[WC-N2] Hayati

30 8 1
                                    

Judul : Hayati

Penulis: Andi/ andieeeeer

Jumlah kata: 283

---

Suatu saat, mencintai adalah memutar hari tanpa orang yang kau cintai. Sebab, dengan atau tanpa seseorang yang kamu kasihi, hidup harus tetap dijalani. (Galaksi Kinanthi: Sekali Mencintai Sudah Itu Mati?, Tasaro G.K.)

---

"Dasar wanita gak tahu diri!"

"Cewek gatel."

"Heran saya, suaminya baru meninggal udah jalan sama pria lain."

Bisik-bisik tetangga Hayati terdengar nyaring. Memang dasar ibu-ibu jaman now, bergosip bukan lagi di belakang yang bersangkutan tapi secara langsung. Apa Hayati marah? Tentu saja, hati Hayati mungkin telah lelah bersabar menghadapi semua cemoohan itu.

"Kamu gapapa, Ti?" tanya Kinarsi—mertuanya—begitu Hayati masuk ke dalam rumah.

"Gapapa, Bu," jawab Hayati dengan senyum menenangkan ibu mertuanya itu.

"Tapi, Ti. Ibu gak tahan dengar gunjingan mereka ke kamu." Wajah yang mulai mengkeriput itu tidak mampu menyembunyikan raut khawatirnya. Kinarsi sangat tahu, jika Hayati tidak seperti yang mereka katakan.

"Biarlah, Bu. Terserah mereka mau ngatain apa, yang penting Ibu dan keluarga yang lain percaya sama Hayati."

Hayati adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh Samsuddin, suaminya. Sesuai adat di desanya, seorang wanita yang baru saja ditinggal mati oleh suaminya tidak boleh berpergian selama empat puluh hari.

Tapi Hayati melanggar semua itu, hari ketiga setelah kematian sang suami dia langsung bekerja. Menyebabkan gunjingan-gunjingan itu berdatangan dari para tetangganya.

Tetapi Hayati tak peduli, dia memang bersedih atas kepergian sang suami tercinta. Namun, bagi Hayati hidup harus berlanjut. Jika dia memilih untuk terus bersedih, mungkin suaminya akan bangkit dari kubur untuk menegur Hayati.

Kinarsi hanya bisa pasrah, melihat menantunya berlalu menuju kamarnya. Kinarsi jadi teringat saat Hayati meminta izin untuk menerima tawaran kerja dari salah satu kawannya.

"Apa aku harus tinggal menangisi Mas Samsuddin sementara anak-anakku dan ibu kelaparan? Kita orang miskin, Bu. Kalau aku gak kerja, kita mau makan apa? Belum lagi biaya sekolah dan keperluan lainnya," ucap Hayati kala itu.

Tak ada yang bisa Kinarsi lakukan, selain berdoa demi sang menantu yang sangat dia sayangi itu.


WRITING CLASS - NOVEMBER [Inspiration by Quote]Where stories live. Discover now