31

3.2K 327 14
                                    


Real author : Bertafitrias

* * *

“Mwo? Sehun dan Yoona bertengkar lagi?”

Sooyoung mengangguk menanggapi pertanyaan Seulong.

“Dan Sehun akan ke Jepang? Apa mereka akan bercerai?”

Sooyoung diam, namun tak lama yeoja itu tampak nyengir tidak jelas.

“Hey ada apa denganmu? Hubungan mereka sedang kacau kau malah tersenyum. Lagipula kenapa kau disini? Kau harusnya menemani Yoona” ujar Kyuhyun heran akan sikap Sooyoung yang tampak tenang-tenang saja.

“Nanti oppa juga tahu. Yoona juga butuh waktu sendiri, bukan?” jawab Sooyoung asal.

* * *

Tangan yeoja itu tampak bergetar. Dia ragu untuk menghubungi sang namja disebrang.

Apa dia pantas melakukannya?

Apa dia terkesan tidak tahu malu jika menelpon namja itu setelah semua yang dia lakukan padanya?

Tapi, sungguh Yoona tak sanggup untuk menahan dirinya.

Dia butuh Sehun, dia butuh suaminya. Demi apapun, dia butuh semua yang selama ini namja itu berikan padanya. Pelukan, ciuman, rayuan dan sebagainya.

Baiklah, Yoona takkan ragu lagi. Masa bodoh dengan harga diri. Yang pasti dia harus menuntaskan kegalauan hatinya dan meminta maaf pada sang suami.

Perlahan tapi pasti, Yoona mulai meraih ponselnya. Menunggu dengan hati gelisah.

* * *

“Tuan, anda yakin akan pergi sekarang?” tanya Jongwoon dengan wajah ragu.

Sehun menghela nafas berat. Tentu saja tidak! Jongwoon pura-pura tidak paham atau memang bodoh? Memang enak meninggalkan yeoja yang kita cintai? Tapi terserahlah, Sehun lebih memilih diam. Namja itu merasa membuang energinya dengan percuma jika harus meladeni Jongwoon.

“Berapa lama lagi pesawatnya berangkat?” tanya Sehun mengalihkan perhatian.

“Eumm.. sekarang tinggal tujuh menit lagi” jawab Jongwoon cuek namun berbanding terbalik dengan Sehun yang gugup. Duh, kenapa hatinya ini? Terasa ada yang mengganjal terus dari tadi…

“Apa sekarang saja kita masuk? Sudah ada pemberitahuan tadi” tanya Jongwoon. “Atau kita batalkan saja? Saya rasa tuan Wu akan mengerti, bukankah meetingnya seharusnya satu minggu lagi?”

Sehun diam. Dia benar-benar tak ingin pergi. Tapi mau bagaimana lagi, istrinya sendiri tak menginginkan kehadirannya di sisinya. Dia bahkan takut dan memandang rendah dirinya. Sungguh ironis.

“Aniya, kita berangkat sekarang… kajja” ujar Sehun menetapkan hatinya setelah cukup lama terdiam.  Membuat Jongwoon menghela nafas. Tuannya ini… kasihan sekali.

Tiba-tiba saja Sehun berhenti. Membuat Jongwoon ikut berhenti. Namja itu menatap heran Sehun yang telah merogoh ponselnya dari dalam saku dan tampak terkejut sendiri.

“Tuan, ada…”

Sehun langsung menaikkan satu tangannya. Mengisyaratkan agar Jongwoon diam.

“Halo?” jawab Sehun lembut. Membuat Jongwoon mengernyit. Biasanya hanya pada Yoona saja Sehun bisa selembut itu. Tapi ini? Sepertinya tidak mungkin istri atasannya itu yang menelpon mengingat pertengkaran mereka kemarin.

“……………”

“Eodiya?”

“……………”

[•] ɴᴏᴛ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ [ʀᴇᴍᴀᴋᴇ] ✔ Where stories live. Discover now