1. Permulaan.

9.8K 577 54
                                    


Dua pasang kaki berjalan
di lorong putih nan besar. Langkah keduanya terhenti saat tiba didepan pintu besi besar yang menjulang tinggi. "Dia disini" ucap salah satu dari keduanya dengan wajah yang serius bercampur cemas. Setelahnya, dia memencet tombol merah yang dipastikan adalah tombol untuk membuka pintu besar tersebut. Asap putih keluar dari dalam ruangan saat pintu terbuka. Gelap. Hanya ada satu penerangan yang dinyalakan disana. Dibawah lampu penerangan, terlihat sosok pria bersurai blonde ash acak dengan mata merah menyalanya. Sedang menatap kedua orang tadi dengan tatapan sinis. Kedua tangannya diborgol dengan borgol khusus. Mulutnya ditutup rapat secara sengaja.

Gadis bersurai [h/c] panjangnya berjalan maju ke arah pria itu. "Berhati-hatilah, Nona." Ucap Si pembuka pintu setelahnya berlalu pergi. Si Gadis hanya melirik sekilas dan terus berjalan kearah si Pria. Sampai dihadapan siiris merah. Gadis itu tanpa ragu melepas menutup mulutnya. Menatap datar. "Mati!!!!!" Teriaknya tiba-tiba. Membuat sang gadis terkesiap dan mundur selangkah. "Oh, pantas mereka menutup mulutmu dengan ini." Ujar si Gadis sambil melirik kepenutup mulut yang ada ditangannya, Lalu membuang nya kesembarang arah. Kembali menatap pria lebih tua yang ada dihadapanya. Si Gadis tersenyum manis. "Hei Aku [Nama], Ikutlah denganku." Ajaknya sambil menjulurkan tangan kanan mungilnya.

"Kau meremehkan ku hah?!"

"Hah? Eh!! Maaf aku belum melepas ini." Sadar bahwa tangan orang dihadapannya belum terlepas dari borgol, Dia dengan cepat melepaskannya.
Sudah terlepas. Muncul beberapa ledakan besar. Memaksa sang Gadis mundur untuk menghindar secepatnya. "Hei! Apa yang kau lakukan?!" Teriak [Nama] yang masih berusaha menghindari serangan ledakan bertubi-tubi padanya. Gerakannya terbilang cepat. Tapi, bukan itu quirk miliknya. Terpojok. Dan kewalahan, dia tak punya pilihan lain selain memakai quirk miliknya. "Ah! Kau tak memberiku pilihan!" [Nama] merentangkan kedua tangannya diudara. Dan entah apa yang terjadi, secara tiba-tiba si pemilik quirk ledakan tidak bisa lagi mengeluarkan ledakannya.Terlihat kebingungan. Dia terus berusaha mengeluarkan quirk miliknya dan menggoyang kedua tangannya naik turun.

"Sialan!! Apa yang kau lakukan ha?!" Teriaknya penuh emosi.

"Penyegel. Aku menyegel quirkmu. Itu quirk milikku."

"Ha?! Sialan Bangs*t!! Kembalikan quirkku!"

"Tidak bisa! Kau harus ikut denganku. Jika kau ingin Quirkmu kembali."

"Tidak! Akan kubunuh kau!" Dia berlari kearah [Nama] dengan pisau lipat yang sebelumnya Dia ambil dari saku celana usangnya. [Nama] menahan satu tangan yang mengarah kelehernya "eits! Jika aku mati, kupastikan selamanya quirkmu takkan kembali padamu." ucapnya dengan seringaian kecilnya. Sipria tercengang, lalu menjatuhkan pisau lipat miliknya yang berada tepat di depan kulit leher [Nama].

