Limabelas💦

2.5K 426 81
                                    

Sunyoul menghela napas panjang lalu menghembuskannya. Cowok yang pernah wakilin sekolah buat OSN itu menatap datar ke arah mantan pacarnya.

"Lagian, kenapa lo ijinin si ayam itu nyamperin sana? Orang mah jadi jahat dikit gapapa kali, rin."

Yerin menggerakkan kepalanya ke arah sunyoul lalu mendesah samar, "lo gak paham."

"Apanya yang gue gak paham? Lo mau diselingkuhin? Sampe kapan seorang yerin salsabillah pura-pura bego di depan hoshi?"

Yerin menundukkan kepalanya, engan menatap mata sunyoul yang menatapnya tajam.

"Yaudah kalo lo gamau jujur. Mana pesenan gue," kata sunyoul sambil menjulurkan tangannya ke arah yerin.

Raut wajah yerin seketika berubah. Iya, cuma dengan kalimat ditambah muka nyebelin sunyoul bikin moodnya membaik.

"Nih jomblo! Udah tau jomblo pake sok mesen hoodie couple lagi!"

Cowok itu cuma terkekeh kecil lalu menyodorkan hoodie yang berwarna biru ke arah yerin.

"Buat lo. Dulu gue janji beliin barang couple tapi gak sempet mulu."

Yerin menaikan sebelah alisnya lalu terkekeh, "masih inget aja lo."

Sunyoul cuma tersenyum miring dengan wajah sok kerennya. Dalam hati bersyukur karena dapat dekat kembali dengan gadis yang sampai sekarang masih jadi penghuni hatinya.

Iya, bilang aja sunyoul gamon. Emang itu kenyataannya.

.
.

Hoshi berlari menghampiri sana yang duduk sendirian di sebuah halte dengan raut wajah khawatirnya.

"Lo gapapa kan? Gaada pereman yang gangguin lo kan?" Tanya cowok itu khawatir menatap sana dari atas sampai bawah.

Sana menggeleng lalu reflek memeluk erat hoshi. "Gue takut, ci."

"Tenang aja, gausah takut. Lo aman sama gue disini," balas cowok itu sambil mengelus lembut rambut sana.

Hoshi tau, daerah rumah hanbin kalo malem emang sepi banget. Rawan kejahatan, dia aja kalo selesai maen ps malem mending nginep daripada pulang. Takut begal.

"Tadi hanbin bilang mau jemput, tapi sampe sekarang gak dateng makanya gue hubungin lo," kata sana dengan isakkannya.

Hoshi mengepalkan tangan, merutuki hanbin yang nawarin sekelompok dengan gadis itu tapi gak bertanggung jawab. "Nanti gue tonjok hanbinnya, tenang aja."

"Maafin gue udah ganggu waktu lo sama yerin."

Hoshi menggeleng dalam pelukannya, "gak ganggu kok. Gue lebih khawatir sama lo."

Iya ci, pelukan aja terus. Kamu gatau disana ada orang yang daritadi ngerekam semuanya.

.
.

"Jadi, kita nonton?"

Yerin mengangguk antusias, lalu menarik tangan sunyoul dengan semangat menuju XXI yang bersebelahan dengan cafe tadi. Udah lama dia mau nonton film horor, tapi hoshi sibuk terus sama selingkuhannya.

"Rin, tau kan lo gak suka horor? Terus-"

"Ck, iya tau. Kan kalo dulu tiap kita selesai nonton horor, lo selalu nemenin gue sampe tidur, baru lo balik. Iyakan?"

Sunyoul mendengus, "sekarang beda, rin. Lo mau gue perang sama pentolan anak ips gara-gara ini?"

Yerin mencibir lalu menarik tangan sunyoul ke arah cafe di XXI, mau beli popcorn.

"Dia aja bisa pergi kapanpun sama si Sana, kenapa gue engga?" Ucap yerin dengan raut wajah yang tak terbaca.

Tapi sunyoul tau, yerin kecewa.

.
.
.

Hoshi menyodorkan minuman dingin ke arah sana yang daritadi terdiam, "tenangin diri dulu."

Cowok itu duduk di samping sana lalu memandang ke depan dengan tatapan datar. Pikirannya terus tertuju ke yerin yang tadi dia tinggal di depan lampu merah perempatan sebelum mall yang mereka tuju.

Bisa-bisanya dia ninggalin orang yang spesial demi nolongin sana? Kalo yerin kenapa-napa gimana?

Hoshi sendiri gak paham sama hati dan pikirannya.

Hoshi: rin

Hoshi: dimana?

.
.

Sunyoul terkekeh kecil liat cewek di sampingnya ini daritadi sembunyi di balik punggungnya sambil nutup mata.

"Makanya gausah sok berani nonton horor dah," ledek cowok itu dengan kekehan samar.

Yerin menabok keras punggungnya, "gue gatau bakal se serem ini anjir!"

"Dari dulu itu mulu jawabannya, kambing!" Balas sunyoul dengan senyum ngeledeknya.

"Udah itu liat ga ada setannya juga," lanjut cowok itu tenang

Yerin menggeleng keras dipunggungnya, "bohong lo mah!"

"Beneran sini liat."

Sunyoul mengarahkan yerin duduk dengan posisi yang benar lalu menyingkirkan tangan yang menutupi mata gadis itu.

"See? Gaada setannya kan?"

Yerin membatu. Dengan jarak sedeket ini sama sunyoul, ditambah pencahayaan bioskop yang emang sengaja gelap.

Lagi-lagi, perasaan itu muncul. Perasaan menyesal karena ninggalin cowok sebaik sunyoul demi berandalan stress macam hoshi.

Sunyoul menggerakkan tangannya di depan wajah yerin, "Rin? Kenapa?"

"H-ha? Engga."

Cowok itu tersenyum manis lalu mengecup pipi yerin sekilas

"Salah gak kalo gue masih sayang sama lo?"






Bbl kembali dapat serangan telak dari mantan ehehe

[2] Trust ☁HoshiKde žijí příběhy. Začni objevovat