Part 35 : Friend

Börja om från början
                                    

"Jadi, apa?"

"Apanya?"

"Ur answer."

Mikaela mengangkat bahunya tidak mengerti.

Daffa sedikit menggeser kursi yang ia pakai dan bangkit dari duduknya, ia berjalan ke arah belakang Mikaela, lalu berbisik dari punggung Mika.

"I love you."

Dan kalimat itu sukses membuat bulu kuduk Mikaela meremang. Walau ini adalah kali keduanya Daffa mengatakan pada Mika.

"Cieee bisik-bisik." goda Siska.

Daffa tersenyum menunjukan giginya yang rapi. Dan untuk kesekian kalinya Siska dan Tiwi terpana melihat senyum manis Daffa.

"Bisikin apa sih kak?" Kepo Tiwi.

"Ra-ha-si-a"

.

Sepanjang perjalanan ke Jakarta Zania hanya diam, tidak membicarakan sesuatu jika menurutnya tidak penting. Tidak seperti biasanya. Darren tau Zania sangat kecewa.

Tapi mau bagaimana lagi? Dia memang merasa perasaannya hambar pada Zania, walau rasa sayang itu masih ada, sebagai teman, sahabat, tidak lebih.

Ayah dan Ibu Darren tampak melambaikan tangan begitu melihat mereka berdua yang keluar dari Bandara.

Zania berlari untuk memeluk Ema dan Brata yang wajahnya nampak sangat lelah tetapi tetap bersemangat menyambut mereka.

"Gimana liburan kalian?" tanya Brata sambil membawa Zania dan Ema masuk dalam mobil diikuti Darren.

"Wah, asik banget Om, Zania seneng, rasanya nggak mau pulang." bohong Zania yang duduk di belakang kemudi dengan Ema, sedangkan Darren dan Brata duduk di depan, Brata menyetir mobilnya sendiri.

Sebelumnya Darren sudah memberi tahu kedua orangtuanya bahwa mereka akan pulang duluan dan Daffa beserta teman-temannya akan pulang keesokan harinya. Zania yang meminta untuk pulang saja.

"Sayang banget ya, harus masuk kuliah lagi." Brata mulai mengemudikan mobilnya dengan pelan.

"Belajar juga wajib om." jawaban Zania membuat Brata tersenyum.

"Jadi kalau libur lagi Zania maunya liburan kemana? Lain kali om sama tante pasti ikut." tawar Ema.

"Hmmm.. kemana ya Tante, kita pikirin besok aja ya, kalau mau liburan. Sekarang harus fokus lagi ke kuliah."

"Iya ma, biar mereka fokus dulu ke kuliah." ucap Brata melihat istrinya dan Zania mengobrol melalui kaca.

"Iya pa, iya, Mama cuma pengen jalan-jalan bareng sama calon mantu Mama."

"Ehem."

Suara deheman Darren yang sejak tadi hanya diam terdengar begitu Ema menyebut kata mantu. Hal yang masih sangat jauh bagi Darren.

Brata hanya tertawa menanggapi candaan istrinya.

"Jadi mantu Tante yang satunya gimana?"

Zania memiringkan kepalanya, menatap Ema.

"Mereka udah pacaran belum?" Tanya Ema setengah berbisik walaupun Brata dan Darren sudah dipastikan dapat mendengarnya.

Mendapat pertanyaan itu, Zania tersenyum pias, ada raut kesedihan diwajahnya. "Menurut tante?"

"Tante sih nggak tau, tapi Daffa itu orangnya lamban. Dia itu dari kecil sedikit pemalu, tante nggak bisa bayangin gimana dia ngomong cinta ke Mikaela."

"Zania juga mikir gitu Tante."

"Nanti kalau Mikaela direbut cowok lain, baru tau rasa dia, Mikaela kan cantik."

TWINS D √ [COMPLETED]Där berättelser lever. Upptäck nu