"Cih! Sialan!!" Ia melepas paksa tangannya yang dipegang oleh [Nama]. Setelahnya langsung berjalan cepat kearah pintu keluar. "Hei, mau kemana kau?" Ucap [Nama] sambil meraih pisau lipat yang terjatuh dilantai."Bukankah Kau ingin membawaku kesuatu tempat?! Brengs*k!!" Lelaki itu menoleh dengan tatapan sinis."Heh! Kau mau???" Mata [Nama] berbinar mendengar kalimat dari mulut Lelaki itu."Tapi pertama, beritahu aku namamu" [Nama] menyusul si peledak yang ada didepannya dengan berlari kecil."Cih! Ini hanya untuk quirku! Aku Bakugou Katsuki!"Nada bicaranya seakan menunjukkan Dirinya tak ikhlas.

~~~

"ahhhh Lebay mereka parah! Sampai dimasukkan ke ruangan pengap begitu?" Ucap [Nama] dengan nada mengejek. Dia menghempaskan pantatnya kekursi empuk didalam mobil mewahnya. Tubuhnya dipenuhi keringat karena berada terlalu lama di ruangan gelap tempat Bakugou di kurung ditambah dia disambut dengan ledakan-ledakan yang membuat ruangan panas disana menjadi semakin panas. Dia melepas dua kancing bajunya dari atas. Menampilkan belahan dada yang dapat menggoda lelaki manapun. Kecuali yang ada disebelahnya, setidaknya itulah yang dipikirkan [Nama].

Mobil yang mereka tumpangi mulai berjalan ketempat tujuan. Setengah perjalanan belum ada percakapan sama sekali. [Nama] disepanjang jalan hanya memandangi Bakugou yang sedang menunduk dengan muka kesalnya.

"Kau tak apa?" [Nama] memalingkan wajahnya dan menatap keluar kaca mobil.

"Apanya?!" Ketus Bakugou.

"Kudengar, Kau selalu melawan dan parahnya mereka yang disana akan memperlakukan siapa saja yang melawan dengan tidak manusiawi. Karenanya, aku senang dapat menjemputmu. Sekarang kau Bebas kan?"

"Tidak usah sok khawatir denganku! Bocah!"

"Ha?! Bocah?! Hei dengar ya, kecil-kecil begini umurku sudah 17 tahun!! Lagipula tidak apa kan khawatir. Toh, kau juga sekarang berada dibawah tanggung jawabku." karena tinggi badan yang tak sesuai dengan umur [Nama] sering dikira bocah oleh orang yang pertama kali melihatnya.

"Ha?! Tidak bisa dipercaya! Anak kecil seperti dirimu betanggung jawab atas diriku?!!"

"A-anak kecil kau bilang?!!"

"Nona,Tuan. Tolong tenang."
Sopir yang sedari tadi bersabar akhirnya mengangkat suara nya. Walaupun sebenarnya dia Bodyguardnya [Nama] dan bukanlah sopir.

"Hoi! Berani sekali kau memerintahku ha!! Kau kan hanya sopir!!!"

"Su-sudahlah! Oi! Dia juga perlu fokus! Kalau kita kecelakaan kan bahaya?!lagipula dia bukan sopir!!!" [Nama] menahan kepalan tangan bakugou yang ingin di arahkannya keLelaki berbadan kekar didepannya. Melirik ketangan yang dipegangnya, [Nama] tercengang. Permukaan kulit membiru sangat dikenalnya. "Hei? I-ini?" [Nama] menunjuk sebagian permukaan kulit bakugou yang membiru.

"Para brengs*k berbaju putih itu menyuntikan cairan menjijikan mereka secara paksa padaku! Entah apa yang mereka lakukan!!" Jelas Bakugou sambil menatap [Nama] tajam.' ini racun?!Mereka jelas ingin membunuhmu. Bego!' [Nama] membatin. "O-oh..."  hanya kata 'oh' ragu yang dilontarkan. [Nama] membalas tatapan tajam Bakugou dengan tatapan Iba nya.

"Apa-apaan wajah mu itu?! Aku tidak ingin dikasihani olehmu bangsa- hoi?!" Bakugou dikejutkan dengan [Nama] yang tiba-tiba memeluknya. Menenggelamkan kepala mungilnya di dadanya. "Maaf aku terlambat! Aku yakin kau menderita! Maaf!" Suara [Nama] bergetar. "Hoi! Siapa yang menderita hah!!!Lepas anj*ng!!" Seakan tuli, [Nama] tidak melepas pelukannya dan malah mempereratnya. Hingga Bakugou pun pasrah dan membiarkan tangan mungil [Nama] melingkar di pinggangnya.

*Bakugou pov

Apa-apaan wanita brengs*k ini. Sembarangan main peluk tubuh orang. Tapi kenapa? Perasaan apa ini? Rasanya sangat hangat,nyaman,aman,tentram. Kupikir selamanya aku akan merasakan sakit. Kupikir akan selamanya aku mendapatkan pukulan keras dipagi hari. Kupikir hingga mati aku akan terus berada dineraka itu. Tapi, kau datang bagaikan ombak dan menghapus semua pikiran-pikiran negatifku yang terukir diatas pasir. Sepertinya, inilah rasa bebas yang sesungguhnya.

Tapi, kepalanya yang terus bersandar didadaku mulai membuatku penat karena sudah terlalu lama. "Lepas bodoh! Kau berat!" Seperti tak tersinggung atau apapun. Di mendongak ke arah wajahku setelahnya senyuman lebar terukir di wajahnya. "Mulai sekarang, Aku akan menjagamu. Dirumah kita." Tatapan datar kuberikan padanya sebelum Aku menyadari sesuatu "Ru-rumah kita?!" Aku tak menyangka akan serumah dengan bocah ini. Tapi, Aku lebih tak menyangka Dia akan merubah hidup dan nasibku untuk selama-lamanya. "Ya! Rumah kita."

* * *

Halo!!
Genki desu ka?
Ini fanfic pertama author tentang bakugou. Sipeledak tercinta Author.//plak!//

Yosh! Semoga suka ya sama fanfic yang ini.

Scarlet

STAY! [Bakugou x Reader] END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang