Part 14 : 'I love you'

9.3K 627 2
                                    

Mobil Darren melaju santai di daerah perbukitan. Sepi, hanya sedikit kendaraan yang berlalu lalang disana. Di pinggiran jalannya masih banyak rumah-rumah tradisional milik penduduk yang sederhana dan unik. Di halaman rumah mereka terdapat kebun sayur kecil, banyak tanaman seperti cabe, tomat dan tanaman-tanaman buah.

Mikaela terlihat antusias dan senang menyaksikan pemandangan itu.

"Kita mau kemana sih kak?"

"Nanti juga tau."

Sekitar 20 menit waktu yang ditempuh, akhirnya mereka sampai di salah satu rumah tradisional yang letaknya di atas bukit. Rumah itu terbuat dari kayu berwarna coklat tua kemerahan.

Mikaela terkagum-kagum melihatnya. Sangat asri dengan berbagai macam tanaman di halaman dan bunga-bunga mungil di teras serta kaktus-kaktus yang tergantung dalam pot.

"Ini villa bokap." Darren memberitahu Mika agar tidak bertanya-tanya lagi.

"Bagus banget kak."

"Cuma Villa kecil."

Dua orang wanita terlihat keluar dari dalam Villa dengan berlari-lari kecil.

"Eh mas..."

Kata-katanya terhenti, seperti kebingungan siapa yang akan dipanggilnya.

"Daffa bi."

Darren beruntung karena penjaga Villanya tidak terlalu dekat dan faham kepada Daffa dan Darren.

"Iya, mas Daffa, udah lama nggak kesini, sama siapa mas?" Wanita yang menggunakan rok semata kaki itu melirik ke arah belakang tubuh Darren. Tubuh kecil Mikaela tersembunyi disana.

"Temen."

Darren menengok ke belakang tubuhnya sebentar melihat reaksi Mikaela yang terlihat sedikit kecewa. Memangnya dia mau disebut apa?

"Ibu, bapak kok nggak ikut mas? Terus mas Darr--"

"Bi tolong bikinin minum ya, saya haus." Potong Darren cepat.

Wanita paruh baya itu segera menyuruh anak gadisnya yang berumur sekitar 20 tahunan untuk membuatkan minum. Sedangkan dia mempersilahkan Darren masuk ke dalam.

"Villanya bibi bersihin tiap hari, soalnya bibi sama anak bibi yang tinggal disini mas."

"Iya bi, papa udah kasih tau."

"Ya sudah saya ke belakang dulu, mas Daffa mau makan apa."

"Nggak usah repot-repot bi, saya nggak lama."

.

Dinding-dinding dari kayu yang diplitur hingga terlihat mengkilat, dengan segala macam furniture yang kental dengan nuansa kayu dan ukiran-ukiran alami dari serat kayu itu menghiasi villa orang tua Darren.

Begitu penjaga Villa meninggalkannya berdua saja dengan Mikaela, cowok itu langsung menuju tempat favoritnya. Balkon yang menghadap ke timur yang menampilkan pemandangan kota yang dapat dilihat dari atas.

Sebentar lagi langit benar-benar akan  menggelap, saat yang ditunggu-tunggu Darren untuk memandang cahaya-cahaya malam dari gemerlapnya lampu-lampu kota. Seperti yang ia lakukan dengan Daffa dulu.

Mereka selalu menikmati suasana itu sambil bermain monopoli. Mainan kesukaan Daffa. Darren merindukannya.

"Bagus bangeeeeeettt."

Mikaela terlihat merentangkan tangan ikut menikmati pemandangan yang tersaji dari atas bukit.

Dimeja balkon sudah tersedia teh hangat dan risoles yang dibawa Mika.

TWINS D √ [COMPLETED]Where stories live. Discover now