"Ha ha coba tanyain aku dari mana kek, ehh ini malah nanya rokok, emang aku pabrik rokok apa ha ha" kataku sambil tertawa

"Anjir mau banget ditanyain begitu, ga penting sumpah ha ha, skrg ga perlu basa basi, langsung to the point aja ha ha" kata Ilham sambil tertawa nyaring

"Yaudah kalau gitu ga penting juga aku jawab pertanyaanmu ya ha ha" kataku

"Gaaa, bukan begitu, kalau rokok lebih penting ha ha" balas Ilham

"Anjiiirr" kataku geram

"Ada ga rokokmu van ?" Tanya Ilham untuk yg kedua kalinya

"Ada" kataku singkat

"Manaa ? Minta dulu" balas Ilham

"Nanti" jawabku

"Kapan? Sekarang aja" balas Ilham dengan sedikit memaksa

"Kalau aku udah beli ha ha ha" kataku dengan tertawa yg agak nyaring .

"Lah si kampret, kirain udah ada" balas Ilham yg sedikit agak kesal, lalu mempercepat sedikit kecepatannya .
Aku mengklaksonnya lalu mengikuti kecepatannya sambil berteriak

"Woi setres, mau rokok ga ?" Kataku

"Mana?" Balas Ilham lalu menoleh sedikit ke arahku .

"Nanti dirumah reval" balasku

"Oke2, jadi singgah dulu nih ?" Tanya Ilham

"Iya, aku mau sekalian main wifi" kataku

"Oke" balas Ilham

****

Sesampainya dirumah reval kami langsung masuk kedalam rumahnya.

Aku langsung menyalakan wifi di handphoneku dan mengeluarkan rokokku

"Nahh rokok sepuas kalian"kataku

"Anjiir emang si Divan paling ganteng" nyaut Reval

"Si kampret, kalo ada rokok aja baru muji yang bagus bagus" balasku sambil memutar bola mata malas.

Mereka hanya tertawa . Seketika rumah Reval langsung terlihat ramai karena keributan kami .

"Wei Mabar yok" Datang Magghi secara tiba2 ga tau muncul darimana, karena kami emang ga perhatikan .

"Ini juga datang2 langsung ngajakin mabar, orang lagi asik2 ketawa" kata Ilham
"Kalau gitu ayoklah ha ha ha" lanjut Ilham

"Yaudah yuk main" kataku

Lalu kami langsung bermain game bersama
Sekitar pukul 20.13 aku pulang kerumah.

Sesampainya dirumah aku langsung menuju kamarku, tiba2 saja terlintas dipikiranku akan kejadian dan ucapan yg aku sebutkan kepada Ferina .
Aku langsung menggelengkan kepalaku, sambil berkata "abaikan aja Divan bege!"

Aku langsung merebahkan badanku di atas kasurku . Tiba tiba dering telponku berbunyi, dengan cepat aku mengambil handphoneku laku ku angkat

"Haloo?" Kataku

"Halo Divan" balas Yani

"Lagi ga sibuk ya ?" Jawabku

"Ngga"jawabnya singkat dan datar "Van sebelumnya aku mau minta maaf"lanjut Yani dengan suara yg sedikit parau

"Kenapa minta maaf ? Ga ada salah juga kok, kamu nangis ?" Tanyaku yg kebingungan

"Maaf van, aku mau kita putus" kata Yani dan terdengar suara tangisannya yg semakin nyaring .

"Tap--tapii kenapaa ? Aku ada salah?" Tanyaku yg semakin bingung dan sedikit terbata bata

"Kamu ga ada van, aku cuma ga kuatt" balas Yani sambik terisak isak dengam tangisannya .

"Aku ga bisa nahan rindu ini, aku terlalu terbebani, aku ga sanggup jika kita terus menjalani hubungan seperti ini, aku sayang kamu van, sayang bangettt tapi.." Yani menghentikan sejenak perkataannya, lalu ia melanjutkan lagi

"Tapi aku udah ga kuatt jalani hubungan ini" lanjut Yani yang tangisannya semakin menjadi jadi.

Aku hanya diam, pikiranku langsung kosong, aku terus diam sambil memegang handphone di telingaku. Dadaku rasanya seperti tertusuk ribuan benda tajam . Aku menahan airmataku agar tidak terjatuh di pipiku .

"Aku mau sekarang kita putus van" Yani langsung mematikan sambungan telponnya .

Aku masih terdiam . Aku hanya mematung, satu tetes airmata di mata sebelah kiriku tiba2 menetes ke pipi . Dengan perlahan handphoneku terlepas dari genggamanku dan terjatuh di atas kasurku .

Aku mengusap airmataku sambil menghambur rambutku .
"Aaaaaarrgghhh!" Gumamku .

"Aku tau kalau kau itu sedang berbohong, aku juga tau kalau kau itu sebenarnya bosan, aku juga mengerti kita ini masih remaja dan hati seorang remaja itu gampang berubah2 . Mungkin saja disana kau sudah dapat seseorang yg mampu menggantikanku dan membuatmu lebih nyaman . Tapi ga seharusnya kau buat aku seperti ini" pikirku

Aku kembali berbaring dikasurku dan menyumbat kedua telingaku dengan earphone yang memutar lagu Usai Disini yang dinyanyikan oleh Raisa . Dan tanpa sadar aku tertidur dengan Telinga yg tersumbat earphone .

Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang