03- pertama sekali

83 17 1
                                    

Setelah pindah ke kelas yang aku ceritakan diatas, nilai akademik ku alhamdulillah tidak berubah drastis. Malah banyak guru yang tetap menyemangati aku. Katanya aku tidak boleh terpuruk. Karena hidup akan tetap maju.

Aku bertekad untuk belajar lebih rajin di kelas ini. Agar tahun depan aku bisa kembali lagi ke kelasku yang dulu.Ya, mereka lawan yang mudah. Bukannya aku sombong. Tapi, yang pintar disini hanya friska. Sebenarnya tidak pintar juga, hanya saja nyambung pada apa yang di bicarakan guru. Friska ini salah satu teman sd ku. Aku sudah tau di mana saja kelemahannya. Jadi aku rasa, aku bisa kalahkan dia.

Waktu itu hari selasa. Ya aku ingat sekali. Hari selasa. Bagaimana bisa aku melupakan hari berkesan itu. Pada saat itu ada kerja kelompok. Ini adalah hal yang paling tidak aku suka. Untuk apa kerja kelompok jika yang bekerja hanya satu orang? Aku benar- benar tidak suka.

Saat buk Ayu menyebutkan anggota kelompok, ya nama ibu itu bu ayu. Aku masih ingat sekali. Kembali lagi, saat bu Ayu menyebut nama anggota, aku sudah mulai badmood. Ditambah pelajaran bu Ayu adalah salah satu pelajaran yang tidak aku suka. Jadi aku bergegas membenamkan diri dalam novel untuk tidur. Ohya, selama pindah ke kelas baru, aku jadi lebih suka membaca novel. Dan kalian tau? Mereka memandang aneh dengan hobiku. Hey,! Membaca itu kan bagus. Kenapa mereka  memandang aneh hobiku? Mereka yang aneh. Gimana menurut kalian? Aku benar kan? Kalo menurut kalian tidak benar, tidak masalah. Karena aku tetap berpikir seperti itu.

Saat aku menuju ke alam mimpi, ada yang menggoyangkan tubuhku. Mungkin maksudnya untuk membangunkanku. Saat ku dongakkan kepala. Ternyata itu Yuri. Dia juga salah satu teman SD ku. Lalu ku tanyakan apa maksudnya, ternyata kita satu kelompok.

Karena tugasnya harus dikumpulakan sebelum jam istirahat, jadi aku bergegas menyelesaikannya supaya nanti aku bisa tenang.

Ternyata satu kelompok terdiri dari tiga orang. Aku, Yuri, dan Dia. Saat aku duduk, Dia melihat ku. Benar-benar melihatku. Tatapannya, masih bisa aku ingat sampai sekarang. Padahal itu sudah lama. Bayangkan saja bagaimana betahnya dia didalam memori ingatanku.

Untuk pertama kalinya dia tersenyum padaku. Senyum nya tidak lama. Senyumnya hanya sekilas. Tapi mampu menghentikan semua sistem kerja dalam otakku. Hahaha ini benar- benar seperti komedi. Hanya karena dia tersenyum sekilas kepadaku. Aku jadi senyum- senyum sendiri saat menulis cerita ini. Padahal dia tidak tampan. Tapi harus aku akui dia kharismatik. Sangat susah untuk di lupakan. Benar- benar susah. Kalian harus percaya. Aku tidak berbohong dalam urusan ini.

Jika kalian berpikir bahwa dia akan duduk di depanku sampai tugasnya selesai, Kalian salah. Dia hanya duduk sebentar. Hanya untuk absen saja. Yura pun begitu. Dia mohon izin padaku karena dia mau berobat ke Puskesmas. Ya. Aku kerjakan tugas ini sendirian.

Baru saja aku memuji dia bahwa dia itu kharismatik. Ya walaupun cuma dalam hati saja. Sudah buat hati kesal. Tanpa babibu. Dia langsung meninggalkan ku. Jadi intinya, kita belum pernah berbicara. Sepertinya ini rekor dalam kehidupanku. Tidak berbicara pada orang asing. Ya padahal dia bukan orang asing. Kita sekelas. Aku merasa sangat jauh dengannya padahal nyatanya kita berada di satu ruangan yang sama, bertukar oksigen yang sama.










Ini udah aku revisi ulang ya. Soalnya kemarin aku coba baca lagi. Dan yap. Aku ngerasa kaya, kok aku buat cerita senajis ini ya? 

Hahahah.  Tapi, ya itu.  Aku keinget lagi sama dia. How can i move on?

sang kelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang