SIXTEEN

423 22 0
                                    

B A B  E N A M B E L A S

🌹🌹🌹

'jika cinta itu agama, maka aku akan memelukmu seperti aku memeluk agama. Tidak akan ku lepas hingga aku menua dan tiada'

-the fabolous udin-

🌹🌹🌹

I hate you i love you
I hate that i want you
You want her you need her
And i'll never be her

Now playing - i hate u i love u (Gnash ft Olivia o'brien)

🌹🌹🌹

Maaf, maaf, dan maaf, hanya 4 huruf itu yang bisa kukatakan saat ini, mengingat pertemuan kita pertama kali, maaf aku belum bisa menjadi seseorang yang dapat membahagiakanmu, dulu ataupun sekarang, maaf aku telah mengacaukan segalanya, segala tentang kita yang ku tau statusnya masih tidak jelas, maaf karena aku telah lancang masuk ke dalam kehidupanmu hingga semua hal ini terjadi, maaf juga karena aku telah mencintaimu, cinta yang seharusnya tidak kupaksakan, cinta yang seharusnya ku pendam dalam diam.

Aku meminta maaf padamu karena aku sadar bahwa ada seseorang yang dapat membuatmu lebih bahagia daripada aku, aku sadar aku bukan siapa-siapamu, aku hanya orang yang beruntung dipertemukan denganmu, tapi nyatanya pertemuan ini membuat semuanya mencadi kacau.

Hati ini menginginkan rumahnya, hati ini perlu sandaran agar lelahnya berkurang, hati ini butuh rumah yang nyaman agar dia betah berlama-lama dia dalam sana, dan rumah yang tepat untuk hati ini adalah kamu.

Aku tak ingin menjadi senja, yang hanya membuat nyaman tapi perlahan-lahan menyakitkan, dia menggantikan sinar indahnya dengan kegelapan malam, walau malam sejuk, tetap saja aku tidak akan mau menjadi senja ataupun malam, karena aku tak mau singgah lalu pergi begitu saja.

Maaf, sekali lagi ku ucapkan kata maaf di hadapanmu

Entah mengapa, belakangan ini nata sering sekali menuliskan hal-hal yang berbau 'perasaan' di dalam laptonya, dia juga sering sekali bingung tentang jalan fikirannya, dan juga tentang hatinya.

Tok..tok...tok

Gadis cantik berambut hitam lebat dengan sedikit bergelombang itu mengetuk pintu di hadapannya, ia berharap sang pemilik kamar membukakan pintu untuknya, walau ia tau sekarang adalah jam dimana semua orang sedang larut dalam mimpinya masing-masing.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.15 malam, namun ia tetap tidak beranjak dari kamar itu, sudah lebih dari 35 menit dia berdiri di sini, tapi sepertinya kaki nata tidak ingin beranjak dari tempatnya sekarang.

Setelah rasa kantuknya melanda dan kakinya juga sudah lemas, akhirnya ia memutuskan untuk kembali menuju kamar miliknya.

Ditutupnya pintu itu perlahan, ia berjalan ke arah balkon, disana pemandangan yang indah terlihat jelas, seakan-akan tuhan memberikan keindahan ini setiap detiknya, keindahan yang hanya bisa dilihat tanpa mampu dirasakan.

Gadis ini mulai menduduki satu kursi yang tersedia disana, ia menghirup udara malam yang sejuk, malam ini awan terlihat mendung, seperti ikut merasakan apa yang nata rasakan.

Tiba-tiba gemuruh hujan datang, semakin lama, semakin deras rintiknya. Gadis yang akrab disapa nata itu mulai memejamkan matanya sebentar, ia membiarkan angin hujan merasuki tubuhnya yang hanya dibalut kaos berwarna pink muda dan celana pendek selutut.

Ia menangis tanpa ada yang mengetahui, ia mengangis saat hujan itu turun, hujan tau perasaannya sekarang, langit hitam itu menjadi saksi akan kerapuhan dirinya.

Flashback on

"Gue minta maaf sama lo, please maafin gue" nata berbicara seakan orang yang di tanyainya mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Bibir itu tetap diam, seolah menolak untuk dibuka, satu persatu air keluar begitu saja dari pelupuk mata indah milik nata.

Ia ingin pangerannya itu kembali, kembali menjadi orang yang hatinya selalu damai, menjadi salah satu orang yang bisa membuatnya bahagia, dan menjadi orang yang pertama kali mendengarkan seluruh keluh kesalnya. Nata ingin pangerannya itu segera membuka matanya

"bangun lin, maafin semua kesalahan gue, kalau lo bangun, lo boleh hukum gue sepuasnya, bangun lin, bangun, gue mohon... "
Nata memegang erat tangan tak berdaya itu, satu yang ia rasakan sekarang

Dingin

Tangannya sangat dingin seperti es, tapi nata tetap suka, gadis itu tetap menyukai genggaman tangan alin, seperti pas pada jari-jarinya yang mungil

"lin, jujur, gue sayang sama lo, gue cinta lin, tapi gue sadar kalau hati lo bukan buat gue, lo anggap gue hanya sebagai teman,  gue ga mau dicap sebagai pho dihubungan kalian, sekarang gue lebih memilih mundur"

 Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan.

Dilemma [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang