ayo duduk....".

Ibu Jingyu mengarahkannya untuk duduk di sofa di dekat jendela.

"Apakah kau ingin minum sesuatu??".

Weizhou menggeleng dan memalingkan wajahnya ke arah wajah tidur Jingyu. Sangat tenang dan lembut. Ibu Jingyu menepuk kepalanya dengan lembut.

"Dia akan baik – baik saja".

Weizhou mengangguk lalu Ibu Jingyu mengusap punggungnya dengan lembut. Weizhou mulai dapat bernapas dengan normal dan lebih tenang.

"Merasa lebih baik??".

Weizhou memberikan senyum di wajah sedihnya. Ibu Jingyu mencubit pipi tembemnya lalu tersenyum lebar.

"Bisakah kau membantuku menjaganya di sini? Aku perlu membeli sesuatu".

"Iya Bu, aku akan tinggal dan menjaganya agar tetap aman".

Ibu Jingyu tertawa kecil, "Yeah... dia akan aman denganmu di sini".

Ibu Jingyu mengacak – acak rambut Weizhou lalu berdiri dan memberi ciuman kecil pada kening anaknya. Lalu dia meninggalkan kamar dan meninggalkan mereka berdua di kamar.

Weizhou berjalan menuju kekasihnya. Tangannya menyentuh wajah tidur Jingyu dengan lembut. Jingyu tidur dengan damai tapi Weizhou tidak dapat sedamai wajah tidur Jingyu. Perban putih dapat terlihat di bahu lebar Jingyu.

"Bagaimana ini bisa terjadi padamu?? Seharusnya aku membiarkanmu menonton latihanku, bukannya memaksamu pergi dan membiarkan semua ini terjadi padamu. Bodohnya aku!!!".

Weizhou mengepalkan tangannya. Dia sangat ingin mencium kekasihnya, mengurangi rasa sakit yang di rasakan kekasihnya saat ini. Tapi dia takut jika tiba – tiba Ayah atau Ibu Jingyu masuk ke kamar.

"Jingyu... aku mencintaimu...".

Air mata Weizhou mengalir dan membasahi lengan Jingyu.

🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳

Dua jam berlalu dan Jingyu tetap menutup matanya. Weizhou dan Ibu Jingyu duduk di sofa, sementara Ayah Jingyu duduk di tempat tidur.

"Zhouzhou, kau mau makan sesuatu? Ada banyak buah di sini".

Weizhou hanya menggeleng dan membuat Ibu Jingyu menghela napas.

"Kau tidak makan dan minum apapun sejak kau datang. Tapi kau menangis terus, kau bisa dehidrasi. Ini... makanlah jeruk ini...".

Ibu Jingyu memberikan jeruk itu ke Weizhou.

"Buu... ibu.....".

Suara serak Jingyu memenuhi kamar dan sontak membuat Weizhou berdiri dan berlari menuju tempat tidur, mengejutkan orang tua Jingyu.

"Aku disini, Jingyu.... aku di sini...".

Jingyu dapat mendengar suara Weizhou dengan sangat indah di telinganya.

The Prince & His Knight (Trans Indo) - COMPLETEDWhere stories live. Discover now