2. Park Jinyoung

2.4K 251 5
                                    

"Tatapan itu sanggup membuatku membeku. Tatapan dari gadis misterius yang entah sejak kapan berhasil merebut atensiku. Siapa dia yang sebenarnya"

-Park Jinyoung-

🍑🍑🍑

Risih. Mungkin satu kata itu mampu mewakili seluruh perasaanku.

Menjadi populer itu sangat melelahkan. Mereka selalu saja memperhatikanku dengan tatapan yang gila. Benar-benar memuakkan bagiku.

Tak jarang sebagian dari mereka juga nekad membuntutiku, bukankah mereka sudah mirip seperti seorang penguntit?

Ayolah, bahkan aku bukan salah satu member boyband atau idolgrup. Aku hanya siswa biasa, yang sialnya aku terlalu populer dimata gadis-gadis itu.

Aku hanya ingin diperlakukan layaknya orang normal. Teriakan para gadis memang hal yang menyenangkan, tapi jika mereka sudah bertindak lebih gila dari itu rasanya aku tidak bisa menikmati dunia.

"Jinyoung what's going on? Are you okay?"

"I'm fine"

Mark siswa foreign asal LA itu selalu memperdulikan ku. Dia sudah seperti hyung bagiku, dia sangat baik dan yang jelas dia tak banyak bicara seperti dua teman gilaku Bambam dan Yugyeom.

Mark, Yugyeom, dan Bambam, mereka adalah teman satu gang ku. Sama seperti Mark, Bambam adalah siswa foreign. Ia berasal dari Thailand.

"Hyung, lihatlah yeoja itu" ucap Yugyeom sambil menunjuk kearah kelas dilantai 4.

Disana mata ini bisa melihat jelas seorang yeoja yang sedang memandangiku. Aku tahu yeoja itu, tapi aku tidak mengenalnya. Dia selalu memperhatikanku dari atas sana saat jam olahragaku tiba.

Terkadang saat aku bermain basket dia juga terlihat memandangiku dari atas sana.

Tatapan yeoja itu sangat teduh tidak seperti yeoja-yeoja lain. Entah kenapa aku selalu membeku saat tak sengaja bertatapan dengannya. Tatapan itu seakan mengisyaratkan ku untuk terus menilik jauh kedalam netra indahnya.

"Hyung waegure?" kini Bambam yang menanyaiku.

Bambam dan Yugyeom memang lebih muda beberapa bulan dariku maka dari itu mereka memanggilku dengan sebutan hyung.

"Aniyo"

Tak ingin dipergoki, aku segera mengalihkan pandangan.

Yeoja itu sangat misterius. Dia bukanlah siswa yang populer jadi tak banyak yang mengenalnya. Jika dilihat sekilas dia adalah pribadi yang tak banyak bersosialisasi. Dia memang cantik, tapi bukankah yeoja-chingu ku juga cantik.

Iris mata itu sangat menarik bagiku, bahkan ia sanggup membuatku terdiam dan membeku menatapnya.

Sebenarnya siapa yeoja itu?

••••

Hitam, putih, dan abu-abu mungkin seperti itulah gambaran kasar tentang hari-hari yang aku jalani.

"Kita sudah sampai"

Dia adalah Jisoo, yeoja bermarga Kim itu adalah yeoja-chingu ku. Masalah klasik, kami tak sengaja bertemu disebuah perpustakaan.

Aku menabraknya yang sedang membawa bertumpuk-tumpuk buku, alhasil semuanya terjatuh dan berserakan diubin. Aku membantu nya dan kami saling bertukar nomor telefon.

Pertemuan kami sangat klise, aku sendiri tidak begitu menyukai pertemuan seperti itu, telalu drama.

"Ne Jinyoung-oppa. Annyeong! Aku akan masuk. Chal gayo"

Dia sangat manis, dia juga sering menggunakan aegyo dihadapanku. Aku sangat menyukainya, sikapnya yang terkadang manja membuatku enggan melepaskannya.

Kim Jisoo, dia adalah gadis yang aku pacari sejak kelas satu. Sejak saat itu aku tak pernah lagi melirik gadis lain. Dalam hati dan pikiranku hanya ada Jisoo, Jisoo, dan Jisoo.

Dia adalah gadis yang baik, dia juga pintar dan tentu saja cantik. Aku sangat menyukai kepribadiannya yang menyenangkan.

"Jinyoung-oppa"

Aku tersadar dari lamunanku, "Wae? Ada apa Jisoo-ah?"

"Kenapa oppa tidak segera pulang?"

"Ahh aku ingin melihatmu masuk terlebih dahulu kerumah"

"Geurae. Aku akan masuk dan oppa pulanglah. Gomawo sudah mengantarku."

"Eoh"

Pandanganku terus saja tertuju pada Jisoo. Aku melihat punggungnya yang semakin menghilang dari jarak pandangku. Saat Jisoo sudah berdiri didepan pintu utama aku mulai menyalakan kembali mesin mobil.

Ada angin apa, tiba-tiba aku merasa harus menghentikan aktifitasku dulu lalu mengecek sekali lagi siapa yang membukakan pintu untuk Jisoo.

Karena mataku bukanlah mata hero, aku harus sedikit memicing dan memfokuskan penglihatan.

Deg...

Jantungku mendadak berdegub. Perasaan macam apa ini. Kenapa hati ini rasanya tidak tenang. Aku tidak tahu pasti tapi rasanya seperti saat kau meminta ice cream stroberry lalu sang penjual memberimu pilihan.

Kau harus membayar untuk satu ice cream stroberry, atau kau bisa mendapatkan satu ice cream gratis tetapi dengan rasa berbeda.

Itulah yang sekarang ini aku rasakan. Tanpa sengaja aku melihat yeoja itu lagi. Yeoja yang selama ini selalu memandangiku dari daun jendela kelas dilantai empat. Yeoja yang sanggup membuatku membeku saat melihat iris matanya.

Yeoja itu adalah orang yang sekarang sedang membukakan pintu untuk Jisoo.

Otakku bekerja begitu keras, sekelumit pertanyaan menghujani pikiranku. Mereka bergerilya menuntut jawaban atas semua rasa penasaran.

Siapa yeoja itu?

Kenapa dia selalu memandangiku, kenapa dia mampu membuatku terpaku, dan kenapa dia tinggal bersama Kim Jisoo, kekasihku.

"Dugusaeyo?"

••••
🍑TBC🍑

NEVER EVER ✔ [COMPLETED] Where stories live. Discover now