Upside-Down

984 78 12
                                    

Upside-Down (Terjungkir-Balik)

(Akatsuki Kain x Kiryuu Zero)

AKatsuki Kain mengenali Kiryuu Zero sebagai pemburu galak dan ringan tangan pada orang—oh, lebih tepat pada bangsa vampir—bila keberadaan mereka di jangkauan radarnya. Kalian boleh menanalogikan seperti ini: Kucing liar siap cakar-cakaran kalau ketemu anjing bertaring.

Kain hampir terbahak akan imaji barusan. Dia sebut Zero kucing juga ada sebab musababnya.

Sebenarnya, dia korban pertama yang merasakan diputar seratus delapan puluh derajat dari posisi berdiri dan dibentaki, "Singkirkan tangan kotormu, vampir sialan!"

Setelahnya, Vampir muda itu menanamkan mental note pada diri:

Oh, man... Kiryuu Zero is a wild, a wild cat!

Ia mengerti watak Zero antipati pada mereka sudah lekat. Namun, apa harus sampai begitunya? Ketika--serius--dia hanya berniat menyapa dan bertanya pada sang komite kedisiplinan kala itu. Akan tetapi, nada ketus Zero-lah yang menyambut dia.

Kain sudah kena salak lebih dulu dan diusirya. Padahal dia tak bermaksud apa pun. Dia--cuma secara tak sengaja--mengkhawatirkan pemuda yang lebih pucat dari biasanya tersebut. Ketika tiba-tiba tubuhnya limbung. Bibir pasi menahan sakit. Dan tak seorang pun yang melihat itu.

Kain datang untuk menyangga. Sayangnya, dia ditolak mentah-mentah. Tolonglah, apa wajah rupawan tersebut mirip penjahat kelamin? Tidak mungkin, kan? Kain mengerti curiga itu perlu, asalkan tidak berlebihan. Tetapi Zero sangat--terlalu--insekuriti pada siapa pun. 

Tak ingin memperpanjang masalah atau amukan Zero. Kain, memutuskan  beranjak pergi dan menambahkan satu note lagi untuk diingat; Kiryuu Zero's sensitivity and temperament is troublesome!

Karena alasan itu, timbullah rasa keingintahuan mendalam tentangnya. Sang vampir remaja paling tinggi atletis jadi terbiasa mencatat pribadi sang prefek di tempat-tempat yang tak terduga. 

Misalnya seperti ini...

Ketika sang pemburu remaja berada di kandang belakang bersama seekor kuda putih. Ia ingat nama hewan itu White Lily, kuda berwatak sebelas duabelas dengan tuannya. Temperamental dan sensitif. Kain menemukan Kiryuu Zero tertidur dalam kondisi menyandar di punggung dan memeluk leher sang kuda. Sadar atau tidak, mata Kain terdistraksi, lalu tersenyum lembut.

Note ketiga ia tambahkan; He's tenderness is contradiction!

Sampai-sampai.... Kain lupa kalau dia telah jatuh pada pesona milik si manik lavendel.

Sekarang. Di detik ini. Efek racun kasmaran sialan yang datang tak permisi, Akatsuki Kain jadi terjebak berada di kamar pribadi sang prefek secara tidak wajar. Tepat setelah para penghuni Asrama Matahari tengah liburan akhir pekan. Hanya sosok incaran tersisa di tempat itu. Juga satu-satunya orang yang tidak ingin memergoki sang vampir bangsawan berada di tempat pemiliknya.Tanpa izin pula!

"Apa yang kau lakukan di sini, vampir?"

Malang, dia malah tertangkap basah.

"Berani sekali kau--seorang vampir memasuki ruangan--" Zero tak pernah memanggil namanya, "--menyelinap tengah malam di kamar milik orang lain. Katakan apa maumu?"

Kain menelan ludah gugup. Sang siswa malam membasahi bibir untuk bicara.  "Aku hanya berkunjung...."

Kalimat gantung barusan justru menambah kecurigaan Zero.

Tak puas dengan jawaban itu, mata Zero menyidik tajam. Bloody Rose--pistol andalan sudah ia siapkan di balik almamater seragam. Zero pun mencercanya.

"Apa tuanmu yang menyuruh kau datang kemari? Atau kau bermaksud ingin mencuri sesuatu di sini? Darah misalnya."

Akatsuki Kain segera memberi tatapan 'are-you-kidding-me'? Meski dia vampir, dia tak akan melakukan hal serendah itu. "Jika kau tak bisa bicara, tinggalkan tempat ini vamp—"

"Cukup!" Kain gemas dengan panggilan 'vampir itu', 'vampir anu', dan 'kau vampir' padanya. Dia vampir tapi punya nama, ya!

Dan bangsa malam juga bisa marah!

"Akan kujelaskan," Ia tidak terima diusir dan dicibir sekaligus di depan pemuda yang sudah—lupakan dulu. Ia lepaskan nafas sejenak. Mengambil sikap tenang untuk bicara. "Pertama, jangan panggil aku vampir. Namaku Akatsuki Kain. Panggillah sesekali aku dengan nama itu. Aku datang bukan atas perintah Kaname Kuran atau siapa pun. Dan kedua, aku datang memang untuk mencuri—"

Kalimat tak selesai begitu tubuh sang pemburu vampir refleks memberi serangan. Namun, pukulan dari Zero sudah diantisipasi. Kain segera mengunci pergelangan lengan dan memilinnya ke balik punggung. Zero menggerang protes untuk dilepaskan. Itu sia-sia.

"Hei, Kiryuu--, biarkan aku selesai bicara..."

"Apa yang ingin kau curi senpai?" Zero keburu menyergah lebih dulu.

Kesal terus diinterupsi. Spontanitas jawaban Kain datang tak kalah cepat.

"Tentu saja hatimu!"

"Hatiku—hah?"

Suara Zero meninggi. Lelucon macam apa itu untuk berkelit?

Vampir ini masih waras, kan!!?  Benak Zero terjengit. Sehingga Kain tanpa berpikir lama melepaskan kuncian. Ia mengulang kata di dekat telinganya. Secara kebetulan, juga jadi anggota badan sensitif yang dimiliki sang remaja.

"Zero... tahukah kau..." Kain menambah rendah suara. "...aku sungguh-sungguh datang untuk mencuri hatimu.." berbisik semakin menggoda di sana, "dan menjungkir-balikkan dirimu di ranjang ini—"BUAGH!! 

Zero langsung saja mengempaskan sang vampir remaja.

.

.

.

.

.

ke luar jendela kamar asramanya di lantai tiga. "Pergi ke kerak neraka kau vampir mesum!!!"

Benar saja. Akatsuki Kain lupa menambahkan catatan terakhir.

Kiryuu Zero kalau merona malu--atau marah?-- ketika digodai, akan selalu membanting kekasihnya!

Dan dia, adalah bukti nyatanya.

******

a/n: Saya bingung antara judul note apa upsite-down. Tapi berhubung Kain paling sering jadi korban KDRT di sini, ya sudahlah, upsite-down saja. Kalo Kain maso, Zero lebih maso lagi... hheh?

VAMPIRABLEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin