01- teringat

116 20 18
                                    

Malam ini aku teringat pada teman smp ku. Entah mengapa beberapa bulan ke belakang aku jadi lebih sering memikirkannya.

Aku jadi teringat bagaimana cara dia tersenyum, cara dia memanggil namaku, cara dia menertawakan kelucuan-kelucuan yang kami lakukan dulu.

Aku pikir ini tidak akan sulit. Walaupun kami berpisah sekolah. Tapi kan kami masih satu kota yang sama.

Tapi ntah mengapa aku merasa jauh dengannya. Dia cuma teman smp ku. Tidak lebih. Aku merindukannya. setiap tokoh dalam novel yang kubaca, aku selalu membayangkan itu dia.

Aku jadi ingat semua apa yang telah ia lakukan untukku. Membuat ku tertawa, bahagia, gila, pusing, menangis, menyesal, senang, gembira dan rindu yang meradang. Dia melakukan semua itu untukku.

Kalau kalian berpikir bahwa dia adalah lelaki yang aku sukai, kalian salah besar. Aku tidak pernah menyukainya. Apa yang harus aku sukai darinya? Dia biasa saja. Malah banyak sisi negatifnya. Dia merokok, egois, pemarah, nyolot, ngomong kasar, suka berantem, bodoh, suka ngelawan guru. Dia sangat jauh dari tipe lelaki yang aku sukai.

Di balik semua sifat bejatnya yang telah aku sebutin tadi, masih banyak lagi yang ia lakukan terhadapku. Banyak sekali. Semua telah aku rasakan bersamanya. Dia lelaki pertama yang seperti itu. Padahal aku berharap yang melakukan itu adalah jodoh ku kelak, tapi dia berhasil melakukan itu padaku. Ya kalian bisa menebak apa yang dia lakukan.

Dari hal dia menaruh perhatian kecil padaku, entah benar ataupun tidak. Bisa jadi aku yang terlalu perasa untuknya. Tapi yang jelas bersamanya, semua emosi telah aku rasakan.

Aku ingin sekali mengucapakan terima kasih kepadanya, tapi aku terlalu malu. Nanti dia bingung lagi. Ada apa tiba-tiba bilang terima kasih. Karena dalam kamus pertemanan kami tidak ada kata terima kasih.

Kalian harus tau aku benar2 bahagia bisa mengenalnya. Aku pikir mengenalnya adalah suatu malapetaka. Karena berbagai reputasi jelek yang ia ciptakan. Ternyata mengenalnya tidak seburuk itu. Aku bahagia. Benar benar bahagia. Jika suatu hari nanti kalian jumpa dengannya, bilang aku bahagia bisa kenal dia ya. Aku engga mau bilang. Aku malu.

Dulu dia pernah bilang suatu kalimat yang sampai saat ini masih aku ingat dengan jelas. Ya walaupun masih banyak kalimat lain yang masih aku ingat. Aku ini pengingat ulung. Aku tidak mudah lupa. Kata katanya seperti ini.

"kangen itu spontan. Rindu itu mendalam".

Ya kalian pasti pernah dengar kalimat itu. Haha dia bukan orang bijak dalam berkata kata. Dia hanya membaca kalimat itu di timeline. Lalu mengucapkannya kembali di depan wajah ku. Aahh. Aku jadi teringat lagi pada peristiwa itu. Benar benar dia ini, membuat rindu yang semakin meradang saja!

sang kelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang