Extra Chap 3

3.8K 203 4
                                    

Kehamilan Sakura kini sudah memasuki bulan ketiga, selama itu pula Sakura mengalami yang namanya ngidam. Yang untungnya saja tidak begitu merepotkan Sasuke, karena ia mengidam hal-hal yang berbau makanan.

Pagi ini, Sasuke mendengus kesal, ia sudah melarang Sakura untuk pergi ke Rumah Sakit tapi istrinya itu tetap ingin pergi bekerja dengan alasan bosan jika berada di rumah. Sasuke khawatir jika Sakura akan terlalu kecapaian.

"Tidak, Sakura! Kau tidak boleh pergi ke Rumah Sakit, aku khawatir kau akan terlalu kecapaian nanti." ucap Sasuke mencoba untuk tetap sabar.

"Aku tidak mau dirumah sendirian, Sasuke-kun! Lebih baik aku pergi bekerja saja kalau begitu." jawab Sakura yang tetap sama.

Sasuke mengacak rambutnya frustrasi. "Ya sudah kalau begitu, aku tidak akan pergi ke kantor. Aku akan menemani dirimu agar tidak sendirian di rumah." putus Sasuke. Sakura menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak bisa, Sasuke-kun! Kau harus pergi ke kantor dan aku harus pergi ke Rumah Sakit, keputusanku sudah bulat!"

Sakura masih bersikukuh dengan pendiriannya. Debat kecil masih terus berlangsung, tidak akan berhenti jika tidak ada yang mau mengalah dari salah satu mereka. Dan akhirnya, Sasuke lah yang harus mengalah.

"Baiklah, aku mengalah. Tapi ingat, kau tidak boleh terlalu capai, batasi aktivitasmu di sana, Sakura."

Senyum Sakura mengembang kala mendengar pernyataan suaminya tadi. Dengan cepat ia menganggukkan kepalanya.

"Aku akan menjemputmu nanti." ucap Sasuke sambil mengecup kening Sakura yang lagi-lagi hanya dijawab dengan anggukan kecil.

***

Tak terasa, hari sudah mulai sore. Sakura kini sudah bersiap untuk pulang, tinggal menunggu Sasuke menjemputnya. Ia akhirnya menunggu sang suami dengan ditemani oleh sahabatnya, Ino. Mereka sejenak berbincang-bincang untuk mengusir rasa bosan kala mereka menunggu pasangan masing-masing menjemputnya.

"Aku tunggu dirumahku ya, Ino. Sampaikan pesanku pada yang lainnya." kata Sakura sebelum beranjak dari duduknya, karena Sasuke sudah sampai dan menjemputnya.

Ino menganggukkan kepalanya. Memang tadi Sakura meminta agar ia dan teman-teman lainnya agar datang ke rumahnya. Sakura ingin berkumpul kembali dengan para sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu.

Malamnya, Sasuke sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk acara berkumpulnya sesuai dengan permintaan Sakura tadi. Setelah selesai dengan segala sesuatu yang ia butuhkan, Sasuke duduk di sofa ruang keluarga untuk beristirahat sejenak.

Sasuke memejamkan matanya, namun suara derap langkah kaki membuatnya kembali membuka kedua mata onyx miliknya. Sakura dengan baju tidur berwarna merah muda datang menghampiri Sasuke. Sasuke tersenyum, ia menepuk sofa setelahnya memberi isyarat agar Sakura duduk di sampingnya.

Sakura menurut, ia duduk di samping Sasuke. "Mereka belum datang?" tanya Sakura yang sudah mengharapkan kehadiran sahabatnya yang sangat ia rindukan.

"Mungkin sebentar lagi." jawab Sasuke.

Sakura hanya menghela nafas, sama seperti istrinya, Sasuke pun merasakan rindu pada keempat sahabatnya yang sudah cukup lama tidak bertemu karena pekerjaan masing-masing. Setelah beberapa menit menunggu, Sakura langsung beranjak ketika mendengar sebuah suara klakson mobil.

Sakura beranjak membukakan pintu disusul oleh Sasuke dibelakangnya. Ia tersenyum ketika melihat
kedatangan mobil yang sangat ia kenali. Beberapa perempuan turun dari mobil. Hinata, Ino, Temari dan Tenten langsung menghampiri Sakura. Mereka berpelukan tanpa dikomando.

"Sakura, aku senang sekali akhirnya kau hamil juga." seru Tenten.

"Selamat Sakura, kau akan menjadi seorang ibu." ucap Temari.

"Semoga kau bisa menjadi ibu yang baik, selamat atas kehamilanmu." ucap Hinata.

"Terima kasih, aku juga senang. Akhirnya aku bisa merasakan apa yang disebut hamil." ujar Sakura dengan senyum merekah.

"Wah, Teme! Aku rindu sekali padamuu." Naruto datang menghampiri Sasuke dan mengangkat kedua tangannya seolah ingin memeluk Sasuke. Tapi dengan cepat Sasuke menghindarinya.

"Singkirkan tanganmu, Dobe!" ujar Sasuke.

"Memangnya kau tak rindu padaku?" semua menggelengkan kepalanya melihat ulah Naruto dan Sasuke jika sudah bertemu.

Sedangkan Sakura hanya tersenyum tipis melihat sahabatnya kembali berkumpul. Ini mengingatkannya pada kejadian tahun lalu ketika mereka tidak sengaja bertemu di sebuah penginapan. Sakura sangat bersyukur atas pertemuan mereka.

tbc
****

A Perfect Holiday [END]Where stories live. Discover now