01

4.1K 245 24
                                    

"Bukankah aku sudah bilang untuk mengurus semuanya? Untuk apa aku menggajimu mahal KALAU MENGURUS HAL SEPERTI INI SAJA TIDAK BECUS!!"

Choi Seungcheol, telah rapih mengenakan setelan jas mahalnya, ia sedang duduk di tepi ranjang. Sembari memakai sepatunya ia sibuk berteriak dengan seseorang di telepon. Suaranya semakin meninggi hingga otot lehernya menonjol. Saat ia menunduk untuk memakai sepatu tetesan air jatuh dari rambutnya yang masih basah, aroma harum sabun tercium kuat dari tubuhnya. Sangat sexy dan manly.

Tidur nyenyaknya harus terusik karena suara keras pria itu. Perlahan ia bergerak, namun bergerak sedikit saja tubuh bagian bawahnya terasa sangat menyakitkan, perih dan seperti akan terbelah. Ia harus menggigit bibir bawahnya saat rasa sakit itu muncul, ketika ia menggigit bibirnya, ia menemukan bibirnya juga terasa perih. Ia tak menyadari kalau bibirnya terluka.

"Nghhh... "

Jihoon mencoba duduk, namun ia kembali berbaring karena bagian bawahnya masih terlalu sakit. Seungcheol yang sudah selesei menelepon menoleh ke arah lelaki mungil yang masih terbaring di belakangnya.

"Maaf, membuatmu terbangun... "
ucapnya dengan nada menyesal.

"Mm..." Jihoon hanya menggeleng pelan, suaranya masih serak bahkan gumamannya terdengar begitu seksi. Di bawah sana, tubuh polosnya masih tertutupi selimut tebal.

"Apa kau sudah harus pergi?"
tanyanya memaksakan suara seraknya keluar.

Seungcheol bangkit dari duduk, berjalan ke arah lemari pakaian. Memakai dasinya di depan cermin.
"Ada rapat mendadak. Orang-orang idiot itu membuat kepalaku sakit."

Jihoon sangat suka memandangi pria ini dengan setelan jas mahalnya, dia terlihat gagah dan sangat berwibawa. Jihoon sangat suka memandanginya lama-lama.

"Aku akan pulang lebih awal malam ini, apa bisa kau buatkan makan malam?" Seungcheol menatap Jihoon dari cermin di depannya.

"Tentu, kau mau makan apa?"

"Steak Salmon, dan salad."

Selera Seungcheol memang makanan enak dan mahal.

"Dengan Wine?" tanya Jihoon lagi, kali ini dengan sebuah seringaian. Ia sudah banyak belajar bagaimana menjadi seorang penggoda, belajar menarik pria ke atas tempat tidur.

Seungcheol tersenyum, kemudian membalikkan badan.
"Kau tahu apa yang kusukai dan tidak kusukai... "

Dengan langkah pelan ia berjalan ke arah tempat tidur.
"Kau... kau selalu menjadi yang terbaik.... "

Seungcheol kembali naik ke atas ranjang, merangkak mendekati tubuh mungil itu.

"Kau yang terbaik...." bisiknya menggoda. Telapak tangannya membelai pipi halus Jihoon, mengelus rambut kusut yang terasa halus di tangannya. Seungcheol menatap pada sepasang mata yang tampak masih mengantuk itu, menatapnya dalam dan intens.
Seungcheol sedikit menunduk, mendekatkan wajahnya pada lelaki yang 11 tahun lebih muda darinya.
Ia menempelkan bibir tebalnya di atas bibir tipis penuh luka tersebut, tangannya yang berada di tengkuk anak itu sedikit mengangkat kepalanya. Sedikit memiringkan kepalanya, ia melumat bibir tipis itu dengan lembut dan penuh perasaan. Begitu dalam, sangat manis dan memabukkan.

Jihoon hanya bisa memejamkan kedua matanya, menikmati morning kiss yang seperti alkohol di pagi hari, membuat pusing dan mabuk. Kedua tangannya terangkat, melingkar di leher pria itu seolah ia anak manja.

Di saat ciuman ini semakin dalam, benda tipis di saku Seungcheol berdering, awalnya dia mengabaikannya, namun ponsel itu terus berdering dan sangat mengganggu. Terpaksa dia harus melepaskan tautan bibirnya.

Just A Bank [JICHEOL FANFICTION] ✔️Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin